Kendalikan 35 Kg Sabu, Pengedar Ditembak Mati di Kapal
›
Kendalikan 35 Kg Sabu,...
Iklan
Kendalikan 35 Kg Sabu, Pengedar Ditembak Mati di Kapal
Polda Sumatera Utara menembak mati seorang pengedar dan menangkap anak buahnya di Medan, Sumatera Utara. Pengedar ditembak di atas kapal saat hendak bertransaksi. Polisi menyita 35 kilogram sabu dari keduanya.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Utara menembak mati Doddy (40), seorang pengedar narkoba di Kota Tanjung Balai, dan menangkap anak buahnya, Ilham (30), di Medan, Sumatera Utara. Doddy ditembak di atas kapal saat hendak bertransaksi. Polisi menyita 35 kilogram sabu dari keduanya.
”Kedua pengedar ini adalah bagian dari sindikat pengedar narkotika Malaysia-Tanjung Balai-Medan. Melihat modusnya, pasti ada jaringan besar di belakangnya,” kata Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Martuani Sormin, di Medan, Selasa (2/6/2020).
Martuani mengatakan, jaringan itu mengirim sabu dari Malaysia melalui jalur laut ke pelabuhan tikus di Kota Tanjung Balai, pantai timur Sumut. Dari sana, mereka mengirim sabu ke Medan dan diduga juga ke beberapa daerah lain melalui jalur darat.
Jalur itu selama ini merupakan jalur utama pengiriman narkotika dari Malaysia ke Indonesia. Karena itu, Polda Sumut memperketat penjagaan di pantai timur Sumut tersebut.
Martuani mengatakan, pengungkapan peredaran gelap narkotika itu bermula dari informasi yang diperoleh Kepolisian Resor Kota Besar Medan tentang adanya seorang pengedar dari Tanjung Balai yang telah masuk ke Medan. Petugas pun menggerebek sebuah kamar hotel di Jalan Sisingamangaraja, Medan, yang diduga tempat pengedar itu.
Di kamar itu ditemukan seorang pengedar, yakni Ilham, warga Kota Tanjung Balai. Petugas menggeledah kamar itu dan menemukan 5 kilogram sabu dalam lima kemasan teh China. ”Saya pun langsung perintahkan agar kasus ini dikembangkan karena saya yakin ada jaringan besar di belakangnya,” kata Martuani.
Kedua pengedar ini adalah bagian dari sindikat pengedar narkotika Malaysia-Tanjung Balai-Medan. Melihat modusnya, pasti ada jaringan besar di belakangnya. (Martuani Sormin)
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Medan Komisaris Besar Riko Sunarko menjelaskan, mereka melakukan penyelidikan mendalam untuk mengejar pengedar di belakang Ilham. Petugas pun mengetahui bahwa Ilham berada di bawah kendali seorang pengedar di Tanjung Balai, Doddy Sitorus.
Setelah mencari Doddy selama 10 hari, petugas mendapat titik terang tentang keberadaannya. Mereka pun menemukan Doddy saat hendak bertransaksi di sebuah kapal di dekat Jalan Sungai Apung, Tanjung Balai. Namun, hanya Doddy yang ditemukan di kapal itu.
”Saat hendak ditangkap, pelaku melawan petugas dengan menggunakan celurit. Kami terpaksa menembaknya,” kata Riko.
Petugas pun menembak Doddy di dada. Nyawanya tidak terselamatkan. Petugas lalu menggeledah kapal dan menemukan sabu dalam kemasan teh China yang disimpan di dalam tiga goni. Petugas pun menyita sabu tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.
Doddy dan Ilham juga merupakan nelayan di Tanjung Balai. Polisi pun masih terus mengembangkan kasus tersebut untuk menangkap pengedar lain yang terlibat bersama mereka. Ilham mengaku diminta Doddy membawa sabu dari Tanjung Balai ke Medan. Ia diberi upah Rp 20 juta atau Rp 4 juta per kilogram.