Lima Daerah di Maluku Bersiap Normal Baru Pertengahan Juni
›
Lima Daerah di Maluku Bersiap ...
Iklan
Lima Daerah di Maluku Bersiap Normal Baru Pertengahan Juni
Sebanyak lima kabupaten/kota di Maluku yang tergolong zona hijau tengah disiapkan untuk memasuki kehidupan normal baru paling cepat pertengahan bulan Juni ini. Normal baru akan dimulai dari lingkungan pemerintahan.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Sebanyak lima kabupaten/kota di Maluku yang tergolong zona hijau tengah disiapkan untuk memasuki kehidupan normal baru paling cepat pertengahan bulan Juni ini. Normal baru bakal dimulai dari lingkungan pemerintahan dan diikuti sektor ekonomi. Kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci pelaksanaan normal baru agar tidak berubah menjadi ledakan baru kasus Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang di Ambon, Senin (1/6/2020). Senin petang, Kasrul memimpin rapat virtual yang dihadiri lima kepala daerah berserta perangkat daerah. Lima daerah dimaksud meliputi Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, dan Maluku Barat Daya.
Selain pemerintahan, masyarakat juga bisa beraktivitas dengan syarat tetap menjalankan protokol kesehatan. Jangan berpikir bahwa zona hijau jadi bebas bergerak (Kasrul Selang)
Lima daerah itu masuk dalam zona hijau lantaran telah lama menutup akses masuk penumpang baik melalui kapal laut maupun pesawat udara. Penutupan lebih awal itu dengan alasan lima daerah tersebut sangat minim fasilitas kesehatan dan tenaga medis, serta jauh dari jangkauan Kota Ambon. Jika sampai terjadi ledakan kasus, akan sulit ditangani. Kasus Covid-19 di Maluku pertama kali diumumkan pada 22 Maret 2020.
Menurut Kasrul, untuk tahap awal pemberlakuan normal baru, akses transportasi dari dan ke daerah itu tetap dibuka namun hanya mengangkut logistik berupa kebutuhan pokok. Orang luar belum diperbolehkan masuk karena berpotensi membawa virus.
"Selain pemerintahan, masyarakat juga bisa beraktivitas dengan syarat tetap menjalankan protokol kesehatan. Jangan berpikir bahwa zona hijau jadi bebas bergerak," katanya.
Dalam rapat tersebut disepakati bahwa prosedur normal baru terutama pada kantor pemerintahan maupun swasta akan disusun oleh setiap instansi masing-masing. Sebelum diterapkan pada pertengahan Juni nanti, satu atau dua pekan ke depan akan dilakukan sosialisasi dan simulasi.
Kasrul meyakini, pemberlakuan normal baru akan dengan mudah diikuti masyarakat. "Hampir tiga bulan, sudah melakukan sosialisasi dan simulasi," ujarnya.
Hingga Senin malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Maluku sebanyak 223 orang dengan 36 orang di antaranya sembuh dan delapan orang meninggal. Adapun pasien dalam pengawasan 26 orang dan orang dalam pemantauan 63. Kasus terbanyak Maluku berada di Kota Ambon, yakni 191 kasus dengan jumlah yang sembuh 27 dan meninggal enam orang. Puluhan sampel swab belum selesai diperiksa.
Tidak pernah turun
Di tengah Covid-19 yang semakin mencemaskan, publik mempertanyakan ketidakhadiran kepala daerah di lapangan. Gubernur Maluku Murad Ismail misalnya tidak terlihat menemui masyarakat. Ia hanya sesekali terlihat di kantor gubernur seperti pada Senin siang. "Padahal, banyak kepala daerah seperti Gubernur Jawa Tengah atau Wali Kota Surabaya sering turun ke lapangan," kata Uceng, pengunjung di Pasar Mardika Ambon.
Menurut pantauan Kompas, pejabat yang masih sering turun ke lapangan adalah dari pihak TNI dan Polri. Selain memberikan bantuan kepada masyarakat, mereka juga menyemati anggota di lapangan untuk terus bekerja. "TNI dan Polri punya kewenangan dan sumber daya yang terbatas. Harusnya kepala daerah turun biar bisa langsung mengambil keputusan. Banyak laporan dari lapangan tidak sampai ke atas," kata Taufiq, tukang ojek.
Murad sendiri menyadari hal itu. "Kalau mau marah, marah saya," kata Murad dalam konferensi pers di Ambon pada Senin. Menurutnya, kendati tidak turun langsung namun dirinya tak pernah tinggal diam melihat kondisi Maluku saat ini. Berbagai upaya ia lakukan seperti meminta dukungan dari banyak pihak untuk membantu proses penanganan Covid-19 di Maluku.
"Dengan berbagai kekurangan dan kelebihan yang saya miliki ini, saya berusaha agar Covid-19 ini segara berakhir. Saya tidak tinggal diam namun saya menelepon teman-teman saya agar dapat membantu," katanya.
Ia mengklaim Maluku mendapatkan bantuan obat sebanyak 1.200 dus, masing-masing dos berisi 28 kapsul. Obat dimaksud untuk penanganan pasien Covid-19. Selain itu, juga ada bantuan tiga unit ventilator.