Industri Perhotelan Bersiap Masuk ke Era Normal Baru
›
Industri Perhotelan Bersiap...
Iklan
Industri Perhotelan Bersiap Masuk ke Era Normal Baru
Bagaimana bisnis hotel di era normal baru? Banyak prosedur baru yang diterapkan pengelola yang mungkin tidak ada sebelumnya.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pengelola hotel bersiap mengoperasikan kembali hotel-hotel yang terpaksa ditutup selama pandemi Covid-19 dalam suasana normal baru. Mereka telah membuat standar operasional baru yang menekankan aspek keamanan dan kesehatan tamu serta pengelola hotel.
Santika Group of Hotels and Resort melalui L Sudarsana, GM Corporate Marcomm and Business Development, mengatakan, sebanyak 80 persen hotel di bawah naungan Santika Group akan kembali beroperasi secara bertahap mulai 4 Juni 2020. Santika Group memiliki 114 hotel yang meliputi Hotel Amaris, Santika, The Samaya, The Kayana, dan Anvaya. Sebagian besar hotel ditutup selama pandemi Covid-19 karena sepi tamu.
Sudarsana menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan prosedur standar operasi kesehatan menjelang pembukaan hotel. Setiap karyawan, misalnya, diwajibkan langsung membersihkan diri begitu tiba di hotel dan mengenakan pakaian yang baru. Setiap tamu dan karyawan juga akan diperiksa temperatur tubuhnya dan diminta mengenakan masker selama berada di lingkungan hotel. Hotel akan menyediakan masker dan sarung tangan untuk tamu yang membutuhkan.
Saat ini, pengelola Santika Group mulai melakukan pengadaan barang, seperti sarung tangan, masker, cairan pembersih tangan, dan disinfektan. Hotel juga membeli boks dan plastik makanan untuk membungkus setiap menu masakan, termasuk kue dan pastri.
Industri perhotelan di era normal baru ini, lanjut Sudarsana, menghadapi tantangan baru, yakni volume pekerjaan bertambah untuk memastikan prosedur kesehatan terpenuhi. Pengeluaran hotel pun membengkak karena harus membeli alat pelindung diri bagi karyawan hotel dan tamu. Sebaliknya, penjualan kamar hotel berkurang.
”Ini fenomena luar biasa yang menjadi tantangan untuk investor dan pemilik hotel,” katanya, Kamis (28/5/2020), di Jakarta. Di tengah situasi sulit ini, lanjut Sudarsana, efisiensi menjadi kunci untuk bertahan. Selain itu, pengelola hotel harus berusaha mengeluarkan paket menginap yang menggiurkan untuk menarik minat konsumen.
”Saya memperkirakan bisnis hotel masih so-so hingga akhir tahun. Pasti jalannya tidak akan mulus. Tetapi, kami harus cermat untuk mengatur sumber daya manusia dan pengeluaran. Sudah tak bisa seperti biasa, ini sudah era baru,” tegasnya.
Pengelola The Dharmawangsa Jakarta juga bersiap-siap melanjutkan kegiatannya pada 1 Juni 2020. Sebelumnya, hotel ini memutuskan menghentikan operasinya sejak 10 April hingga 31 Mei 2020 akibat pandemi Covid-19. Meskipun demikian, The Dharmawangsa tetap membuka layanan pesan antar dan pengambilan makanan, keik, dan hamper.
”Periode (pengoperasian hotel) ini dapat berubah sesuai dengan situasi dan peraturan pemerintah,” tulis Director of Communications The Dharmawangsa Jakarta Lira Dachlan melalui keterangan pers.
The Dharmawangsa juga membuat prosedur standar operasi yang baru. ”Kami percaya bahwa berurusan dengan (pencegahan penularan) virus korona baru itu yang paling penting. Kami yakin ini akan berlalu. Kami menunggu dengan pintu dan hati terbuka setiap tamu yang datang ke The Dharmawangsa Jakarta,” tulis Lira.
