Masa darurat Covid-19 akan memengaruhi masa depan Liga 1 2020. PSSI telah mendengarkan masukan dari pelatih, pemain, dan klub di kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional itu.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk menentukan masa depan Liga 1 2020, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI masih menunggu keputusan pemerintah terkait masa darurat pandemi Covid-19. Meski begitu, PSSI telah merencanakan rapat bersama PT Liga Indonesia Baru untuk membahas usulan berbagai pihak, mulai dari klub, pelatih, hingga pemain, untuk menentukan masa depan kompetisi tahun ini.
Pada pekan ini, PSSI telah melakukan rapat virtual dengan sejumlah pihak yang terlibat di dalam Liga 1. Mereka yang dilibatkan mulai dari Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) yang mewakili para pelatih, para pemain yang diwakili Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), serta 18 klub Liga 1.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengungkapkan, pihaknya telah merangkum seluruh masukan dari sejumlah pihak yang menjadi aktor atas kelangsungan kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air itu. Oleh karena itu, PSSI berencana melaksanakan rapat darurat yang dihadiri para anggota komite eksekutif untuk membahas Liga 1 2020 yang dihentikan Maret lalu, yaitu ketika baru berjalan tiga pekan.
Untuk menentukan jadwal rapat itu, Yunus menyatakan, pihaknya masih menunggu arahan dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. ”Bisa jadi, rapat dilaksanakan setelah ada pengumuman pemerintah terkait masa darurat Covid-19. Selain rapat komite eksekutif PSSI, kami juga merencanakan rapat dengan PT Liga Indonesia Baru, Selasa (2/6/2020),” ujar Yunus, Jumat (29/5/2020), di Jakarta.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdul Gani, menambahkan, pihaknya belum memiliki agenda untuk rapat pembahasan kelanjutan Liga 1 2020. Meski begitu, ia memastikan, anggota komite eksekutif PSSI tetap memegang keputusan yang dilakukan pada rapat, dua pekan lalu, bahwa masa depan kompetisi akan ditentukan setelah ada arahan resmi dari pemerintah.
”Kami masih menunggu keputusan pemerintah setelah tanggal 29 ini,” kata Hasani.
Masih terbelah
Sementara itu, pandangan dari 18 klub Liga 1 masih terbelah. Sejumlah klub mengusulkan untuk menghentikan kompetisi musim ini dan menghadirkan turnamen pengganti. Namun, ada pula klub yang masih berharap Liga 1 2020 kembali digulirkan setelah situasi kesehatan masyarakat telah membaik.
Persija Jakarta merupakan salah satu klub yang ingin situasi kembali kondusif sebelum kompetisi tahun ini bisa dilanjutkan. Menurut Direktur Olahraga Persija Ferry Paulus, sepak bola merupakan salah satu bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia yang dapat menjadi hiburan sekaligus stimulus pergerakan ekonomi rakyat.
Persija sangat berharap liga dapat berjalan kembali. Namun, kami ingin situasi keselamatan dan keamanan telah kondusif.
Terhentinya liga tiga bulan terakhir telah merugikan tidak hanya klub, pemain, dan pelatih, tetapi juga para pencinta sepak bola nasional. ”Manajemen Persija sangat berharap liga dapat berjalan kembali. Namun, kami ingin situasi keselamatan dan keamanan telah kondusif. Serta, apabila liga bergulir kembali, protokol kesehatan Covid-19 harus dipahami semua pemangku kepentingan dan dapat diimplementasikan dengan baik,” tutur Ferry.
Adapun kebijakan pemerintah pusat untuk melaksanakan kembali aktivitas publik melalui aturan normal baru disambut positif Arema FC. Manajer Arema FC Ruddy Widodo menilai, kebijakan pemerintah itu bisa menjadi landasan untuk dimulainya kembali Liga 1 2020.
”Kami setuju (liga dilanjutkan) karena pemerintah menjamin melalui kebijakan new normal. Keputusan itu didasari karena kami menilai keberlangsungan sepak bola penting untuk melindungi banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau pemangku kepentingan lain yang bergantung pada sepak bola,” kata Ruddy.
Adapun Asisten Manajer Persipura Jayapura Bento Madubun mengatakan, pihaknya siap mengikuti apa pun keputusan PSSI terkait Liga 1 2020. ”Kami sudah siap dengan dua opsi, yaitu kompetisi harus berhenti atau berlanjut,” ucapnya.
Utamakan keselamatan
Sementara itu, Ketua APSSI Yeyen Tumena mengungkapkan, pihaknya secara umum menginginkan kompetisi kembali berlanjut. Sebelum mengambil keputusan terkait liga, lanjut Yeyen, semua pihak harus bertemu dan mencapai kesepakatan untuk kelanjutan kompetisi yang aman, sehat, dan mengutamakan sportivitas.
”Tentu, kami inginkan kompetisi dilanjutkan dengan berbagai syarat dan pertimbangan keselamatan,” kata Yeyen.
Presiden APPI Firman Utina menjelaskan, para pemain juga ingin agar liga musim ini dilanjutkan. Firman menambahkan, keputusan untuk melanjutkan kompetisi harus mematuhi protokol kesehatan sesuai arahan dan keputusan pemerintah. Protokol itu wajib diterapkan di pertandingan, dalam latihan, serta kondisi tempat tinggal para pesepak bola.
”Apabila opsi yang dipilih adalah kompetisi dilanjutkan, kami berharap perlu ada pembahasan awal mengenai beberapa hal, seperti potensi perubahan sistem kompetisi dan kontrak pemain yang disesuaikan kembali dengan kesepakatan di awal musim,” ucap peraih gelar Liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC itu.