Ratusan Sampel Usap Belum Diuji, BIN Tambah Alat PCR untuk Surabaya
›
Ratusan Sampel Usap Belum...
Iklan
Ratusan Sampel Usap Belum Diuji, BIN Tambah Alat PCR untuk Surabaya
Badan Intelijen Negara menambah alat pemeriksaan spesimen usap (swab) untuk Kota Surabaya. Tambahan alat polymerase chain reaction (PCR) diharapkan mempercepat diagnosis Covid-19 karena ada ratusan sampel belum diuji.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Badan Intelijen Negara menambah alat pemeriksaan spesimen usap (swab) untuk Kota Surabaya. Tambahan alat polymerase chain reaction (PCR) diharapkan mempercepat diagnosis Covid-19 karena ada ratusan sampel belum diuji.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Kamis (4/6/2020) mengatakan, tambahan alat PCR ini sangat dibutuhkan Surabaya. Sebab hingga saat ini masih ada ratusan sampel spesimen usap yang belum diperiksa.
Seiring dengan pelaksanaan tes massal, kebutuhan untuk pemeriksaan spesimen usap sangat tinggi (Tri Rismaharini)
Alat PCR itu sudah mulai dioperasikan sejak kemarin. Untuk sementara, tes dilakukan di laboratorium milik Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya hingga Laboratorium Kesehatan Daerah selesai dibangun. “Seiring dengan pelaksanaan tes massal, kebutuhan untuk pemeriksaan spesimen usap sangat tinggi,” katanya.
Data Dinas Kesehatan Kota Surabaya hingga Rabu (3/1/2020) mencatat, tes cepat sudah dilakukan kepada 29.509 orang dengan temuan 3.222 orang reaktif. Warga yang hasil tesnya reaktif langsung mengikuti tes usap. Namun hingga saat ini, dari 3.222 orang tersebut baru 1.405 orang sudah diambil sampel usap dan sisanya sebanyak 1.817 masih dalam antrean.
Dari 1.405 sampel usap yang sudah diambil, baru 855 sampel sudah keluar hasilnya. Masih ada 550 sampel yang sudah diambil tetapi belum diuji sehingga hasilnya belum keluar. Dengan bertambahnya alat PCR tersebut, diharapkan pemeriksaan sampel bisa lebih banyak.
Secara masif
“Data ini belum termasuk hasil tes massal yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan BIN yang dilakukan sangat masif dalam sepekan terakhir,” ucap Risma.
Di Surabaya, ada sejumlah laboratorium untuk memeriksa sampel tes usap, antara lain di Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, RSUD Dr Soetomo, Balai Besar Laboratorium Kesehatan, BBTKLPP, dan RS PHC.
Meskipun berada di Surabaya, laboratorium-laboratoium tersebut tidak hanya menguji sampel usap dari kota ini karena juga harus menguji sampel dari kabupaten/kota lain di Jatim serta daerah di kawasan Indonesia timur. Sampel dari Surabaya yang bisa diperiksa rata-rata hanya 50 spesimen per hari. “Selama menunggu hasil tes usap, warga diisolasi di hotel,” katanya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Muhammad Fikser menuturkan, semakin cepat hasil tes keluar, maka penanganan bisa lebih cepat. Selain itu, warga yang positif bisa segera dipisahkan dengan warga lain dengan hasil tes cepat reaktif namun ternyata negatif. “Jika hasil tes usap ternyata negatif, maka orang tersebut bisa segera kembali pulang ke rumah,” ucapnya.
Kecepatan penanganan pasien tersebut membuat jumlah pasien sembuh terus bertambah. Dalam tiga hari terakhir, tercatat peningkatan jumlah pasien sembuh dari Surabaya.
Pada 1 Juni ada 17 pasien sembuh, kemudian 2 Juni sebanyak 60 pasien, dan pada 3 Juni ada 240 pasien telah sembuh. Secara kumulatif, dari 2.007 pasien terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 540 orang dinyatakan sembuh.
Hingga hari ketujuh pelaksanaan tes cepat dan swab gratis yang digelar BIN dan BNPB bersama Pemerintah Kota Surabaya, warga yang ikut tes cepat selalu membludak. Di setiap lokasi rata-rata warga yang ikut tes minimal 200 orang.
Seperti tes di Terminal Keputih pada Kamis (4/6/2020) hingga pukul 15.00 WIB, terdapat 847 warga yang sudah melakukan rapid test. Dari jumlah tersebut 107 diantaranya reaktif dan langsung swab. Sedangkan di kantor Kecamatan Gunung Anyar pada Rabu (3/6/2020) warga yang ikut tes cepat sebnayak 500 orang.