Normal Baru di Bukittinggi, Wisatawan Mulai Berdatangan
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mulai menerapkan kehidupan normal baru, Senin (1/6/2020). Wisatawan dari dalam dan luar kota mulai berdatangan ke sejumlah obyek wisata dan pusat perbelanjaan di Bukittinggi.
BUKITTINGGI, KOMPAS — Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mulai menerapkan kehidupan normal baru, Senin (1/6/2020). Wisatawan dari dalam dan luar kota mulai berdatangan ke sejumlah obyek wisata dan pusat perbelanjaan di Bukittinggi. Kedisiplinan penerapan protokol kesehatan masih menjadi tantangan.
Senin pagi, obyek wisata di Bukittinggi, seperti Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK), Benteng Fort de Kock, dan Jam Gadang, dikunjungi wisatawan. Kunjungan semakin ramai menjelang sore. Di Jam Gadang, misalnya, jumlah pengunjung ratusan orang.
Wisatawan tidak hanya dari Bukittinggi, tetapi juga dari luar kota, seperti Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Solok, dan Kabupaten Solok. Umumnya wisatawan berkunjung karena merasa bosan berkegiatan di rumah sekitar tiga bulan terakhir akibat wabah Covid-19.
Baca juga : Sumbar Perpanjang PSBB, Kecuali Bukittinggi
Alfario Negana (33), wisatawan asal Padang Panjang, mengatakan, ia berenam dengan istri, anak-anak, dan mertua rekreasi ke taman margasatwa karena suntuk berada di rumah selama pembatasan sosial berskala besar. Karena sedang libur dan obyek wisata di Bukittinggi sudah dibuka kembali, Alfario dan keluarga pun berkunjung.
”Sisi positif PSBB, saya bisa lebih dekat dengan anak dan istri. Namun, negatifnya, ada kejenuhan, tidak bebas ke mana-mana. Sekarang karena Bukittinggi sudah normal baru, kami rekreasi ke kebun binatang. Anak-anak sudah suntuk di rumah. Sekarang mereka ceria,” tutur Alfario.
Welita (40), wisatawan asal Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, mengungkapkan hal serupa. Anak-anaknya yang belajar ataupun kuliah dari rumah merasa suntuk selama PSBB. Ketika normal baru diberlakukan di Bukittinggi, Welita dan keluarga memanfaatkan momen itu untuk berwisata dengan empat putrinya.
”Meskipun sehari-hari saya ibu rumah tangga, bosan juga tidak keluar rumah. Anak-anak juga mengeluh. Sekarang ke Bukittinggi mau melihat suasana baru. Biar tidak bosan,” kata Welita di taman margasatwa.
Selain obyek wisata, Pasar Lereng Bukittinggi juga dikunjungi oleh wisatawan. Orang-orang berkunjung ke sana untuk berbelanja pakaian ataupun membeli nasi kapau. Aktivitas perdagangan terlihat pula di Pasar Bawah Bukittinggi.
Meskipun aktivitas pariwisata dan perdagangan kembali bergerak di Bukittinggi, kondisinya masih lengang. Kondisi ini diperkirakan pengelola obyek wisata dan pedagang karena wabah Covid-19 di Sumbar belum tuntas. Sebanyak 18 kabupaten/kota lainnya di Sumbar masih menerapkan PSBB.
Kepala Bidang TMSBK Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi Ikbal mengatakan, taman margasatwa sebenarnya sudah dibuka sejak Sabtu (30/5/2020). Selama tiga hari dibuka, jumlah pengunjung belum sebanyak hari-hari biasa pada kondisi normal.
”Hari pertama, pengunjung sekitar 500 orang. Hari kedua, lebih dari 1.000 orang. Senin ini sepertinya lengang kembali meskipun tanggal merah. Hari-hari biasa rata-rata jumlah pengunjung 2.000-3.000 orang,” kata Ikbal.
Baca juga : Menuju Normal Baru, Polda Sumbar Kerahkan 6.000 Personel
Yanti (44), pedagang jajanan kerupuk mi di Jam Gadang, mengatakan, jumlah pengunjung sekitar separuh dibandingkan dengan hari biasa pada kondisi normal. Daya beli pengunjung juga rendah. Senin ini adalah pertama kali Yanti kembali berdagang sejak tiga bulan lalu.
