Wacana normal baru mengemuka setelah sekitar tiga bulan dilakukan pembatasan sosial berskala besar. Kesehatan harus menjadi pertimbangan utama.
Oleh
Editor
·2 menit baca
Wacana normal baru mengemuka setelah sekitar tiga bulan dilakukan pembatasan sosial berskala besar. Kesehatan harus menjadi pertimbangan utama.
Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi virus Covid-19 menuju situasi normal baru menuntut kesadaran bersama. Kesadaran, bahwa persoalan kita saat ini disebabkan merebaknya virus Covid-19 dan karena itu penularan Covid-19 harus diselesaikan dahulu.
Wacana pelonggaran PSBB mengemuka, antara lain, karena pembatasan sosial menyebabkan sebagian besar kegiatan ekonomi terhenti. Banyak pekerja dirumahkan atau diberhentikan dan pengusaha mandiri berhenti berusaha.
Pemerintah akan membiayai kebutuhan anggaran, antara lain, melalui utang Rp 1.633,6 triliun, sebagian besar dibiayai melalui penerbitan surat berharga negara sebesar Rp 1.521,1 triliun.
Beban ekonomi menjadi sangat berat. Pemerintah memperbesar defisit anggaran hingga 6,27 persen dari produk domestik bruto pada tahun ini. Pemerintah akan membiayai kebutuhan anggaran, antara lain, melalui utang Rp 1.633,6 triliun, sebagian besar dibiayai melalui penerbitan surat berharga negara sebesar Rp 1.521,1 triliun.
Seperti disebutkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam wawancara dengan Kompas pekan lalu, masalah kesehatan harus diselesaikan agar ekonomi dapat berjalan.
Penanganan Covid-19 harus menjadi prioritas. Jika kesehatan tidak ditangani baik, perbaikan ekonomi sulit mengikuti kurva V. Bahkan, kalaupun mengikuti kurva U, kecepatan kurva naik yang menunjukkan membaiknya perekonomian sangat tergantung dari kemampuan Indonesia menangani penularan virus. Penanganan kesehatan juga menyangkut kepercayaan masyarakat internasional kepada Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata.PSBB pada sisi lain memperlihatkan, ekonomi yang masih bergerak berkaitan dengan farmasi dan kesehatan, pangan, serta telekomunikasi. Sektor ini dapat menjadi andalan perbaikan ekonomi dengan cepat. Oleh karena yang terdampak paling besar adalah masyarakat dengan kekuatan ekonomi mikro hingga menengah, wajar apabila pemerintah memberikan perhatian pada bidang-bidang usaha tersebut, dengan melibatkan sebagian besar rakyat.
Agar sejalan dengan pemulihan ekonomi, konsumsi dirangsang melalui penciptaan lapangan kerja yang berhubungan dengan kebutuhan dasar, yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan, dan infrastruktur dasar yang langsung memberi dampak ekonomi dan kesehatan.
Pangan beragam sesuai daerah dalam jumlah cukup dan mudah diakses akan menguatkan ekonomi rakyat, sekaligus memberi ketahanan pada kesehatan.
Industri sandang dan pangan rakyat diprioritaskan mendapat modal kerja. Pangan beragam sesuai daerah dalam jumlah cukup dan mudah diakses akan menguatkan ekonomi rakyat, sekaligus memberi ketahanan pada kesehatan.
Pembangunan rumah murah dan sederhana akan membantu memberikan tempat tinggal bagi pekerja yang tinggal berjubel di rumah kontrak yang tidak memenuhi standar kesehatan. Industri farmasi, termasuk berbahan herbal di daerah, perlu diberi perhatian untuk membuat rakyat sehat.
Indonesia memiliki peluang besar menumbuhkan ekonominya melalui konsumsi mengingat jumlah penduduk yang besar dan berusia muda. Kita harus meraih peluang itu.