Silaturahmi Digital Saat Idul Fitri, Pererat Koneksi di Tengah Pandemi
›
Silaturahmi Digital Saat Idul ...
Iklan
Silaturahmi Digital Saat Idul Fitri, Pererat Koneksi di Tengah Pandemi
Bersilaturahmi dalam suasana Lebaran di tengah kondisi pandemi Covid-19 terasa jauh berbeda. Kini, umat Muslim di Indonesia mengandalkan teknologi informasi dalam bersilaturahmi menyambut hari yang fitri.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
Bersilaturahmi dalam suasana Lebaran di tengah kondisi Pandemi Covid-19 terasa jauh berbeda. Tidak ada kehangatan salam dan pelukan dari kerabat hingga sahabat. Demi memutus rantai persebaran Covid-19, umat Muslim di Indonesia mengandalkan teknologi informasi dalam bersilaturahmi.
Panji (29), karyawan swasta di Bandung, telah bersiap di depan ponselnya setelah melaksanakan salat Idul Fitri bersama istri di rumahnya di kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Minggu (24/5/2020) sekitar pukul 09.00.
Masih dengan baju kokonya, Panji sekeluarga menghubungi mertuanya yang berada di Kecamatan Pameungpeuk, Garut. Wajah Panji beserta istri dan anaknya pun masuk ke dalam satu bingkai video, siap menyapa keluarganya dari jauh.
”Dari tahun lalu, kami sudah berencana berlebaran di kampung istri. Namun, karena ada pandemi Covid-19 ini, saya memutuskan untuk di rumah saja,” ucapnya. Panji menuturkan, silaturahmi daring tidak hanya dilakukan kepada keluarga sang istri. Keluarga besarnya yang berada di Palembang pun dihubungi.
Silaturahmi daring ini memang baru pertama kali dilakukan. Namun, menurut Panji, hal tersebut tidak memudarkan semangat bersilaturahmi bersama keluarga besar. Bahkan, dia menyesalkan beberapa orang di media sosial yang menyatakan silaturahmi tidak bisa dilaksanakan tanpa bertemu langsung.
”Saya teh suka kesal kalau lihat di Facebook, ada yang update status untuk bersikukuh datang ke keluarga besar, kumpul keluarga. Videocall juga bisa menyambung silaturahmi meski tidak sekuat bertemu langsung. Jangan sampai gagap teknologi,” tuturnya.
Tidak hanya kalangan warga yang menjaga diri demi memutus mata rantai pandemi Covid-19, pejabat publik pun demikian. Gedung Pakuan, Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Minggu (24/5/2020), tidak seperti hari raya Idul Fitri biasanya. Tidak ada gelar griya (open house) dan halalbihalal sebagai ajang silaturahmi dan sapa warga dari berbagai golongan dalam suasana Idul Fitri.
Ternyata, Gubernur Jabar Ridwan Kamil memilih mengadakan halalbihalal secara daring. Bersama sang Istri, Atalia Praratya, mereka menyapa warga lewat layar monitor yang terhubung dengan puluhan layar dari berbagai daerah.
Menurut Kamil, perayaan Idul Fitri hari ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Dia meminta warga untuk beradaptasi, bahkan menunda tradisi di hari Lebaran yang mengumpulkan massa, salah satunya halalbihalal.
Kamil berujar, tradisi bersalaman dan saling mengunjungi dalam menyambut Idul Fitri dapat diganti dengan silaturahmi secara daring. Meski silaturahmi itu memiliki nilai kemuliaan, tuturnya, warga lebih baik mementingkan pencegahan persebaran Covid-19 yang bisa mengancam nyawa anggota keluarga lainnya.
Akan tetapi, kondisi ini diharapkan tidak mengurangi nilai dari kebersamaan di hari kemenangan. Kamil menuturkan, halalbihalal virtual ini menunjukkan Jabar tidak menyerah kepada Covid-19 dan dapat bersilaturahmi dengan berbagai cara.
”Idul Fitri bukan tentang belanja baju baru atau hanya mudik untuk silaturahmi. Pada masa pandemi ini, pertemuan sebaiknya dilakukan jarak jauh. Walaupun silahturahmi mengandung nilai ibadah, mencegah hilangnya nyawa itu lebih utama dan mulia,” ucapnya.
Bahkan, di hari kemenangan ini, Kamil beserta keluarganya memilih melaksanakan shalat Id di rumah bersama keluarga besar dan petugas di rumah dinas gubernur. Dalam shalat tersebut, mereka memberikan jarak lebih kurang 1 meter per orang dalam satu saf atau deret.
Idul Fitri bukan tentang belanja baju baru atau hanya mudik untuk silaturahmi. Pada masa pandemi ini, pertemuan sebaiknya dilakukan jarak jauh. Walaupun silahturahmi mengandung nilai ibadah, mencegah hilangnya nyawa itu lebih utama dan mulia.
”Ini pertama kali dalam sejarah, kami melakukan open house digital atau halalbihalal dalam video conference. Memang saat ini tidak bisa bersalam-salaman secara fisik, tetapi manusia bisa menyesuaikan tanpa menghilangkan esensi dari Ramadhan dan Idul Fitri. Yang penting, pesannya sampai ke hati,” ujarnya.
Selain bersilaturahmi, Kamil mengingatkan para kepala daerah untuk tetap melaksanakan pengetesan Covid-19 secara masif. Dia mengajak kepala daerah untuk tetap solid untuk menanggulangi Covid-19. Apalagi, dari berbagai daerah tampak kerumunan yang tercipta dari aktivitas warga, seperti berbelanja dan mudik.
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan penularan Covid-19 di Jabar. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar mencatat kenaikan kasus positif aktif yang meningkat dalam tiga hari terakhir, yakni 1.484 kasus pada Minggu (24/5/2020), 1.447 kasus pada Sabtu (23/5), dan 1.445 kasus pada Jumat (22/5).
”Idul Fitri tahun ini semua sedang berada dalam situasi yang sulit. Karena itu, mari kita kembali dalam hakikat utama Idul Fitri, yaitu menjemput hari kemenangan. Kemenangan dari hawa nafsu dan segala keburukan,” tuturnya.
Esensi dari silaturahmi ini adalah berbagi cerita dalam tawa di hari kemenangan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, setiap orang masih bisa terkoneksi di hari yang fitri, tanpa harus mengorbankan diri berpotensi tertular penyakit selama pandemi.