MG ZS, Mobil Rakyat yang Tampil Bergaya dengan Citra Inggris
›
MG ZS, Mobil Rakyat yang...
Iklan
MG ZS, Mobil Rakyat yang Tampil Bergaya dengan Citra Inggris
Di tengah paceklik pasar otomotif Indonesia, MG Motor Indonesia percaya diri masuk dengan mengandalkan MG ZS sebagai produk perdananya. Bagaimana kesan pertama mengendarai crossover-SUV berharga di bawah Rp 300 juta ini?
Oleh
Dahono Fitrianto
·6 menit baca
Apa ekspektasi Anda saat mendengar merek mobil asal Inggris? Kemewahan ultra Rolls Royce dan Bentley? Jiwa sport Jaguar, Aston Martin, dan McLaren? Ketangguhan Land Rover? Atau keunikan MINI? Bagaimana jika sekarang ada merek Inggris yang bukan semua itu?
Bagi para penggemar mobil klasik, merek MG adalah salah satu merek Inggris yang tak asing lagi. Berawal dari salah satu agen penjualan mobil Morris (MG adalah singkatan Morris Garages), MG kemudian memproduki mobil-mobil sport hingga mencapai puncaknya pada dekade 1950-1960-an. Beberapa kolektor mobil klasik di Tanah Air pun memiliki koleksi mobil roadster MG beratap terbuka buatan tahun 1960-an itu.
Namun, sejak MG Motor dibeli oleh perusahaan asal Shanghai, China, SAIC Motor, pada 2007, merek ini berfokus pada mobil-mobil rakyat kebanyakan dengan berbagai model dipasarkan di Inggris, mulai dari hatchback, sedan, hingga SUV. Menurut data asosiasi produsen dan pedagang mobil Inggris (Society of Motor Manufacturers and Traders/SMMT), MG menjadi merek dengan pertumbuhan penjualan tertinggi di Inggris, yakni 361 persen, pada 2014.
Tahun ini, di tengah paceklik yang mencekam industri otomotif, MG Motor percaya diri masuk ke pasar Indonesia. ”Pasar otomotif di Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya kami pandang masih sangat bagus dan potensial. Itu sebabnya kami memutuskan masuk ke sini,” kata Figo Lee, Managing Director MG Motor Indonesia, saat perkenalan mobil itu kepada media, Kamis (5/3/2020).
Mobil perdana yang mereka datangkan ke Tanah Air adalah MG ZS, sebuah crossover-SUV berukuran kompak. Mobil yang didatangkan utuh dari pabrik perakitan di Thailand dalam dua varian, ini, ditawarkan ke publik dengan harga yang cukup menggoda, yakni Rp 255,8 juta untuk varian MG ZS Excite dan Rp 289,8 juta untuk MG ZS Ignite. Semua harga dalam kondisi on the road untuk wilayah Jabodetabek.
Dengan harga ini, MG menjadi merek Inggris paling murah yang dipasarkan di Indonesia saat ini dan memperlihatkan intensi untuk menggarap pasar “mobil rakyat”. Merek-merek Inggris lainnya saat ini bermain di segmen mobil premium dan super-premium dengan harga sudah di hitungan miliar.
”MG ZS sangat melekat dengan karakter semangat generasi X, Y, dan Z Mereka orang-orang yang muda, dinamis, penuh dengan gaya, harapan, memiliki dorongan untuk eksplorasi, dan selalu bergerak. Itulah target segmen yang kami sasar,” imbuh Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia.
Dari luar, MG ZS Iginite yang Kompas uji ini tampil menggoda dengan desain crossover-SUV modern yang tengah populer dewasa ini. Bahkan sekilas, tampilan wajah mobil ini mengingatkan pada bahasa desain Kodo yang dipakai Mazda, dengan lampu depan mobil proyektor yang dibingkai lampu siang (daytime running lights/DRL) LED berbentuk seperti mata. Demikian juga dengan gril besar berbentuk oktagon berlabur warna krom.
Sementara tarikan garis pada pilar C dan D mengingatkan pada desain Hyundai Tucson generasi kedua. Secara keseluruhan, dimensi mobil ini kompak, dengan panjang 4,314 meter; lebar 1,809 meter; tinggi 1,624 meter; dan jarak sumbu roda (wheelbase) 2,585 meter. Velg berukuran 17 inci yang dibalut ban Yokohama Advan dB Decibel ukuran 215/50R17, menambah gagah tampilan ZS, walau dari sudut tertentu ukuran velg ini terlihat masih terlalu kecil dibandingkan ukuran ruang roda di mobil tersebut.
