Pandemi Covid-19 membuat Uni Eropa menyiapkan paket bantuan untuk membantu pemulihan ekonomi. Italia dan Spanyol termasuk negara anggota Uni Eropa yang harus menghadapi kenyataan ekonomi mereka sangat terpukul.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Uni Eropa menyiapkan bantuan sangat besar guna memulihkan ekonomi. Jika disepakati, pengucuran paket bantuan itu akan menjadi peristiwa bersejarah.
Dalam sidangnya pada Rabu (27/5/2020), organ eksekutif Uni Eropa (UE), yakni Komisi Eropa, mengusulkan paket bantuan ekonomi senilai total 1,85 triliun euro atau 2 triliun dollar Amerika Serikat. Paket ini terdiri dari bantuan pemulihan 750 miliar euro dan dana 1,1 triliun euro selama tujuh tahun ke depan. Sebelum dikucurkan bagi negara-negara Eropa yang terdampak pandemi Covid-19, paket tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari 27 anggota UE.
Untuk mendanainya, Komisi Eropa mengusulkan meminjam uang dari pasar keuangan. Badan eksekutif UE memiliki peringkat kredit AAA sehingga dinilai akan memudahkan akses pada pinjaman yang sangat menguntungkan dengan suku bunga moderat.
Seperti diberitakan harian ini pada Kamis (28/5/2020), Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memuji proposal oleh Komisi Eropa dan disebutnya sebagai sinyal sangat positif dari Brussels. Italia yang dililit utang sangat terpukul oleh Covid-19 dan telah mendesak UE untuk membantu pembangunan kembali ekonomi negara itu setelah penerapan karantina (lockdown). Spanyol pun memuji usulan Komisi Eropa. Spanyol dilaporkan akan menerima 140 miliar euro dari paket itu, dengan 77 miliar euro berupa hibah dan 63 miliar euro berupa pinjaman.
Jika disahkan, proposal ini akan menjadi paket stimulus terbesar UE dalam sejarah dan dapat meliputi pajak plastik dan perusahaan besar teknologi di seluruh Eropa. Pemimpin Komisi Eropa Ursula von der Leyen pun menyebut momen saat ini sebagai momen penentuan bagi Eropa.
Paket bantuan yang diajukan oleh Komisi Eropa di satu sisi memang dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat ikatan di antara negara anggota UE. Beban keuangan dalam rangka mendanai pemulihan ekonomi yang hancur akibat pandemi ditanggung bersama oleh 27 anggota organisasi kawasan tersebut. Respons yang diberikan sejumlah anggota UE yang terdampak parah, seperti Italia dan Spanyol, sangat positif.
Namun, di sisi lain, ada kecemasan yang muncul di antara negara-negara yang secara ekonomi lebih maju dan disiplin itu. Meski Komisi Eropa merencanakan untuk mencari sumber pemasukan lebih beragam untuk membiayai utang, negara-negara yang lebih maju itu akan menanggung beban lebih besar untuk membantu negara anggota lainnya. Bukan tidak mungkin, pada masa mendatang muncul perselisihan di antara kedua kubu.
Pandemi Covid-19 menyebabkan kesulitan tiada tara di bidang ekonomi pada hampir seluruh negara di dunia. Pada saat itulah semangat kerja sama perlu diperkuat. Masa depan Eropa pun sesungguhnya ikut ditentukan dalam masa pandemi ini. Respons UE dan bagaimana anggotanya bersikap ikut menentukan perjalanan organisasi kawasan yang penting itu pada masa mendatang.