Meski Penularan Diklaim Turun, DIY Tak Buru-buru Terapkan Normal Baru
›
Meski Penularan Diklaim Turun,...
Iklan
Meski Penularan Diklaim Turun, DIY Tak Buru-buru Terapkan Normal Baru
Meskipun tingkat penularan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta diklaim sudah menurun, kebijakan normal baru tak bisa buru-buru diterapkan. Dibutuhkan persiapan matang sebelum menerapkan kebijakan normal baru.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Daerah DI Yogyakarta mengklaim tingkat penularan penyakit Covid-19 di provinsi itu sudah menurun. Penurunan itu direpresentasikan angka reproduksi virus korona baru penyebab Covid-19 yang saat ini berada di bawah 1. Meski begitu, Pemda DIY tidak akan terburu-buru menerapkan kebijakan normal baru.
“R0 atau tingkat reproduksi penularannya sudah di bawah 1. Ini dihitung selama dua pekan terakhir,” kata Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (2/6/2020), di kompleks kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Kadarmanta menjelaskan, berdasarkan penghitungan yang dilakukan, R0 di DIY selama dua pekan terakhir telah mencapai angka kurang dari 1. Padahal, pada waktu-waktu sebelumnya, R0 di DIY sempat berada pada angka 1 sampai 2,5. “Dulu sempat mencapai 2,5. Waktu itu kan penambahan kasus di DIY cukup banyak,” ujarnya.
Penurunan tingkat penularan itu, kata Kadarmanta, terjadi karena Pemda DIY sudah melakukan tracing atau penelusuran kontak terhadap orang-orang yang terinfeksi Covid-19. Setelah penelusuran dilakukan, orang-orang yang diduga terinfeksi telah diisolasi dan ditangani.
Menurut Kadarmanta, dengan R0 di bawah 1, DIY sebenarnya sudah memenuhi salah satu syarat untuk menerapkan kebijakan new normal (normal baru). Namun, dia mengingatkan, masih ada beberapa syarat lain untuk penerapan normal baru. “Kalau sudah di bawah 1, itu sebetulnya sudah memenuhi syarat untuk new normal. Tapi kan itu bukan satu-satunya syarat,” tuturnya.
Dia menambahkan, penerapan normal baru juga harus mempertimbangkan kesiapan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Sebab, penerapan kebijakan itu harus diikuti penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan penyakit Covid-19. Tanpa penerapan protokol kesehatan, kebijakan normal baru justru bisa menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.
Tanpa penerapan protokol kesehatan, kebijakan normal baru justru bisa menyebabkan lonjakan kasus Covid-19.
Kadarmanta menyatakan, penerapan kebijakan normal baru mesti didahului penyiapan sarana prasarana serta edukasi pada pihak-pihak terkait. Ia mencontohkan, penerapan normal baru di sekolah harus didahului oleh edukasi kepada guru, murid, dan orangtua.
“Kami tidak ingin gegabah. New normal di bidang pendidikan mungkin dipikirkan terakhir karena kami tidak ingin ada kluster (penularan Covid-19) di sekolah,” katanya.
Sementara itu, penerapan normal baru di dunia pariwisata juga mesti didahului edukasi kepada berbagai pihak, dari petugas di bandara, objek wisata, hotel, rumah makan, hingga toko oleh-oleh. Hal ini karena semua pihak itu memiliki kaitan dengan aktivitas pariwisata.
“Kalau sarana prasarananya belum siap dan sumber daya manusianya belum dilatih menerapkan standar operasional prosedur yang baru, jangan menerapkan normal baru. Kami ingin semua pihak bertanggung jawab terhadap kemungkinan munculnya penularan,” ungkap Kadarmanta.
Penerapan normal baru di dunia pariwisata juga mesti didahului edukasi kepada berbagai pihak, dari petugas di bandara, obyek wisata, hotel, rumah makan, hingga toko oleh-oleh.
Kasus baru
Sementara itu, Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, pada Selasa ini tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 di DIY. Oleh karena itu, total pasien positif Covid-19 di DIY sebanyak 237 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 169 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan delapab orang lainnya meninggal.
Meski tidak ada penambahan kasus baru, bukan berarti penularan Covid-19 di DIY sudah benar-benar berhenti. Apalagi, jumlah sampel atau spesimen yang diperiksa pada Senin (1/6/2020) ternyata tidak terlalu banyak. Hasil pemeriksaan sampel yang diperiksa Senin kemarin itulah yang diumumkan pada Selasa ini.
Berty menjelaskan, terdapat 99 sampel pasien terduga Covid-19 yang diperiksa di DIY pada Senin kemarin dan hasilnya diumumkan pada hari ini. Dia menambahkan, dari tiga laboratorium pemeriksa spesimen Covid-19 di DIY, ada satu laboratorium yang tidak beroperasi pada Senin kemarin. “Kami belum tahu alasannya kenapa tidak beroperasi,” ujarnya.
Pada hari-hari sebelumnya, DIY masih mencatatkan penambahan kasus baru positif Covid-19. Pada Senin kemarin, terdapat satu pasien baru positif Covid-19, yakni seorang laki-laki usia 38 tahun asal Kabupaten Bantul, DIY. “Yang bersangkutan punya riwayat perjalanan ke Sukabumi, Jawa Barat,” kata Berty.
Sementara itu, pada Minggu (31/5/2020), terdapat tiga pasien baru positif Covid-19 di DIY. Dari ketiga orang itu, satu orang di antaranya berkaitan dengan kluster supermarket Indogrosir di Kabupaten Sleman. Adapun satu pasien lain memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta dan satu pasien lainnya mempunyai riwayat perjalanan dari Surabaya.
Menurut Berty, dengan adanya sejumlah kasus baru positif Covid-19 selama beberapa hari terakhir itu, masyarakat diimbau terus waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Mari ikuti terus anjuran pemerintah dan taat pada protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta hindari kerumunan,” ungkapnya.