Desa-desa di Magelang Belum Siap Terapkan Normal Baru
›
Desa-desa di Magelang Belum...
Iklan
Desa-desa di Magelang Belum Siap Terapkan Normal Baru
Sejumlah desa di Kabupaten Magelang mengaku belum siap menerapkan normal baru karena perkembangan kasus dan jumlah pendatang sulit dikendalikan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejumlah desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengaku belum siap memberlakukan tatanan normal baru. Sejumlah desa mengaku pesimistis mampu mengendalikan penularan Covid-19 karena masih banyaknya warga dari luar kota dan luar negeri yang terus berdatangan.
Rohadi, perangkat sekaligus anggota posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, mengatakan, saat ini masih banyak warga Desa Kembanglimus yang bekerja di luar kota dan luar negeri yang menginformasikan akan pulang kampung.
”Dengan mempertimbangkan arus kedatangan perantau, maka kami pun merasa belum siap. Belum bisa menerapkan konsep hidup normal baru hingga dua bulan mendatang,” ujar Rohadi, Senin (1/6/2020).
Pembukaan sejumlah obyek wisata, seperti balai ekonomi desa (balkondes) untuk kembali menerima kunjungan wisatawan, juga belum dapat dilakukan. Hal itu karena homestay balkondes masih difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga pendatang.
Saat ini, masih ada satu warga pendatang, yakni awak kapal pesiar Amerika, yang menjalani isolasi di balkondes. Dalam waktu dekat, berdasarkan keterangan warga, masih ada dua warga yang bekerja sebagai awak kapal pesiar Amerika dan Jepang yang juga akan pulang ke desa itu.
Sejak April 2020, Desa Kembanglimus menerima sedikitnya 40 perantau yang pulang ke desa. Selain dari luar negeri, sebagian dari mereka juga berdatangan dari sejumlah kota, termasuk daerah zona merah di dalam negeri.
Ada sejumlah warga di Jakarta yang menginformasikan mereka segera pulang karena menjadi korban PHK.
Para pendatang atau perantau ini berpotensi membawa dan menyebarkan virus korona jenis baru penyebab Covid-19. Namun, menurut Rohadi, arus kedatangan mereka tidak mungkin dibendung. Bahkan, kedatangan diprediksi masih akan terus berlangsung karena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di banyak perusahaan di luar kota.
”Ada sejumlah warga di Jakarta yang menginformasikan mereka segera pulang karena menjadi korban PHK. Namun, saat ini, mereka pun kebingungan bagaimana mendapatkan uang dan mengurus prosedur untuk keluar dari DKI Jakarta dan pulang kembali ke desa,” ujarnya.
Bety Kurniawati, Kepala Urusan Perencanaan Desa Windusari, Kecamatan Windusari, mengatakan, pihaknya pesimistis mampu menerapkan konsep hidup normal baru dalam waktu dekat. Hal itu karena pemerintah Desa Windusari juga tengah kerepotan mengantisipasi munculnya kasus Covid-19 di lingkup desa.
”Kami sendiri sudah kecolongan. Kami sudah melakukan pengawasan ketat terhadap kedatangan perantau, tetapi pada akhirnya justru muncul kasus Covid-19 dari warga yang sehari-hari tinggal di desa. Warga itu pergi-pulang bekerja di Semarang,” ujarnya.
Hely Rofikun, Kepala Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, mengatakan, permintaan penerapan normal baru, seperti dibukanya tempat wisata, mulai ditunjukkan oleh masyarakat luar. Pada Minggu (31/5/2020), sedikitnya 20 orang dari Kota Magelang datang dengan tujuan ingin berwisata di Balkondes Karangrejo.
Namun, karena belum ada instruksi dari Pemerintah Kabupaten Magelang terkait kehidupan normal baru, maka wisatawan itu ditolak kedatangannya.
Hely mengatakan, Desa Karangrejo memang tidak menemui kendala berarti terkait penerapan kehidupan normal baru. Namun, sebelum ada instruksi langsung dari Pemerintah Kabupaten Magelang dan situasi di daerah sekitar belum aman, dia pun mengaku belum berani membuka desa dan menerapkan normal baru dengan menerima kunjungan wisatawan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, konsep normal baru saat ini tengah dirumuskan oleh sejumlah dinas dan instansi terkait. Seiring dengan hal itu, pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga masih terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 di semua kecamatan di Kabupaten Magelang.