”Jumlah pengunjung lumayan, tetapi mereka tidak belanja. Mungkin mereka masih takut. Hari ini baru dapat Rp 10.000. Kondisi normal bisa Rp 100.000 sehari,” kata Yanti, Senin sore.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan, Pemerintah Kota Bukittinggi menghentikan PSBB dan memulai normal baru karena warga sudah stres beraktivitas di rumah serta tidak ada pendapatan. Pemkot juga kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata dan perdagangan selama PSBB.
Baca juga : Kasus Baru Covid-19 Menurun, Warga Sumbar Tak Boleh Terlena
Menurut Ramlan, sektor pariwisata dan perdagangan merupakan tulang punggung pendapatan Bukittinggi. Pariwisata, misalnya, berkontribusi sekitar 14 persen terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bukittinggi tahun 2020. Sebelum adanya wabah Covid-19, APBD Bukittinggi lebih dari Rp 1 triliun.
”TMSBK, sebagai contoh, sejak Idul Fitri hari kedua hingga lima belas hari ke depannya bisa menghasilkan Rp 400 juta sehari. Belum lagi obyek wisata lainnya,” kata Ramlan. Ia berharap, dengan dibukanya aktivitas pariwisata dan perdagangan, perekonomian Bukittinggi kembali bangkit.
Belum disiplin
Meskipun sudah memulai kehidupan normal baru, belum semua warga ataupun wisatawan di Bukittinggi disiplin menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan menjadi keharusan karena wabah Covid-19 belum berakhir.
Di obyek wisata dan pasar di Bukittinggi masih sering dijumpai pengunjung ataupun pedagang tidak memakai masker. Ada pula yang punya masker, tetapi tidak dipakai dengan benar ketika berinteraksi dengan orang lain. Aturan menjaga jarak juga kerap diabaikan warga lokal ataupun wisatawan.
Di TMSBK, pengunjung harus mencuci tangan, menggunakan masker, dan melalui pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk. Namun, di dalam taman margasatwa, pengunjung kembali melepas masker dan mengabaikan aturan menjaga jarak dengan rombongan wisatawan lainnya. Petugas TMSBK berkeliling mengimbau semua orang agar menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga : Balai Veteriner Bukittinggi Mulai Periksa Sampel Covid-19
Di Jam Gadang, petugas PMI berkeliling mengingatkan dan menjelaskan kepada semua orang tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan. Ada pengunjung yang mematuhi, ada pula yang mengabaikannya ketika petugas pergi.
Dari segi fasilitas, tempat mencuci tangan sudah tersedia di beberapa lokasi, seperti di kawasan Jam Gadang. Namun, di sebagian tempat itu, sabun cuci tangan habis. Warga yang hendak mencuci tangan hanya menggunakan air tanpa sabun.
Susi (40), wisatawan asal Kota Solok, berhati-hati ketika berwisata ke Bukittinggi. Ia berlima dengan anak-anak dan suaminya berupaya menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin, seperti menggunakan masker, pembersih tangan, dan menerapkan jaga jarak, agar tidak tertular Covid-19.
”Kami rekreasi, tetapi tidak mengabaikan protokol kesehatan. Harapan saya, pengunjung lain juga mengikuti aturan. Ayo sama-sama menerapkan protokol kesehatan. Sama-sama kita menjaga kesehatan,” ucap Susi.
Kami rekreasi, tetapi tidak mengabaikan protokol kesehatan. Harapan saya, pengunjung lain juga mengikuti aturan.
Ramlan menegaskan, meskipun PSBB di Bukittinggi berakhir, bukan berarti semuanya bebas. Wabah Covid-19 belum benar-benar berakhir. Protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat.
”Semua aktivitas harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Kami terus sosialisasikan bahwa Bukittinggi adalah daerah wajib masker,” kata Ramlan. Di titik-titik keramaian terpampang spanduk berisi imbauan agar warga menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Ramlan, pemkot sudah menurunkan petugas untuk merazia orang yang tidak menggunakan masker. Mereka yang kedapatan tidak menggunakan masker diwajibkan membeli tiga masker untuk diri sendiri.
Ramlan pun mengimbau seluruh lapisan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Wabah Covid-19 harus ditangani bersama-sama.
Baca juga : PSBB Sumbar Dinilai Efektif meskipun Belum Maksimal