Lebih dari 20 detik, Gempa dengan Magnitudo 7,1 Guncang Morotai
›
Lebih dari 20 detik, Gempa...
Iklan
Lebih dari 20 detik, Gempa dengan Magnitudo 7,1 Guncang Morotai
Gempa dengan magnitudo 7,1 mengguncang sebagian wilayah Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Utara pada Kamis (4/6/2020) petang. Di Pulau Morotai, Maluku Utara, durasi guncangan terasa lebih dari 20 detik.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·2 menit baca
MOROTAI, KOMPAS - Gempa dengan magnitudo 7,1 mengguncang sebagian wilayah Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Utara pada Kamis (4/6/2020) petang. Episentrum gempa berada sekitar 99 kilometer utara Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Di Daruba, durasi guncangan terasa lebih dari 20 detik. Warga sempat kocar-kacir berlari menjauhi pesisir lantaran takut terjadi gelombang tsunami.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Rahmat Triyono dalam siaran pers yang diterima Kompas mengatakan, gempa tektonik itu terjadi pada pukul 17.49 WIT. Gempa memiliki parameter update magnitudo 6,8 itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Pusat gempa pada kedalaman 111 kilometer. Kendati demikian, gucangannya terasa di dua provinsi.
Di titik terdekat pusat gempa, yakni Pulau Morotai, getaran gempa mencapai IV Modified Mercalli Intensity (MMI). Di Ternate, Tobelo, dan Sofifi, wilayah lainnya di Maluku Utara serta Manado, Bitung, dan Minahasa di Sulawesi Utara terasa getaran antara II hingga III MMI. Jarak titik terjauh dengan pusat gempa ratusan kilometer.
Menurut Rahmat sebagaimana yang tertulis dalam rilis itu, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah. Gempa terjadi akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menyusup di bawah wilayah Maluku Utara. Maluku Utara berada di selatan Filipina. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
Supriono Ahmad, dosen pada Universitas Pasifik Morotai yang dihubungi dari Ambon, Maluku, mengatakan getaran yang ia rasakan lebih dari 20 detik. "Rumah bergetar cukup kuat. Barang-barang di dinding ada yang sampai jatuh ke lantai. Orang-orang lari dari dalam rumah sampai ke jalan, dan di jalan goyangan gempa masih terasa," katanya.
Rumah bergetar cukup kuat. Barang-barang di dinding ada yang sampai jatuh ke lantai. Orang-orang lari dari dalam rumah sampai ke jalan...
Ia mengatakan ada tetangganya mengalami kerusakan pada dinding rumah. Beberapa keramik yang ditempel pada dinding rontok. Mereka belum memeriksa secara detail kondisi bangunan karena hari mulai gelap. Tak terasa gempa susulan. Warga kembali beraktivitas seperti biasanya dengan rasa cemas.
La Ode Rahmat, pengemudi becak bermotor di Daruba yang dihubungi secara terpisah mengatakan, saat terjadi gempa, ia sedang berada di Pasar Daruba. Pedagang dan pembeli berhamburan. Sebagian dari mereka berlari mencari daerah ketinggian karena takut gempa berpotensi menimbulkan tsunami. "Goyang lebih dari 20 detik," ujarnya.
Menurut sejumlah informasi yang dihimpun Kompas, ada dinding rumah warga yang roboh akibat gempa. Foto-foto kerusakan itu beredar di jagad maya dan grup percakapan. Hingga pukul 22.00 WIT, belum ada keterangan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Bupati Pulau Morotai Benny Laos belum menjawab pesan singkat dari Kompas.