Terpuruk Selama Pandemi, Sekolah Swasta Butuh Bantuan
›
Terpuruk Selama Pandemi,...
Iklan
Terpuruk Selama Pandemi, Sekolah Swasta Butuh Bantuan
Sekolah swasta di Medan, Sumatera Utara, membutuhkan bantuan pemerintah karena ekonominya terpuruk akibat pandemi Covid-19. Keuangan sekolah babak belur karena 75 persen uang sekolah menunggak.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Sekolah swasta di Medan, Sumatera Utara, membutuhkan bantuan pemerintah karena ekonominya terpuruk akibat pandemi Covid-19. Keuangan sekolah babak belur karena 75 persen uang sekolah menunggak, sementara sekolah harus tetap membayar operasional khususnya gaji guru.
“Kami siap memberikan bantuan kepada sekolah swasta. Kami akan melihat dulu regulasi dan ketentuan sebelum memberikan bantuan agar tidak menjadi masalah ke depan,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution saat menerima perwakilan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Medan, Kamis (4/6/2020).
Akhyar mengatakan, dunia pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Selain karena uang sekolah yang menunggak, Pemko Medan juga membuat surat edaran agar semua sekolah tidak memungut uang pembangunan selama pandemi ini.
Menurut Akhyar, kebijakan itu mereka ambil setelah melihat ekonomi di Medan yang terpuruk. Banyak keluarga yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan sebagai dampak Covid-19. “Ada orangtua yang menunda anaknya sekolah selama satu tahun karena keuangan keluarga terpuruk. Ini seharusnya tidak terjadi. Karena itu kami meminta sekolah memberikan keringanan,” kata Akhyar.
Untuk menolong perguruan swasta dari keterpurukan, Akhyar pun meminta mereka menyiapkan formula dan skema pemberian bantuan.
Akhyar mengatakan, tantangan terbesar dalam menerapkan normal baru adalah pada dunia pendidikan. Akhyar menyebut sekolah di Medan belum memasuki normal baru dalam waktu dekat. Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi pun telah mengirimkan surat edaran kepada kabupaten/kota agar sekolah tidak dibuka sampai pemberitahuan berikutnya.
Menurut Akhyar, sekolah belum siap secara infrastruktur dan kultur pendidikan untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19. “Tentu akan sangat sulit meminta anak-anak untuk tidak bermain dan menjaga jarak dengan temannya,” kata Akhyar.
Ketua BMPS Kota Medan M Arif mengatakan, mereka berharap pemerintah bisa memberikan bantuan khususnya kepada perguruan swasta yang ekonominya terpuruk. Keuangan sekolah terpuruk karena harus membayar operasional seperti gaji guru tetapi pemasukannya anjlok karena uang sekolah menunggak.
“Kami akan segera mendiskusikan dan menyiapkan rujukan formulasi pemberian bantuan kepada perguruan swasta. Kami berharap bantuan ini bisa menjamin kelangsungan kegiatan belajar-mengajar secara daring selama pandemi ini,” kata Arif.
Penularan masih meluas
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, dalam sehari belakangan kasus baru positif Covid-19 di Sumut bertambah cukup signifikan yakni 44 kasus. Total kasus positif di Sumut hingga Kamis pukul 17.00 mencapai 488 kasus. “Kami meminta masyarakat semakin waspada karena penularan masih terus meningkat,” katanya.
Aris mengatakan, kasus baru terbanyak terdapat di Kota Medan yakni 40 kasus positif baru. Kasus baru lainnya terdapat di Deli Serdang, Simalungun, dan Karo.
Namun, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Medan menyampaikan data yang berbeda. Dari hasil rekap hingga pukul 16.30, Gugus Tugas Medan menyebut pasien positif di daerahnya berjumlah 297 dengan penambahan 9 kasus baru.
Aris mengatakan, Sumut mengumpulkan data secara langsung dari rumah sakit dan laboratorium, tidak melalui Pemko Medan. Ia menyebut bahwa data tersebut bisa mereka pertanggungjawabkan.