logo Kompas.id
Ekonomi Inklusif Pascapandemi
Iklan

Ekonomi Inklusif Pascapandemi

Pengembangan ekonomi frugal yang inklusif bukan persoalan efisiensi perhitungan ekonomi saja, tetapi tentang ekonomi politik bisnis dan kapasitas negara.

Oleh
Meuthia Ganie-Rochman
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ecwkxni0KiCCVBPeq8cn0Eaz3J0=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F68af3f1b-d75b-4ac9-9d52-c296445d8ddd_jpg.jpg
Kompas/Yuniadhi Agung

Warga memilih pakaian di lapak penjual pakaian di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (20/5/2020). Para penjual berjualan dalam gelap karena aliran lisrik dimatikan terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sejumlah pedagang mengeluhkan penjualan yang menurun menjelang hari raya Idul Fitri karena tidak banyak warga yang berbelanja tahun ini.

Para ekonom semakin bersatu dalam berpandangan bahwa pandemi Covid-19 akan menciptakan resesi mendalam, bahkan depresi. Survei University of Chicago Booth School of Business menunjukkan 63 persen ekonom Amerika dan 82 persen ekonom Eropa dalam forum mereka sependapat dengan kemungkinan terjadi resesi besar.

Ramalan terjadinya resesi berkepanjangan didasarkan pada fakta belum adanya kepastian kapan dan bagaimana Covid-19 dapat dikendalikan. Para ilmuwan masih mengamati karakter virus. Dalam situasi seperti ini, optimisme bangkitnya kembali ekonomi global dalam waktu dekat ibarat harapan tanpa dasar.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000