Kalimantan Selatan menambah alat pemeriksaan spesimen usap untuk mempercepat diagnosis Covid-19. Dengan penambahan alat ”polymerase chain reaction”, mulai minggu depan petugas bisa memeriksa 300 spesimen per hari.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan menambah alat pemeriksaan spesimen usap atau swab untuk mempercepat diagnosis Covid-19. Dengan penambahan tiga alat polymerase chain reaction atau PCR, mulai minggu depan petugas di Kalimantan Selatan bisa memeriksa sekitar 300 spesimen swab per hari.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurofiq yang juga Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel mengatakan, tambahan alat PCR untuk memeriksa spesimen swab dipasang di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalsel dan Balai Veteriner Banjarbaru.
Tambahan alat PCR itu dipasang pada akhir minggu ini sehingga minggu depan sudah beroperasi. Sebelumnya, pemeriksaan spesimen swab hanya bisa dilakukan di laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru.
”Dengan empat alat PCR di Kalimantan Selatan, petugas bisa memeriksa 300 spesimen swab per hari. Sebelumnya hanya bisa memeriksa 120 spesimen swab per hari sehingga sempat terjadi penumpukan hingga 1.500 spesimen,” kata Hanif di Banjarmasin, Jumat (29/5/2020).
Untuk meningkatkan pemeriksaan swab, pihaknya juga sudah membeli 30.000 alat swab serta reagensia. Pemeriksaana hanya dilakukan kepada mereka yang telah menjalani tes cepat (rapid test) dengan hasil reaktif, orang dalam pemantauan, dan pasien dalam pengawasan (PDP).
”Dalam minggu depan diharapkan pemeriksaannya sudah real time. Spesimen yang diperiksa pagi sudah bisa keluar hasilnya pada sore atau besok pagi,” ujarnya.
Dengan pemeriksaan yang cepat, Hanif menargetkan dalam minggu depan tidak ada lagi istilah PDP. Alasannya, semua PDP sudah diperiksa sehingga langsung diketahui secara pasti mereka menderita Covid-19 atau tidak.
Selain menggunakan alat PCR, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhammad Muslim, diagnosis Covid-19 kini juga dilakukan menggunakan alat tes cepat molekuler. Alat tersebut saat ini sudah terpasang di RSUD Ulin, Banjarmasin, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
”Adanya alat tes cepat molekuler semakin mempercepat konfirmasi kasus-kasus PDP maupun positif yang ditangani di RSUD Ulin. Mudah-mudahan upaya ini bisa mempercepat tata kelola penanganan pasien yang ada di sana,” katanya.
Dalam minggu depan diharapkan pemeriksaannya sudah real time. Spesimen yang diperiksa pagi sudah bisa keluar hasilnya pada sore atau besok pagi.
Muslim, yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, mengatakan, jumlah spesimen swab yang dikirim ke laboratorium BBTKLPP saat ini rata-rata di atas 300 spesimen per hari. Karena itu, alat tes cepat molekuler juga akan segera dipasang di RSUD Brigjen Hasan Basry, Kandangan, dan tiga rumah sakit rujukan lainnya di Kalsel.
Berdasarkan rekapitulasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel hingga Jumat (29/5/2020) sore, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalsel sebanyak 893 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 737 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 82 pasien sembuh, dan 74 orang meninggal.
Menurut Muslim, angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 di Kalsel per 29 Mei 2020 sebesar 1,74. Itu berarti setiap infeksi menyebabkan lebih dari satu infeksi lain. Virus korona masih menyebar relatif cepat. ”Angka itu menjadi patokan kami dalam mengambil kebijakan. Perhitungan angka resminya masih menunggu dari pemerintah pusat juga,” katanya.