Kementerian Pemuda dan Olahraga, dibantu berbagai pihak terkait, segera mematangkan protokol normal baru di kegiatan olahraga. Salah satu poin yang wajib ada di protokol itu adalah tes atau uji Covid-19 bagi atlet.
Oleh
adrian fajriansyah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebelum memulai kondisi normal baru di tengah wabah Covid-19, Kementerian Pemuda dan Olahraga harus segera menerbitkan protokol kesehatan untuk dunia olahraga Indonesia. Salah satu poin penting yang wajib ada di dalam protokol adalah tes atau uji Covid-19 bagi atlet, pelatih, dan perangkat terkait sebelum dimulainya kembali kegiatan latihan, kejuaraan, dan kompetisi.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan antara Kemenpora, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) secara daring di Jakarta, Jumat (29/5/2020). Pertemuan daring ini adalah upaya Kemenpora menghimpun usulan dalam penyusunan protokol itu.
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, memulai lagi aktivitas olahraga di tengah wabah Covid-19 yang belum usai adalah tantangan berat. Sebab, olahraga erat dengan kontak tubuh langsung walaupun sebagian olahraga ada yang nihil kontak. Maka, protokol kesehatan menjadi syarat mutlak jika olahraga ingin beranjak ke situasi normal baru.
Jangan sampai karena ingin beraktivitas lagi justru itu menjadi sumber penularan Covid-19, terutama kepada para atlet yang jadi aset bangsa. Untuk itu, protokol normal baru harus mewajibkan tes Covid-19.
”Kita ingin dunia olahraga bisa segera dimulai lagi. Namun, kita semua juga harus hati-hati. Jangan sampai karena ingin beraktivitas lagi justru itu menjadi sumber penularan Covid-19, terutama kepada para atlet yang jadi aset bangsa. Untuk itu, protokol normal baru harus mewajibkan tes Covid-19. Apalagi, sekarang, sudah ada mobile swab test,” tutur Raja.
Adapun Menpora Zainudin Amali mengakui, sejauh ini pihaknya belum tahu pasti kapan pelaku olahraga di Indonesia bisa kembali beraktivitas. Sebab, Presiden Joko Widodo belum memberikan sinyal resmi agar aktivitas olahraga bisa kembali dimulai. Kendati demikian, pihaknya enggan berpangku tangan.
Mereka setidaknya tengah mencoba menyiapkan protokol normal baru agar olahraga nasional bisa langsung bergerak jika sudah mendapatkan ”lampu hijau” dari otoritas terkait. ”Adapun protokol itu bersifat umum atau menjadi bahan cantolan bagi setiap cabang olahraga untuk membuat aturan yang lebih detail atau spesifik sesuai dengan karakter olahraganya masing-masing,” ujar Zainudin.
Penguatan fasilitas
Sejauh ini, lanjut Zainudin, pihaknya masih menghimpun masukan dari semua pihak untuk mematangkan draf protokol normal baru olahraga Indonesia yang sudah disiapkan sejak tiga hari lalu itu. Untuk saat ini, KONI, KOI, dan FORMI sudah sepakat dengan dokumen protokol yang disiapkan Kemenpora itu. Hanya saja, ada beberapa masukan untuk memperkuat protokol itu, antara lain penguatan peralatan atau fasilitas dan pengawasan dalam penerapan protokol baru tersebut.
Kendati demikian, Zainudin tetap meminta KONI, KOI, dan FORMI menghimpun lebih banyak masukan dari bidangnya masing-masing. KONI diminta segera menghimpun masukan dari pengurus cabang olahraga. Adapun KOI diminta mengumpulkan referensi dari dunia olahraga internasional yang sudah mulai menerapkan protokol normal baru. Sementara itu, FORMI mengumpulkan masukan dari komunitas olahraga rekreasi di tengah masyarakat.
Kami ingin protokol ini segera disahkan karena akan jadi bahan masukan kepada Presiden ketika ada rapat terbatas.
”Kami ingin protokol ini segera disahkan karena akan jadi bahan masukan kepada Presiden ketika ada rapat terbatas. Namun, kami tidak ingin membuat aturan ini terlalu spesifik, sama seperti yang dikeluarkan kementerian atau lembaga lain. Sebab, olahraga ini punya karakter berbeda. Untuk itu, saya minta dalam satu-dua hari ini, KONI, KOI, dan FORMI segera mengumpulkan masukan,” ujar Zainudin kemudian.
Wakil I Ketua KONI Pusat Bidang Pembinaan Prestasi dan Pembinaan Organisasi Suwarno menuturkan, pihaknya berkomitmen secepatnya menghimpun masukan dari para pengurus cabang olahraga untuk penyusunan protokol. Mereka juga ingin dunia olahraga bisa beraktivitas kembali, baik itu latihan maupun kompetisi. Ia tidak ingin pandemi Covid-19 di Tanah Air terus memberikan dampak buruk ke pembinaan atlet di pemusatan latihan daerah ataupun nasional.