Tantangan menghadapi pandemi Covid-19 tak mudah. Perlu kerja sama berbagai bidang untuk mendesain normal baru di tengah pandemi yang belum berakhir.
Oleh
c anto saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semua negara, termasuk Indonesia, sedang menghadapi tantangan sulit dalam menangani pandemi Covid-19. Kolaborasi pemangku kepentingan di berbagai bidang, seperti kesehatan, ekonomi, dan teknologi, diperlukan untuk menghadapi pandemi itu.
”Semua negara mengalami tantangan tidak mudah untuk menangani Covid-19 ini. Penyebarannya luas, sangat ganas, bisa menekan sampai pada sistem kesehatan yang luar biasa, dan menimbulkan korban manusia,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Sri Mulyani mengatakan hal itu saat menjadi pembicara kunci pada Kick Off Meeting Dialog Menteri Perhubungan (Menhub) dengan Rektor Perguruan Tinggi. Acara disambung seminar bertajuk ”Kolaborasi Merespons Dampak Pandemi Covid-19 dan Strategi Pemulihan pada Tatanan Normal Baru di Sektor Transportasi”.
Baik Sri Mulyani maupun Menhub Budi Karya Sumadi pada acara itu menyampaikan pidato kunci dan sambutan melalui video yang telah direkam sebelumnya.
Menurut Sri Mulyani, pemikiran-pemikiran dan kerja sama dengan dunia akademisi menjadi sangat penting dalam mendesain suatu normal baru. ”Bagaimana kita bisa membuat masyarakat tetap memiliki aktivitas produktif, tetapi aman terhadap Covid-19,” ujarnya.
Menhub Budi Karya Sumadi menuturkan, saat ini pemerintah terus memantau data dan fakta di lapangan. Menurut dia, ada dua keuntungan penerapan protokol kesehatan sebagai norma sosial.
”Pertama, tatanan norma sosial baru akan menjaga Indonesia dari ancaman pandemi Covid-19. Kedua, tatanan baru untuk mendukung keberlanjutan Indonesia agar tidak terpuruk oleh permasalahan baru lainnya. Apa itu? Sebagai dampak Covid-19 adalah krisis ekonomi, ancaman ketahanan pangan, dan keberlangsungan pendidikan untuk anak-anak bangsa,” ujar Budi Karya.
Budi Karya menambahkan, pihaknya optimistis tatanan kehidupan baru juga akan memberikan hikmah lain terhadap ekonomi nasional. ”Oleh sebab itu, Kementerian Perhubungan berkomitmen segera menyiapkan kebijakan yang perlu dalam menyongsong kehidupan normal baru, yang tetap menjaga protokol kesehatan,” katanya.
Kemenhub melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
”Kolaborasi akan dilaksanakan dalam berbagai rangkaian kegiatan seperti diskusi, seminar, riset patungan yang diharapkan dapat menghasilkan masukan terhadap rumusan kebijakan yang diperlukan dalam menjawab tantangan paradigma, dalam tatanan kehidupan baru tersebut,” kata Budi Karya.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, kerja sama lintas ilmu sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Dalam presentasi tim UGM di sesi diskusi panel, Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM Agus Taufik Mulyono menuturkan, Covid-19 telah mengubah paradigma lama transportasi yang berkelanjutan, berkesinambungan, berkeselamatan, ramah lingkungan, berkeadilan, bermoral dan beretika, dan lainnya.
”Itu semua ambyar setelah ada Covid-19. Lalu, siapa panglima transportasi? Ternyata, di luar dugaan, panglima transportasi kita adalah kesehatan,” kata Agus.
Pada suasana seperti ini, tambah Agus, perencanaan dan pemikiran dalam menyusun masukan kebijakan bagi pemerintah menuju transportasi humanitarian perlu mulai disusun. Transportasi yang dinilai sesuai adalah transportasi yang sehat, bersih, humanistis, nyaman, selamat, dan adil.
Rektor ITS Mochamad Ashari mengatakan, sinergi sektor kesehatan, ekonomi, dan teknologi dibutuhkan untuk membereskan Covid-19.
Adapun Rektor UI Ari Kuncoro menyampaikan, UI mencermati persoalan pandemi Covid-19, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga dunia. ”Terdapat semacam konvergensi kebijakan dari yang hanya mengutamakan pencegahan penularan Covid-19 dengan lockdown, pengetatan wilayah, menuju ke arah pendekatan yang lebih berimbang, di mana di sini hajat hidup orang banyak juga diperhatikan,” kata Ari.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengatakan, pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir berdampak luar biasa terhadap seluruh aspek kehidupan. ”Persoalan ini juga bersifat multidisiplin sehingga memerlukan langkah yang tepat, efektif, dan harus diatasi sesegera mungkin,” katanya.
Persoalan ini juga bersifat multidisiplin sehingga memerlukan langkah yang tepat, efektif, dan harus diatasi sesegera mungkin.