Harapan dimulainya kembali Liga Inggris semakin terbuka dengan pedoman baru yang dikeluarkan pemerintah. Mereka berpotensi segera menyusul Bundesliga yang sudah menjalani dua pekan kompetisi pada masa pandemi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN – Pemerintah Inggris mengizinkan klub-klub Liga Inggris berlatih normal. Melunaknya pemerintah terhadap kondisi pandemi, menunjukkan kelanjutan musim 2019/2020 semakin dekat. Namun, keputusan itu masih menggantung karena beberapa pemain menyuarakan penolakannya.
Pemerintah mengeluarkan pedoman fase kedua bagi olahraga. Fase itu berarti atlet bisa kembali berlatih seperti biasa. Para pemain bisa berlatih dengan tim, berinteraksi dari jarak dekat, termasuk melakukan tekel. Pada fase pertama, dikeluarkan 13 Mei lalu, atlet hanya boleh berlatih dengan jarak yang dibatasi.
Perkembangan menuju tahap kedua ini dinilai sebagai langkah awal mendekati kembali bergulirnya musim. Diperkirakan, tahap ketiga dari pemerintah merupakan protokol dimulainya kompetisi profesional yang akan berlangsung pada Juni 2020.
”Pedoman yang baru, tahap kedua, merupakan tahap mengembalikan proses latihan atlet elite. Ini dirancang untuk meminimalisasi cedera dan menjaga kesehatan dan keselamatan semua,” kata Menteri Muda Olahraga dan Pariwisata Inggris Nigel Huddleston, Senin (25/5/2020).
Menurut Huddleston, langkah ini akan menjadi awal percobaan melakukan kegiatan olahraga yang aman. ”Karena kami terus bekerja untuk kembali memulai kompetisi tanpa penonton,” jelasnya.
Meski begitu, Liga Inggris masih akan menghadapi pekan krusial. Dalam tiga hari ke depan, mereka akan berdiskusi dengan kapten klub, pelatih, dan representasi asosisasi pemain. Diskusi itu akan diakhiri dengan pemungutan suara untuk berlatih normal.
Masalahnya, pemain dari beberapa klub, seperti Troy Deeney, Danny Rose, dan N’golo Kante sebelumnya telah menyampaikan kekhawatiran mereka. Mereka menolak untuk bergabung bersama sesi latihan tim dengan alasan kesehatan.
Deeney, kapten Watford, mengatakan, tidak mau berlatih karena peduli terhadap kesehatan anaknya yang masih berusia lima bulan. ”Dia masih kesulitan bernapas. Saya tidak mau pulang ke rumah dan membahayakan keselamatannya,” katanya.
Penolakan beberapa pemain ini dikhawatirkan hanya puncak ”gunung es”. Diduga masih banyak pemain yang ingin menolak tetapi masih takut bersuara. Seperti kata Jamie Redknapp, mantan pemain sekaligus pengamat Liga Inggris, hal itu akan berdampak besar terhadap kelanjutan musim.
Redknapp telah berbicara dengan beberapa manajer. Menurut dia, banyak dari manajer tersebut yang menilai penolakan pemain bisa menjadi masalah yang besar. Jika ada 6 dari total 22 pemain merasa tidak aman bermain, hal itu akan membuat kekuatan tim sangat timpang.
”Ini yang menjadi masalah Liga Inggris. Beberapa tim akan kehilangan pemain. Misal Watford kehilangan kapten mereka, ini akan menjadi kompetisi yang tidak adil,” tambah Redknapp.
Di lain sisi, para pemain pun tidak bisa dipaksa untuk berlatih. Pada kondisi darurat, seperti sekarang, pemain punya hak mengutamakan keselamatan mereka dan keluarga. ”Misal Kante tidak mau main untuk Chelsea, pelatih mereka Frank Lampard harus menjadi orang pertama yang mengatakan itu tidak masalah,” kata Redknapp.
Adapun Liga Inggris masih menghadapi fakta beberapa tim tidak bisa berlatih karena ditemukan kasus Covid-19 dalam tes massal pekan lalu terhadap 748 pemain dan staf. Pada tes itu, pemain Watford dan Bournemouth dinyatakan positif.
Namun, tak bisa dimungkiri langkah pemerintah merupakan pertanda baik bagi kompetisi. Di Jerman, dukungan pemerintah terbukti melapangkan jalan Bundesliga yang saat ini memasuki pekan kedua lanjutan kompetisi.
La Liga
Di Spanyol, keputusan Perdana Menteri Pedro Sanchez mengizinkan kompetisi dimulai menjadi berkah bagi La Liga. Setelah dihentikan nyaris tiga bulan, La Liga segera digelar pada 11 Juni.
Presiden La Liga Javier Tebas meyakini, kompetisi akan kembali bergulir, diawali dengan Derbi Sevilla antara Sevilla melawan Real Betis, di Stadion Ramon Sanchez-Pizjuan, pada 11 Juni.
”Saya berharap itu bisa menjadi tanggalnya, kami menginginkan Sevilla lawan Real Betis sebagai laga pembuka. Ini diputuskan setelah lampu hijau dari Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez,” kata Tebas pada Senin.
Tebas mengatakan, sangat penting bagi La Liga untuk segera kembali. Hal ini menjadi satu-satunya cara agar musim ini bisa diselesaikan. Namun, dia mengingatkan pemain dan staf untuk bertanggung jawab terhadap protokol semasa pandemi.
La Liga masih menyisakan 11 pekan lagi. Hingga pekan ke-27, perebutan gelar juara masih sengit. Puncak klasemen dikuasai juara bertahan FC Barcelona (58 poin), dibuntutui rival mereka, Real Madrid (56 poin).
Sementara itu, perebutan tiket menuju Liga Champions juga ketat. Empat tim yaitu Sevilla, Real Sociedad, Getafe, dan Atletico Madrid hanya terpaut jarak dua poin untuk merebut dua kuota di Liga Champions. (AP/REUTERS)