Kasus Meningkat, Tes Cepat Covid-19 di Kalimantan Tengah Belum Menyeluruh
›
Kasus Meningkat, Tes Cepat...
Iklan
Kasus Meningkat, Tes Cepat Covid-19 di Kalimantan Tengah Belum Menyeluruh
Pemeriksaan tes uji cepat massal Covid-19 di Kalimantan Tengah baru dilakukan intensif di tiga dari 14 kota/kabupaten. Padahal, kasus positif Covid-19 masih terus bertambah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Pemeriksaan tes uji cepat massal Covid-19 di Kalimantan Tengah baru dilakukan intensif di tiga dari 14 kota/kabupaten. Padahal, kasus positif Covid-19 masih terus bertambah.
Pemeriksaan itu dilakukan di Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Di Kalimantan Tengah, kasus positif Covid-19 mencapai 426 kasus atau bertambah 18 kasus dalam dua hari terakhir. Sebanyak 63 orang masih dirawat di empat rumah sakit rujukan dan 13 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Pada Selasa (2/6/2020), Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memantau langsung pemeriksaan cepat masal di Sampit, Kotawaringin Timur. Ada 2.000 alat tes cepat untuk warga Kotawaringin Timur. Sugianto menambahkan, pemeriksaan massal penting untuk melacak sumber penyebaran wabah dan deteksi dini di satu wilayah. Untuk itu, pihaknya berupaya melakukannya di semua daerah.
“Ini dilakukan bertahap. Kegiatan ini menggunakan dana APBD provinsi. Jadi, pasti akan menyeluruh tapi bertahap,” kata Sugianto.
Sebelumnya, di Kabupaten Kotawaringin Timur pemerintah sudah melaksanakan pemeriksaan cepat masal di Pasar Hasyim Mashuda Sampit, Jumlahnya mencapai 200 orang. Enam orang di antaranya reaktif korona.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Timur Multazam mengungkapkan, enam orang itu bakal segera melakukan uji usap atau swab. Mereka adalah pedagang dan pengunjung pasar. “Kami langsung meminta mereka melakukan karantina mandiri dan tetap diawasi petugas sambil menunggu hasil uji swab,” ungkap Multazam.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, salah satu kendala pemeriksaan massal adalah anggaran. Namun, pihaknya berupaya memeriksa sebanyak-banyaknya, baik uji usap maupun tes cepat sebagai bentuk deteksi dini.
“Kami berupaya memisahkan yang positif dan tidak dengan memeriksa sebanyak-banyaknya. Kami juga ada tim yang melacak jaringan-jaringan kontak pasien sehingga harapannya bisa memutus mata rantai penyebaran,” ungkap Suyuti.
Kami langsung meminta mereka melakukan karantina mandiri dan tetap diawasi petugas sambil menunggu hasil uji swab
Protokol kesehatan
Di sela-sela kunjungannya di Kota Sampit, Sugianto juga menyampaikan, kunci sukses memutus mata rantai penyebaran Covid-19 bergantung pada pola hidup masyarakat. Selama menjaga pola hidup bersih dan menjaga jarak, ia yakin penyebaran virus bisa ditekan.
"Kalau bapak dan ibu tidak disiplin, sayang anggaran yang dikeluarkan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ungkapnya.
Sugianto menjelaskan, anggaran penanganan Covid-19 di Kalteng dari refokusing APBD provinsi, kota, dan kabupaten mencapai lebih kurang Rp 900 miliar. Hingga saat ini, dana tersebut sudah disalurkan berupa bantuan sosial, pembelian alat pemeriksaan cepat, alat tes swab, masker dan keperluan setelah pandemi.
Sugianto menambahkan hingga kini masih tersisa sekitar 92.000 masker dari pembelian 400.000 masker bedah untuk masyarakat dan tenaga kesehatan. Masker-masker yang tersisa tersebut rencananya akan diberikan ke masyarakat.
“Kami sadar situasi saat ini masyarakat lebih utama untuk dibantu, pembangunan bisa kita tunda. Jadi semua anggaran yang ada itu kami upayakan untuk warga dan penanganan Covid-19,” ungkap Sugianto.