Pejabat Pemkot Semarang Terinfeksi Covid-19, PKM Bisa Diperpanjang
›
Pejabat Pemkot Semarang...
Iklan
Pejabat Pemkot Semarang Terinfeksi Covid-19, PKM Bisa Diperpanjang
Tren penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Semarang meningkat dalam dua minggu terakhir. Merujuk pada hal itu, Pemkot Semarang belum akan memikirkan normal baru, tetapi kemungkinan berupa perpanjangan PKM.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Peningkatan kasus positif Covid-19 terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah dalam dua pekan terakhir. Bahkan, tiga pejabat di lingkungan Pemkot Semarang terinfeksi. Selain meningkatkan intensitas tes massal, pembatasan kegiatan masyarakat kemungkinan diperpanjang.
Ketiga pejabat itu yakni satu kepala organisasi perangkat daerah (OPD), satu camat, dan satu sekretaris kecamatan, yang dilaporkan positif Covid-19 pada Selasa (2/6/2020). Saat ini, Pemkot Semarang masih terus melacak keluarga maupun lingkup kerja ketiga orang tersebut.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, di Balai Kota Semarang, Selasa, mengatakan, para bawahannya itu ada yang memilih karantina mandiri dan ada yang di rumah sakit. "Mereka positif, tetapi sehat. Salah satu dari mereka, keluarganya juga ada yang kena," ujarnya.
Selain ketiga pejabat itu, sejumlah kasus positif Covid-19 juga ditemukan di beberapa pusat perdagangan seperti Pasar Prembaen, Pasar Jati, dan Pasar Burung Karimata. Bermunculannya kasus itu membuat tren penambahan kasus positif Covid-19 meningkat dalam 14 hari terkahir.
Menurut data Pemkot Semarang, pada 13 Mei 2020, pasien Covid-19 yang dirawat hanya 49 orang. Namun, jumlahnya terus bertambah dan pada Selasa (2/6/2020) pukul 18.30, tercatat 445 kasus positif Covid-19 kumulatif (127 orang dirawat, 276 orang sembuh, dan 42 orang meninggal).
Dengan kondisi tersebut, menurut Hendrar, saat ini pihaknya belum memikirkan normal baru. Pasalnya, angka reproduksi Kota Semarang hingga 30 Mei 2020 masih 1,47, sedangkan salah satu kriteria penerapan normal baru yakni di bawah 1, setidaknya selama 14 hari.
Angka reproduksi Kota Semarang hingga 30 Mei 2020 masih 1,47, sedangkan salah satu kriteria penerapan normal baru yakni di bawah 1, setidaknya selama 14 hari.
Adapun pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) tahap II, yang akan berakhir 7 Juni 2020, kemungkinan diperpanjang. "Masih ada lima hari, tetapi dengan penderita yang trennya terus naik, kira-kira bisa dicerna sendiri seperti apa kemungkinannya (akan perpanjangan). Kami akan masifkan lagi patroli dan tes swab (usap tenggorokan)," kata Hendrar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam, menambahkan, pemeriksaan dengan swab akan lebih difokuskan agar pendeteksian kasus lebih akurat. Pihaknya telah menyiapkan 12.500 viral transport medium (VTM) atau media pembawa spesimen untuk tes swab/PCR.
"Sekarang kami fokus swab. Terlebih, saat ini di Kota Semarang ada tiga rumah sakit yang bisa memeriksa PCR, yakni RSUD KRMT Wongsonegoro, RSUP Dr Kariadi, dan RS Nasional Diponegoro. Waktu tunggunya tidak lama, berkisar 2-3 hari," kata Hakam.
Adapun sejak sekitar dua pekan terakhir, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Semarang juga cenderung melambat. Menurut Hakam, itu antara lain karena banyak penyakit penyerta pada pasien, seperti diabetes, hipertensi, dan asma.
Normal baru di Jateng akan dilakukan jika setiap institusi, lembaga, tempat ibadah, sekolah, dan lainnya telah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik.
Angka reproduksi Jateng
Meski tren penambahan kasus di Kota Semarang meningkat, angka reproduksi efektif (Rt) Jateng tergolong rendah. Menurut data di covid.bappenas.go.id/kriteria1, per 31 Mei 2020, Jateng berada di posisi ketiga terendah (0,98) di atas Kalimantan Utara dan Sulawesi Barat. Angka Rt di Jateng juga di bawah 1 dalam 14 hari terakhir.
Namun, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memilih berhati-hati dalam menerapkan normal baru. Menurut dia, normal baru akan dilakukan jika setiap institusi, lembaga, tempat ibadah, sekolah, dan lainnya telah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik.
"Kami tidak akan gegabah, tetapi angka (dari Bappenas) itu tetap kami jadikan satu pegangan. Saya khawatir masih ada gelombang kedua, gelombang ketiga dan lainnya. Kami juga terus mengontrol daerah-daerah yang masih fluktuatif kasusnya seperti Kota Semarang," katanya.
Ia pun meminta bupati/wali Kota se-Jateng untuk terus menggalakkan sosialisasi agar masyarakat terbiasa beraktvitas sesuai protokol kesehatan. Daerah yang hijau juga harus dipertahankan, di antaranya dengan terus mengawasi titik-titik perbatasan.