Gempa Magnitudo 4,3 di Lombok Dirasakan hingga Bali
›
Gempa Magnitudo 4,3 di Lombok ...
Iklan
Gempa Magnitudo 4,3 di Lombok Dirasakan hingga Bali
Gempa tektonik dengan magnitudo 4,3 mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Karangasem, Bali, Kamis sore. Meski gempa sempat memicu kepanikan warga, belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA/KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Gempa tektonik bermagnitudo 4,3 mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Karangasem, Bali, Kamis (28/5/2020) sore. Meski gempa sempat memicu kepanikan warga, belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa hingga Kamis malam.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi mengatakan, gempa terjadi pukul 15.23 Wita. Dari analisis, episenter gempa terletak pada koordinat 8,54 Lintang Selatan dan 116,04 Bujur Timur atau sekitar 159 kilometer barat laut Lombok Barat, NTB. Ardhianto menambahkan, gempa di kedalaman 10 kilometer itu merupakan jenis gempa bumi dangkal. Itu terjadi akibat aktivitas sesak aktif di dasar laut.
Dari data yang dihimpun BMKG, kata Ardhianto, gempa bumi itu dirasakan di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Mataram dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity).
”Pada skala itu, getaran dirasakan nyata di dalam rumah. (Masyarakat) merasakan getaran seakan-akan ada truk melintas,” kata Ardhianto.
Sementara itu, di Karangasem, Bali, intensitas gempa sebesar II MMI. Pada skala itu, getaran hanya dirasakan beberapa orang serta benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 20.30 Wita, belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa. Ardhianto berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pantauan Kompas, saat gempa, selain terdengar gemuruh, juga ada entakan yang keras. Di kawasan Rembiga, Kota Mataram, warga berhamburan keluar ruangan, tetapi hanya sampai beranda rumah. Mereka tidak keluar ke halaman karena pada saat yang sama, hujan deras mengguyur Kota Mataram.
Pada skala itu, getaran dirasakan nyata di dalam rumah. (Masyarakat) merasakan getaran seakan-akan ada truk melintas.
Secara terpisah, sejumlah warga di daerah lain juga mengaku merasakan gempa. Nursida Syam (40), pegiat literasi di Tanjung, Lombok Utara, mengaku, saat terjadi gempa, dirinya tengah berkumpul bersama keluarga. ”Saya tersentak, lalu lari keluar rumah. Saya teriak agar anak keluar rumah,” katanya.
Gempa pada Kamis sore ini merupakan gempa keempat yang dirasakan guncangannya di NTB dalam dua minggu terakhir. Sebelumnya, berdasarkan data BMKG Stasiun Geofisika Mataram, dari 95 kejadian sepanjang 15-22 Mei 2020, ada tiga gempa yang dirasakan, yakni gempa berkekuatan M 3,0 pada 18 Mei, gempa M 2,8 pada 20 Mei, dan gempa M 3,0 pada 22 Mei.
NTB, khususnya Lombok, juga memiliki riwayat gempa besar yang hingga saat ini masih terekam dalam ingatan masyarakat setempat. Kejadian tersebut adalah gempa berkekuatan M 6,4 pada Rabu (29/7/2018) yang menewaskan 20 orang dan mengakibatkan 401 orang terluka serta puluhan ribu rumah rusak.
Tidak lama berselang, Minggu (5/8/2018), terjadi gempa M 7,0 yang menewaskan 564 orang (dua di antaranya di Bali, dua di Sumbawa Barat, dan lima di Sumbawa), 1.886 orang luka-luka, dan 472.419 orang mengungsi. Sementara rumah rusak mencapai 216.489 unit. Hingga saat ini, proses pemulihan pascagempa masih berlangsung, salah satunya pembangunan hunian tetap bagi penyintas gempa.