Jateng Tak Mau Gegabah Kembalikan Aktivitas Siswa ke Sekolah
›
Jateng Tak Mau Gegabah...
Iklan
Jateng Tak Mau Gegabah Kembalikan Aktivitas Siswa ke Sekolah
Salah satu simulasi yang dianggap sulit terkait pengaturan transportasi dari rumah siswa menuju sekolah. Selain itu, juga soal menciptakan kondisi agar para siswa disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhati-hati sebelum membolehkan kembali siswa belajar di sekolah. Sambil menunggu kurva kasus terus menurun, sejumlah skenario disiapkan menuju normal baru di masa pandemi Covid-19.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Kamis (4/6/2020), mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait pembukaan kembali sekolah. Namun, sejumlah persiapan sudah dilakukan agar nantinya seluruh aspek siap.
”Belum (dibuka). Namun, kami latihan. Bagaimana menyiapkan skenario seperti penataan ruang dan jam (waktu) karena kapasitasnya pasti harus dikurangi. Setidaknya separuh. Sejumlah guru sedang siapkan itu dengan hati-hati,” kata Ganjar.
Menurut dia, simulasi yang tidak akan mudah dijalani, yaitu terkait pengaturan transportasi dari rumah siswa menuju sekolah. Selain itu, juga soal menciptakan kondisi agar para siswa, terutama para anak, benar-benar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
”Ada sejumlah usulan agar sebaiknya uji coba dulu. Jadi, tidak bareng semua langsung masuk (sekolah). Dalam sehari, mungkin ada dua waktu, pagi dan siang. Selain itu, hanya 1-2 kelas dulu sehingga orang bisa melihat bagaimana pelaksanaannya,” ujarnya.
Selain di bidang pendidikan, kata Ganjar, tempat-tempat ibadah juga tengah disiapkan untuk uji coba menghadapi normal baru. Salah satunya ibadah shalat Jumat seperti yang direncakanan Majelis Ulama Indonesia Jateng.
Uji coba terkait tempat ibadah di daerah-daerah zona hijau dulu. Kalau Semarang, jangan dulu. Di desa-desa bisa diuji coba.
”Jadi, (uji coba terkait tempat ibadah) di daerah-daerah zona hijau dulu. Kalau Semarang, jangan dulu. Di desa-desa bisa diuji coba. Semua akan ada pengalaman. Namun, yang utama penurunan kurva (kasus Covid-19). Setelah itu, bicara normal baru. Sekarang siap-siap dulu,” katanya.
Menurut data Pemprov Jateng, hingga Kamis pukul 20.20, terdapat 1.578 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 592 dirawat, 881 sembuh, dan 105 meninggal. Penambahan kasus signifikan dalam sehari terjadi Selasa (2/6/2020), yakni 43 orang positif.
Selain sarana pendidikan dan tempat ibadah, sejumlah pasar tradisional juga terus disiapkan agar protokol kesehatan terpenuhi. Sejumlah kasus yang ditemukan di beberapa pasar tradisional dijadikan pelajaran agar pengelolaan ke depan lebih baik.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Arif Sambodo mengapresiasi langkah tegas Pemerintah Kota Semarang yang menutup sementara operasional Pasar Prembaen, Pasar Burung Karimata, dan Pasar Rasamala karena terdapat kasus positif Covid-19.
”Kalau diperankan di perdagangan (Dinas Perdagangan) saja tak bisa. Karena jumlah pasar banyak, sedangkan petugas terbatas. Terakhir, rapat dengan kabupaten dan kota, kami minta libatkan satpol PP sebagai penegak peraturan. Ada surat dari Mendagri untuk pelibatan satpol PP dan linmas,” kata Arif.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, penutupan pasar tradisional penting untuk pencegahan penularan. ”Harus menjadi kesadaran, baik pedagang maupun pembeli agar mau menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah kasus positif Covid-19 ditemukan di sejumlah pasar di Kota Semarang, termasuk Pasar Ikan Rejomulyo atau Pasar Kobong yang menjadi kluster penularan baru. Adapun di Kabupaten Jepara, terdapat kasus di Pasar Satu Jepara dan Pasar Karangaji.