Kehadiran satwa ini juga membuat ngeri karena sering kali muncul dalam jumlah banyak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
Selama sebulan terakhir ini, budayawan Sutanto Mendut (66), sering kedatangan ”tamu” di rumahnya di Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bukan tamu sesama rekan seniman yang biasa datang, tamu-tamu yang sering mengunjunginya adalah berbagai binatang dengan beragam bentuk dan ukuran, mulai dari burung, kucing, hingga ular!
Sutanto mengatakan, keberadaan binatang yang sangat mengagetkan tentu saja ular. Selain karena ada sebagian yang merupakan jenis ular berbahaya, seperti ular piton, kehadiran satwa ini juga membuat ngeri karena sering kali muncul dalam jumlah banyak.
”Jumlah ular yang bermunculan, berkeliaran di rumah, pernah mencapai hingga 20 ekor dalam satu hari,” ujarnya, Kamis (21/5/2020).
Setelah ditangkap, ular-ular tersebut biasanya langsung dilepas di areal sawah di sekitar rumahnya.
Selain ular, satwa yang terlihat sering datang ke rumahnya adalah berbagai burung dengan warna bulu mencolok, yang tidak dia ketahui jenisnya. Sejenis serangga, garengpung atau tonggeret (Cicadae), dalam sebulan terakhir, diketahuinya juga terus terdengar mengeluarkan suara nyaring di depan rumahnya.
Sutanto menyakini, binatang-binatang tersebut sebenarnya memang sejak lama ada dan tinggal di sekitar rumahnya. Namun, sebelum ini, satwa-satwa tersebut mungkin tidak berani menampakkan diri karena situasi di rumah dan jalan terlalu ramai dan berisik karena berbagai aktivitas manusia. Dan sebaliknya, mereka pun berani muncul, setelah situasi sepi akibat pandemi.
”Bisa jadi, pandemi ini adalah tanda, peringatan yang diberikan Tuhan kalau selama ini kita sudah terlalu berisik,” ujarnya.
Dia semakin yakin karena di rumah teman-temannya yang lain pun terjadi hal yang sama.
Di rumahnya sendiri, Sutanto mengakui, sering terjadi aktivitas berisik. Selain karena sering kedatangan tamu berdiskusi dan mengobrol, rumahnya juga sering menjadi tempat latihan dan pentas kesenian yang digelar dalam berbagai tema.
Tidak sekadar suara musik dan gerakan, dia menduga berisik tersebut juga datang dari suara teman-teman seniman yang diejeknya sebagai suara yang tidak menyenangkan didengar.
”Banyak teman suaranya berisik dan sumbang,” ujarnya, sembari tertawa.