Curah Hujan Tinggi, "Galodo" Terjang Permukiman di Danau Maninjau
›
Curah Hujan Tinggi, "Galodo"...
Iklan
Curah Hujan Tinggi, "Galodo" Terjang Permukiman di Danau Maninjau
Banjir bandang dipicu curah hujan tinggi kembali melanda permukiman di pinggiran Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sebanyak lima rumah terdampak material banjir dan 17 orang mengungsi.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS -- Banjir bandang dipicu curah hujan tinggi kembali melanda permukiman di pinggiran Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sebanyak lima rumah terdampak material banjir dan 17 orang mengungsi.
Permukiman yang dilanda banjir bandang atau kerap disebut masyarakat Minang dengan istilah galodo, berada di Jorong Pantas, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Agam. Banjir bandang melanda permukiman pada Rabu (3/6/2020) sekitar pukul 18.00.
Maizon (53), warga di sekitar Danau Maninjau mengatakan, tanda-tanda banjir bandang mulai tampak pada hari ketiga Idul Fitri atau 26 Mei 2020. Sejumlah material seperti batu, kayu, dan lumpur tertahan di arah hulu bandar atau parit Sungai Rangek yang bermuara ke Danau Maninjau.
"Curah hujan tinggi sejak Rabu sore membawa material yang tertumpuk di parit dekat kaki bukit ke permukiman," kata Maizon, yang juga mantan wali Nagari Tanjung Sani, ketika dihubungi dari Padang, Rabu malam.
Berdasarkan data BPBD Agam, sebanyak dua rumah rusak parah, sedangkan tiga lainnya rusak sedang. Sebanyak 17 orang mengungsi. Material galodo menutupi jalan lingkar danau sepanjang 100 meter dengan ketinggian 40-70 sentimeter. "Jalan tertutup material lumpur. Sementara itu, batu dan kayu tertahan di atas dekat perkebunan warga," ujar Maizon.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Syafrizal mengatakan, petugas dan warga saat ini sedang bergotong royong membersihkan material banjir bandang secara manual. Sementara itu, alat berat milik pemerintah provinsi sedang didatangkan dari Bukittinggi.
"Sebelum alat berat datang, kami bersihkan dulu material yang bisa dilakukan secara manual," kata Syafrizal.
Menurut dia, tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka akibat kejadian ini. Warga terdampak mengungsi ke rumah keluarga ataupun tetangga. Syafrizal menambahkan, setelah bencana banjir, hujan beberapa kali masih turun di sekitar lokasi dengan intensitas sedang hingga tinggi. Warga diminta tetap waspada.
Wilayah di lingkar Danau Maninjau, khususnya di Nagari Tanjung Sani, termasuk rawan dengan kejadian banjir bandang saat curah hujan tinggi. Pada Rabu (20/11/2019) malam, galodo juga melanda Jorong Galapuang, Nagari Tanjung Sani, akibat curah hujan tinggi. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Namun, 14 rumah, satu masjid, dan satu madrasah rusak dilanda material banjir.