Salah satu daya tarik Bundesliga pada musim ini adalah tampilnya para bintang muda yang menginspirasi. Salah satunya adalah bintang Bayer Leverkusen, Kai Havertz, yang kembali mengukir sejarah.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
FREIBURG, SABTU - Gol tunggal Bayer Leverkusen yang dicetak Kai Havertz (20) ke gawang Freiburg di Stadion Schwarzwald, Freiburg, Sabtu (30/5/2020) dini hari WIB, tidak hanya memperkuat posisi Bayer di papan atas klasemen sementara Liga Jerman atau Bundesliga musim ini. Dengan gol itu, Havertz turut mempertegas peran Bundesliga sebagai panggungnya para bintang muda.
Tidak lama setelah babak kedua pada laga itu dimulai, Havertz melihat rekannya Leon Bailey dikepung tiga pemain lawan. Ia bergegas lari ke depan dan memberi Bailey celah untuk mengumpan. Dengan sigap Havertz kemudian menendang bola itu untuk memberikan kemenangan 1-0 atas Freiburg.
Sebuah momen singkat yang menggambarkan kombinasi antara teknik, kemampuan berpikir, dan kemampuan membaca pikiran teman satu tim, itu menghasilkan sejarah baru. Havertz menjadi pemain pertama di Bundesliga yang mampu mencetak 35 gol sebelum berusia 21 tahun.
Havertz menjalani debutnya di Bayer pada Oktober 2016. Pada awal April 2017, ia tercatat sebagai pemain termuda dalam sejarah Bayer yang mampu mencetak gol saat mereka bermain imbang melawan Wolfsburg, 3-3. Saat itu Havertz yang berusia 17 tahun, 9 bulan, dan 23 hari, mematahkan rekor Julian Brandt.
“Havertz akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Saya yakin ia akan menjadi pemain yang luar biasa. Dia punya talenta dan potensi untuk menjadi bintang kelas dunia,” ujar Brandt, seperti dikutip laman Bundesliga pada 2018. Brandt pada musim ini bermain untuk Borussia Dortmund dan benar-benar mendapati Havertz yang semakin berbahaya.
Gara-gara Havertz, pelatih Freiburg Christian Streich terlihat kesal saat laga usai. Dalam 10 laga terakhir kontra Bayer, Freiburg tidak mampu mencetak gol dalam tujuh laga di antaranya. Termasuk pada laga kemarin ketika bermain di kandang sendiri.
Freiburg sebenarnya punya kesempatan untuk membobol gawang Bayer melalui Lucas Hoeler dan Nils Petersen. Namun, peluang gol itu terbuang sia-sia dan Streich sangat menyesalinya. “Itu membuat saya sangat jengkel,” kata Streich dikutip Kicker.
Beri inspirasi
Leon Bailey menyebut Havertz sebagai inspirasi bagi para pemain muda lainnya di Bundesliga. “Dengan bermain seperti itu, Havertz memberikan visi kepada para pemain muda lainnya. Ketika anda telah bekerja keras, tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Bailey.
Havertz merupakan satu dari sekian pemain muda (usia 21 tahun ke bawah) yang mampu bersinar di Bundesliga pada musim ini. Bintang muda itu tersebar di berbagai klub. Bayern Muenchen punya bek Alphonso Davies (19), Borussia Dortmund membanggakan striker Erling Haaland (19) dan pemain serang Jadon Sacho (20), atau RB Leipzig yang menawarkan sensasi Dayot Upamecano (21).
Masih ada belasan pemain muda lainnya yang juga bersinar di Bundesliga musim ini. Menariknya, banyak di antaranya berasal dari Amerika Serikat seperti Weston McKennie (Schalke 04), Josh Sargent (Werder Bremen), Tyler Adams (RB Leipzig), dan Giovanni Reyna (Borussia Dortmund). Bundesliga sudah memiliki hubungan baik dengan AS dan punya komitmen untuk mengembangkan pemain muda.
“Anda melihat banyak tim di Bundesliga yang bersedia memainkan pemain muda dan mengambil risiko untuk membantu mengembangkan bakat pemain muda. Itulah mengapa saya tertarik datang ke Jerman,” kata Adams seperti dikutip Los Angeles Times. Sebelum bergabung dengan Leipzig pada Januari 2019, Adams membela New York Red Bulls di Liga Mayor AS.
Di sisi lain, para pemain muda itu bisa tidak bisa menghindari tekanan yang cukup besar ketika sudah bersinar. Gelandang Dortmund, Thomas Delaney, mengatakan kepada ESPN Sancho sudah merasakan tekanan seperti itu setelah menjadi pencetak gol terbanyak sementara di Bundesliga saat ini dengan 14 gol.
Penampilan gemilang itu membuat Sancho menjadi buruan klub-klub besar Eropa seperti Manchester United dan Bayern Muenchen. “Dengan talenta seperti itu, datanglah tekanan yang besar. Saya rasa ia perlahan mulai merasakannya,” kata Delaney.
Tekanan Sancho semakin besar terutama ketika Dortmund bertandang ke Paderborn, Minggu (31/5/2020) pukul 23.00 WIB. Tanggung jawab besar berada di pundaknya karena Haaland diperkirakan absen karena cedera lutut yang diderita saat dikalahkan Bayern, 0-1.
Sancho dituntut untuk menjadi mesin gol agar Dortmund bisa memperkokoh posisi di peringkat kedua dan memperlebar jarak dengan Bayer. Kini Dortmund memiliki 57 poin dan Bayer di peringkat ketiga dengan 56 poin.
Haverts bersama Bayer tidak hanya berhasil menjaga peluang berada di peringkat empat besar untuk bisa tampil di ajang Liga Champions, melainkan membuat Dortmund gelisah. Anak muda seperti Havertz memberi inspirasi sekaligus kegelisahan kepada pemain muda lainnya. (AFP/REUTERS)