Itu sejalan dengan program pemerintah untuk tidak mudik, tidak piknik, dan bersilaturahim secara daring.
Oleh
HELENA F NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Commuterline Indonesia mencatat jumlah pengguna KRL pada hari pertama Lebaran 2020 turun 90 persen dibandingkan hari yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi seiring adanya pembatasan operasional KRL pada masa Lebaran.
Erni Sylviane Purba, VP Corporate Communication PT KCI, Senin (25/05/2020) menjelaskan, pada masa Lebaran 2020, operasional KRL Commuter Line berlangsung terbatas. Pagi hari pada pukul 05.00-08.00 dan sore hari pada pukul 16.00-18.00.
Pembatasan jam operasional tersebut merupakan upaya untuk mengurangi mobilitas masyarakat yang tidak perlu. Itu sejalan dengan program pemerintah untuk tidak mudik, tidak piknik, dan bersilaturahim secara daring.
Sepanjang operasional pada Minggu pagi, situasi kondisi terjaga dan pengguna dengan tertib mematuhi berbagai protokol kesehatan, termasuk upaya jaga jarak di dalam kereta dan stasiun. Pada pagi hari, dengan pembatasan operasi ini, PT KCI menjalankan 276 jadwal perjalanan KA.
Pada pembukaan perjalanan KRL sore hari, lanjut Purba, pengguna sudah mulai antre di luar area sejumlah stasiun, antara lain Stasiun Angke, Karet, dan Tanah Abang. Antrean terjadi sejak pukul 14.00 walau tidak seramai hari biasanya.
Saat stasiun kembali dibuka, terlihat antrean pembelian tiket yang berlangsung selama 15-20 menit. Pengguna selanjutnya diatur menuju ke peron dengan tertib sesuai batasan jumlah pengguna yang dimungkinkan.
Untuk mengurai antrean pengguna, PT KCI juga menjalankan dua rangkaian kereta tambahan, yaitu KA 1786 relasi Angke-Bogor berangkat pukul 16.40 dan KA 1790 relasi Manggarai-Bogor berangkat pukul 17.39. Dua kereta tambahan ini melengkapi 172 jadwal perjalanan KA yang dioperasikan untuk sore hari.
Hingga pukul 18.00 di hari Minggu kemarin, hanya 53.310 pengguna yang memanfaatkan jasa KRL Commuter Line atau turun 54 persen dibanding hari sebelumnya. Hari pertama Lebaran tahun tahun 2018, KRL melayani 575.148 penumpang dan Lebaran tahun 2019 melayani 424.834 penumpang. Artinya, jumlah pengguna KRL pada Lebaran tahun 2020 ini turun hingga 90 persen.
Polana B Pramesti, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dalam keterangan tertulis menjelaskan, transportasi umum di Jabodetabek pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Minggu, 24 Mei dan Senin, 25 Mei 2020 tetap berjalan namun dengan pembatasan. Sesuai ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), transportasi umum dengan pembatasan tersebut ditujukan terutama untuk memfasilitasi kegiatan yang dikecualikan dalam PSBB.
”Oleh karena itu, masyarakat di Jabodetabek diminta untuk berlebaran di rumah dan tidak melakukan kegiatan silaturahmi fisik/anjangsana ke mana pun di wilayah Jabodetabek (mudik lokal). Kegiatan anjangsana untuk silaturahmi pada masa Lebaran tidak termasuk dalam kegiatan yang dikecualikan dalam PSBB,” jelasnya.
Pengoperasian angkutan umum di wilayah Jabodetabek yang mengalami pembatasan, untuk KRL, PT KCI melayani perjalanan KRL dengan jam operasional mulai pukul 05.00-08.00 pada pagi hari dan pukul 16.00-18.00 pada sore hari untuk semua lintas perjalanan. Pada waktu-waktu di luar jam operasional tersebut, stasiun akan ditutup.
Untuk jam operasional Transjakarta, pada hari Minggu, 24 Mei 2020, berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 18.00. Adapun hari Senin, 25 Mei 2020, Transjakarta beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 18.00. Sementara itu, waktu operasional angkutan umum regular di Bodetabek (di luar DKI Jakarta) tetap sama seperti di awal penerapan PSBB, pukul 05.00 hingga 19.00.
Nadia Diposanjoyo, Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta menjelaskan, meski ada pembatasan layanan pada pagi hingga sore, untuk layanan semi amari atau angkutan malam hari tidak berubah.
Layanan amari, jelas Nadia, beroperasi pukul 19.30-23.00. ”Tidak ada perubahan pada layanan semi amari ini dan beroperasi seperti biasa,” ujarnya.
Layanan lain yang beroperasi selama hari raya adalah layanan penugasan bagi tenaga rumah sakit. Transjakarta melayani sebanyak 12 rute dengan jam operasional yang telah disesuaikan dengan waktu sif tenaga kesehatan rumah sakit.