Seri balapan MotoGP di musim pandemi ini kemungkinan besar akan berlangsung dalam jumlah yang sangat minim. Ini akan membuka lebar peluang juara bagi semua pebalap sehingga mereka perlu meracik taktik jitu sejak awal.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, SABTU — Jumlah seri balapan MotoGP yang terbatas diyakini akan membuat persaingan juara lebih kompetitif. Setiap pebalap dan timnya perlu menemukan keseimbangan antara motivasi yang besar dan risiko kehilangan poin di setiap seri. Jika pebalap terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan, hal itu akan mengubur peluang juara di musim yang dimampatkan ini.
MotoGP musim 2020 diharapkan bisa menggelar minimal 10 balapan dan mencapai 18 seri jika bisa menggelar seri di Asia dan Amerika. Balapan diagendakan berlangsung mulai 19 Juli di Jerez, Spanyol, dan berakhir pada November atau paling lambat pertengahan Desember. Jika balapan hanya bisa di Eropa, perburuan gelar juara akan sangat ketat dan menegangkan sejak seri pertama.
”Ini akan menjadi Kejuaraan Dunia yang sangat ketat meskipun dengan jumlah balapan lebih sedikit dari yang dijadwalkan. Jadi, para pebalap harus sangat hati-hati supaya tidak terjatuh atau kehilangan poin. Mereka harus menerapkan taktik untuk mengetahui bagaimana menyalurkan usaha mereka dengan tepat,” kata CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta kepada harian Spanyol Marca, Jumat waktu Barcelona atau Sabtu (30/5/2020) WIB.
Kondisi itu membuat potensi persaingan juara sangat terbuka. Apalagi, saat ini juara bertahan Marc Marquez belum sepenuhnya menyelesaikan masalah aerodinamika pada motor RC213v 2020. Bahkan, kepala mekanik Marquez Santi Hernandez, pekan ini, menegaskan, dua seri awal musim 2020 akan seperti uji coba.
”Apa yang membuat kami sedikit khawatir pada khususnya adalah pengereman dengan mesin, titik pengereman, berusaha mendapatkan cengkeraman yang lebih baik, dan kepercayaan pada front end, hal-hal tersebut yang menyulitkan kami selama pramusim,” katanya kepada Motorsport.
Saat tes pramusim, Marquez tidak bisa memacu motornya dengan maksimal, terutama saat masuk dan keluar tikungan. Masalah aerodinamika membuka front end motornya sulit dikendalikan, yaitu kehilangan cengkeraman saat memasuki tikungan. Marquez juga sempat terjatuh pada tikungan cepat karena ban depan kehilangan daya cengkeram. Hal yang sama dialami oleh pebalap LCR Honda Carl Crutchlow, yang mengaku semuanya harus dilakukan dengan pelan-pelan. Dia pun merasa seperti pebalap amatir.
Situasi sebaliknya dialami oleh para pebalap Yamaha dan Suzuki yang menjalani tes pramusim dengan meyakinkan. Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) dan Alex Rins (Suzuki Ecstar) menjadi dua pebalap yang mampu konsisten mencetak pace race dalam simulasi balapan. Bahkan, pebalap rookie musim lalu, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) dengan motor YZR-M1 spesifikasi pabrikan, bisa memimpin top speed dengan ban berkompon medium.
Para pebalap Ducati secara umum masih bermasalah dengan setelah elektronik untuk menyesuikan dengan kompon ban 2020. Andrea Dovizioso menegaskan, semua harus diawali dari nol karena setelan elektronik musim lalu tidak bisa diterapkan pada ban 2020. Namun, runner-up selama tiga musim terakhir itu tetap menjadi salah satu favorit juara. Dia pebalap yang matang dan sangat berpengalaman. Mental yang kuat akan sangat penting dalam kejuaraan yang tidak boleh ada sedikit pun kesalahan ini.
Potensi persaingan yang ketat itu juga didukung oleh penghentian pengembangan motor selama pandemi sehingga tim-tim satelit bisa mengimbangi tim-tim pabrikan. ”Jika kami tidak menghentikan pengembangan motor, kesenjangan akan terbuka. Membekukan aturan itu membuat kami bisa meringankan beban akibat penurunan sponsor di tim-tim kecil, serta memberi ruang kesetaraan. KTM dan Aprilia memiliki pengujian mesin lebih banyak supaya bisa berbuat lebih banyak pada musim ini,” kata Ezpeleta.
KTM dan Aprilia masih mendapat hak konsesi sehingga bisa terus mengembangkan motor mereka. Selain itu, uji coba juga bisa melibatkan pebalap utamanya untuk mempercepat mengejar ketertinggalan teknologi dengan tim-tim mapan lainnya.
Balapan pertama
Terkait dengan jadwal balapan pertama MotoGP musim ini, Ezpeleta menegaskan, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah Spanyol. Ia menyatakan, potensi menggelar balapan di Jerez pada 19 dan 26 Juli sangat terbuka. Bahkan, dia berharap bisa ada penonton dalam jumlah yang terbatas.
Balapan ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup tim-tim kecil MotoGP, serta di kelas Moto2 dan Moto3. Meskipun balapan tidak bisa dengan penonton, Ezpeleta menilai dukungan dari hak siar televisi akan sangat membantu.
”Tim-tim hidup dari apa yang mereka raih dalam balapan sehingga kami harus membantu mereka untuk mengantisipasi jika balapan dihentikan. Hak siar televisi merupakan hal yang sangat mendasar dan dari pendapatan itu kami bisa menggelar balapan tanpa penonton. Tanpa ini (televisi) akan mustahil menggelar kejuaraan,” kata Ezpeleta.
Jika balapan tanpa penonton, kata Ezpeleta, pihaknya tidak akan membuat tiruan penonton dengan potongan karton yang dipasang di tribune. Tempat duduk penonton akan dijadikan area memasang atribut sponsor balapan. Dorna akan lebih fokus merancang balapan yang kompetitif dan menarik untuk disiarkan oleh televisi ke seluruh dunia. Tayangan langsung balapan itu akan menjadi penghapus dahaga para penggemar MotoGP yang terkekang selama pandemi Covid-19.