Director of Communications Shangri-La Hotel Jakarta Debby Setiawaty mengatakan, perlu waktu untuk mengembalikan bisnis perhotelan menjadi normal seperti sebelum pandemi. ”Bagi kami, (saat ini hotel) bukannya (bersiap) kembali seperti dulu (sebelum pandemi), tetapi menyiapkan bisnis perhotelan untuk masuk ke era normal baru,” katanya di Jakarta, Rabu.
Menyongsong era normal baru itu, lanjut Debby, pengelola Shangri-La Jakarta telah membuat standar operasional baru yang menekankan aspek kebersihan, kesehatan, dan keamanan di kamar dan area publik. Karyawan hotel harus mengenakan masker, sarung tangan, dan menggunakan cairan pembersih tangan. Penyajian makanan dipastikan bersih, sehat, dan terlindungi dari virus.
Industri perhotelan termasuk industri yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia pada awal April lalu, sedikitnya 1.266 hotel di seluruh Indonesia berhenti beroperasi untuk sementara waktu (Kompas, 8/4/2020).
Paket normal baru
Selain menyiapkan prosedur standar operasi baru, pengelola hotel juga berusaha mempertahankan bisnisnya dengan membuat aneka paket yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di era normal baru. Strategi ini antara lain diambil oleh Santika Group, Shangri-La Jakarta, Hotel Indonesia Kempinski, The Dharmawangsa Jakarta, dan Aryaduta Suites Semanggi.
Restoran-restoran di HI Kempinski, misalnya, membuat program layanan pesan antar makanan. Ini sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelum pandemi. Dulu, restoran-restoran itu menjadi tempat bertemu favorit kaum urban dari berbagai latar belakang profesi setelah mereka lelah bekerja. Hotel itu juga menawarkan paket menginap dengan harga menarik.
”Hotel harus bisa tetap relevan dengan kebutuhan (pelanggan), menyediakan program atau paket promosi yang menyesuaikan keadaan,” ujar Marketing Communications Coordinator HI Kempinski Jakarta Richo Prafitra.
Hotel Shangri-La Jakarta berusaha menarik tamu dengan menjual kupon menginap dengan harga mulai Rp 1.250.000 per malam termasuk sarapan. Dalam kondisi normal, harga sewa kamar di hotel itu mulai Rp 2.300.000 per malam. Shangri-La juga menjual kupon makan malam dengan harga Rp 1.000.000 yang nilainya setara Rp 2.500.000 jika digunakan.
”Antusiasme konsumen cukup baik. Mereka membeli voucer (kupon) menginap atau makan untuk hadiah keluarga yang ulang tahun. Ada juga perusahaan yang membeli kupon untuk karyawan,” ujar Debby.
Strategi menjual kupon menginap juga diambil Hotel Le Meridien. Kupon menginap dijual Rp 999.999 per malam termasuk sarapan dan makan siang untuk dua orang. Masa pembelian kupon dari sebelum 15 Juni 2020 dan masa pakai hingga 31 Mei 2021.
Aryaduta Suites Semanggi membuat program paket menginap social distancing in style untuk orang-orang yang mencari tempat menginap selama melaksanakan isolasi mandiri 14 hari. Untuk membeli paket ini, tamu diminta membawa surat keterangan sehat atau bebas dari Covid-19.
Marketing Communication Manager di Aryaduta Suites Semanggi Ika Ginting mengatakan, paket itu dibuat karena ada kebutuhan dari warga, terutama yang baru datang dari luar negeri. Harga paket ini Rp 1.050.000 per kamar per hari, sudah termasuk makan.
Jaka Riestya Putra (26), warga Palmerah, Jakarta Barat, mengaku tertarik dengan aneka paket dan kupon menginap yang ditawarkan hotel. ”Begitu pandemi berlalu, saya sangat ingin traveling dan menginap di hotel,” kata account executive sebuah perusahaan swasta itu.