Sebagaimana mobil-mobil yang di-engineering di China lainnya yang dipasarkan di Indonesia, seperti DFSK dan Wuling (SAIC Motor yang memiliki MG Motor, juga menjadi salah satu pemilik Wuling Motors), MG ZS ini bertabur berbagai fitur modern yang lazimnya baru ada di mobil-mobil dengan segmen di atasnya.
Sebut saja atap panoramik besar yang membentang dari depan hingga belakang di varian ZS Ignite ini. Bagian depan atap ini bisa dibuka layaknya sunroof, menambah kesan premium. Sensor lampu otomatis, cruise control, pemantau tekanan angin ban, enam airbag, dan konektivitas Apple Car Play juga sudah menjadi perlengkapan standar pada varian ini.
Sementara berbagai fitur keselamatan aktif, seperti Hill Start Assist, Sistem Kontrol Traksi (TCS), dan Curve Brake Control (CBC), menjadi perangkat standar sejak di varian Excite. Demikian juga dengan head unit layar sentuh berukuran 8 inci. Hanya bedanya, di varian Excite belum dilengkapi kamera parkir belakang dan hanya dilengkapi 4 speaker. Sementara di varian Ignite, sudah ada 6 speaker yang mengeluarkan suara lumayan.
Rasa berkendara
Bagaimana rasa mengemudi dan kualitas tunggangan dari MG ZS? Ekspektasi memang tidak digantungkan terlalu tinggi mengingat sekali lagi mobil ini berada di segmen berharga di bawah Rp 300 juta. Di area harga tersebut, ada mobil-mobil segmen low SUV dari pabrikan Jepang yang dikembangkan dari low MPV mereka, macam Toyota Rush/Daihatsu Terios, Honda BR-V, Suzuki XL7, dan Mitsubishi Xpander Cross.
Oleh sebab itu wajar saja jika kita akan masih menemukan banyak plastik keras di interior mobil ini. Keunggulan MG ZS dibanding interior mobil-mobil itu ada pada bahan empuk (soft pad) yang melapis dasbor bagian atas. Kualitas jahitan pada bahan pelapis kulit di jok juga terlihat kurang rapi pada beberapa bagian.
Rasa tunggangan MG ZS ini pun bisa dikatakan tak jauh beda dengan mobil-mobil tersebut. Apalagi versi yang dimasukkan ke Indonesia hanya dibekali mesin bensin 4 silinder berkode 14S4C. Mesin berteknologi DOHC dan VTi-TECH ini berkapasitas 1.5 liter (1.498 cc). Di atas kertas, tenaga maksimumnya 114 PS pada putaran mesin 6.000 rpm, dan torsi puncak 150 Nm pada 4.500 rpm.
Mesin ini disambungkan dengan transmisi otomatis 4 percepatan yang juga biasa-biasa saja. Nyaris tak ada kesan dalam mengendarai mobil ini, salah satunya karena penyaluran tenaga yang terkesan agak sedikit terlambat. Ada jeda beberapa saat antara injakan pedal gas dengan respons mesin dan penyaluran tenaganya.
Hal ini terutama terasa saat harus melakukan kickdown ketika hendak menyalip kendaraan di depan. Respons tenaga yang agak terlambat menyebabkan menyalip kendaraan lain perlu persiapan yang lebih matang.
Berkebalikan dari itu, roda kemudi mobil ini terasa begitu ringan. Dengan electric power steering, tingkat keringanan kemudi MG ZS ini bisa diatur dalam tiga tingkatan, yakni Urban, Normal, dan Dynamic. Mode Urban memberikan setir paling ringan untuk manuver dalam kecepatan rendah, sementara mode Dynamic membuat setir berat untuk kendali di kecepatan tinggi.
Hanya saja kendali ini tidak otomatis. Kita harus mengakses pilihan di menu utama dan masuk ke menu mode kemudi ini untuk memilih mode yang sesuai. Alhasil, kita harus melepas konsentrasi dari jalanan di depan untuk mengubah mode ini.
Selain itu, setting suspensi mobil ini juga terlalu memantul. Efeknya, pada kecepatan rendah suspensi terasa keras saat menghajar lubang di jalan atau polisi tidur. Pada kecepatan tinggi, mobil juga terasa agak memantul dan melayang-layang. Gejala body roll begitu terasa saat menikung dalam kecepatan tinggi.
Namun untuk pemakaian sehari-hari di dalam kota, performa mobil ini sudah cukup. Terutama bagi mereka yang lebih mementingkan tampilan dan citra pada sebuah mobil. Apalagi citra sebuah merek Inggris yang bisa didapat dengan harga di bawah Rp 300 juta.