Usaha Rintisan Buka Peluang bagi Talenta Berpengalaman
›
Usaha Rintisan Buka Peluang...
Iklan
Usaha Rintisan Buka Peluang bagi Talenta Berpengalaman
Meski pandemi memukul banyak sektor perekonomian, ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Pencari kerja yang memiliki kemampuan khusus dapat menangkap peluang pada usaha rintisan berbasis teknologi.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 turut menggeser perilaku masyarakat yang berorientasi dalam jaringan atau daring. Pergeseran ini turut membuat pelaku usaha rintisan berbasis teknologi digital mengencangkan ikat pinggang dengan merekrut sumber daya manusia yang berpengalaman.
Paling tidak, per Kamis (28/5/2020), terdapat 447 usaha rintisan yang mayoritas berdomisili di Amerika Serikat aktif merekrut pekerja baru. Informasi ini diperoleh dari pemimpin lembaga ventura New Enterprise Associates, Jai Sajnani, yang membuat basis data daring berisi daftar usaha rintisan berorientasi teknologi digital.
Gelombang untuk membuka lowongan kerja itu seolah merambat hingga pelaku usaha rintisan di Indonesia. ”Saat ini, kami juga membuka peluang bagi talenta-talenta di Indonesia,” ujar Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (Idea) Ignatius Untung saat dihubungi, Kamis.
Riset dari survei berjudul ”Implications of Covid-19 for Retail and Consumer Goods in Indonesia” yang diadakan McKinsey&Company menunjukkan, sebanyak 40 persen responden akan membeli barang lebih sering di penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik atau e-dagang. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan opsi lain.
Menurut Untung, perubahan pola belanja masyarakat yang semakin mengarah ke platform daring berdampak pada kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk menguatkan perusahaan e-dagang. Profil SDM yang dibutuhkan antara lain yang mumpuni dalam pengembangan produk digital, intelijen bisnis, analis data, atau kemampuan user interface/user experience (UI/UX).
Tak hanya kemampuan teknis, SDM yang direkrut pun mesti memiliki kemampuan sosial dan emosional (soft skills). Untung menyebutkan, hal itu meliputi keterbukaan dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi.
Survei yang sama menunjukkkan, pandemi Covid-19 membuat mayoritas responden konsumen Indonesia memilih lebih sering memasak di rumah. Dampaknya, belanja pangan secara daring akan berkembang.
Salah satu usaha rintisan berbasis teknologi digital yang bergerak di sektor tersebut ialah TaniHub Group. ”TaniHub Group membutuhkan banyak talenta karena adanya kebutuhan ekspansi bisnis ke lebih banyak lagi wilayah di Indonesia. Kami juga ingin lebih banyak lagi anak muda yang terlibat di pertanian sebagai bentuk regenerasi dalam menjaga ketahanan pangan,” tutur VP of Corporate Services TaniHub Group Astri Purnamasari.
Di sisi kemampuan teknis, Astri mengatakan, perusahaan mencari SDM yang memiliki sejumlah keahlian, seperti penguasaan teknologi informasi, UI/UX, pembelajaran mesin, saintis data, kemampuan mengidentifikasi kualitas pangan segar, serta kemampuan menjalin pendekatan dan relasi dengan petani. Untuk soft skills, dia menambahkan, tenaga kerja yang ingin bergabung di TaniHub Group mesti tangkas (agile), berpusat pada kemanusiaan (people-centric), berani, transparan, dan memiliki keberanian yang sejalan dengan visi-misi perusahaan.
Astri menuturkan, proses perekrutan dan wawancara kerja dijalankan secara daring. Keperluan administrasi, seperti kontrak kerja, pun dikirimkan melalui sistem daring.
Tak hanya belanja daring, usaha rintisan di bidang teknologi finansial pun dapat berkembang. Perkembangan ini akan membuka kesempatan kerja.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat dan Institusional Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) sekaligus CEO PT Digital Tunai Kita, Tumbur Pardede, mengatakan, pemulihan ekonomi dari pukulan pandemi Covid-19 akan meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap pendanaan. Oleh sebab itu, dia menguatkan timnya dengan SDM bertalenta tertentu dari sekarang untuk menyikapi momentum tersebut.
Menurut Tumbur, momentum pemulihan itu akan membutuhkan SDM yang memahami pengembangan bisnis keuangan. Kini, dia sedang mencari orang yang sudah berpengalaman di industri keuangan konvensional untuk pengembangan tersebut.
Saat ini, ia merekrut SDM demi menguatkan perusahaannya dengan layanan konsumen. ”Dalam mendekati konsumen peminjam, dibutuhkan sentuhan manusia yang tidak bisa digantikan teknologi. Namun, untuk merespons interaksi itu secara cepat, kami menguatkan tim teknologi informasi,” ujarnya.