Dibayangi Sanksi AS, Kapal Tanker Iran Merapat di Venezuela
›
Dibayangi Sanksi AS, Kapal...
Iklan
Dibayangi Sanksi AS, Kapal Tanker Iran Merapat di Venezuela
Kapal tanker pertama Iran yang mengangkut bensin tiba di Venezuela. Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut hal ini adalah pemberontakan dua negara revolusioner.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
CARACAS, SELASA — Kapal utama armada tanker Iran, Fortune, yang membawa bensin untuk dipasok ke Venezuela, mendekati salah satu pelabuhan milik perusahaan minyak negara itu, PDVSA. Berlabuhnya tanker utama dari lima tanker minyak Iran dari lima yang direncanakan menjadi kemenangan bagi kedua negara, yang kini tengah berseteru dengan Pemerintah Amerika Serikat.
Kapal kedua, Hutan, pada Sabtu (23/5/2020), sudah memasuki kawasan Laut Karibia. Sementara tiga kapal lainnya sedang melintasi Laut Atlantik.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro gembira dengan tibanya kapal pertama dari Iran. Di dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, Maduro mengatakan, sebagai dua negara yang menginginkan perdamaian, Iran dan Venezuela memiliki hak untuk berdagang secara bebas. Dia juga mengatakan, pemerintahan revolusioner di kedua negara tidak akan bertekuk lutut terhadap Amerika Serikat.
”Kami adalah dua negara pemberontak, dua negara revolusioner yang tidak akan pernah berlutut di hadapan imperialisme AS. Venezuela memiliki teman di dunia ini, dan teman yang berani,” kata Maduro.
Venezuela merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan minyak terbesar dunia, tetapi harus mengimpor bensin karena produksinya telah jatuh dalam dua dekade terakhir. Jaringan penyulingan minyak Venezuela yang telah beroperasi sejak awal tahun ini pun hanya memproduksi sekitar 10 persen dari kapasitas total yang mencapai 1,3 juta barrel per hari. Hal ini membuat Pemerintah Venezuela terpaksa mengimpor bensin.
Untuk memberikan harapan kepada rakyat, TV Pemerintah Venezuela terus memutar gambar-gambar kapal tanker Iran yang tengah berlayar melalui perairan Karibia. Kapal-kapal tersebut dikawal oleh pesawat tempur Venezuela untuk menghindari kemungkinan terjadinya pencegatan di tengah laut oleh militer negara-negara yang tidak sepakat dengan kerja sama kedua negara.
Iran dikabarkan mengirimkan sekitar 1,5 miliar barrel bensin dan sejumlah komponen ke Venezuela dengan menggunakan kapal-kapal tersebut. Menurut perhitungan para analis, bensin itu diperkirakan akan mencukupi kebutuhan rakyat selama dua hingga tiga pekan.
Keputusan Venezuela untuk mengimpor bensin dari Iran, menurut Russ Dallen, pimpinan Capital Capital, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Miami, bukanlah langkah yang tepat.
”Negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia sekarang menjadi pengimpor jutaan galon bensin dari sebuah negara yang gagal di belahan dunia lainnya,” kata Dallen.
Manajemen PDVSA tidak menanggapi permintaan konfirmasi mengenai angka impor bensin yang tepat yang diangkut lima kapal tanker tersebut dan soal rencana mengimpor minyak lebih banyak dari Iran.
Tindakan AS
Pengiriman bahan bakar minyak oleh Iran ke Venezuela sempat dibayang-bayangi kekhawatiran pencegatan oleh militer AS di tengah pelayaran. Pemerintah Iran mengeluarkan peringatan kepada para pihak yang menolak pengiriman tersebut bahwa mereka akan menerima ”konsekuensi yang pahit” bila menghalang-halangi pengiriman itu.
Iran juga telah menerima sanksi ekonomi yang keras dari AS. Venezuela juga mendapat sanksi ekonomi dari AS karena mengekspor minyak. Kondisi ini membuat cadangan minyak Venezuela menjadi tidak berarti karena sanksi AS itu.
Tekanan dari Pemerintah AS itu merupakan bagian dari upaya penggulingan Maduro oleh Washington. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus menilai Maduro tidak layak dan tidak cakap memimpin Venezuela.
”Ini adalah pengingat menyedihkan atas salah urus Maduro,” kata Ortagus.
Menurut Pemerintah AS, Venezuela membutuhkan pemimpin baru yang terpilih melalui pesta demokrasi bebas dan adil serta akhirnya mampu mengarahkan Venezuela menjadi sebuah negara yang demokratis dan sejahtera secara ekonomi.
Pemerintah AS berencana menanggapi kedatangan kapal-kapal pengangkut minyak dari Iran. Namun, belum ada penjelasan lebih detail mengenai hal ini. (AFP/AP/Reuters)