Hidup Normal Baru di Lingkungan Masyarakat Arab
Negara-negara di Timur Tengah mulai menyiapkan diri menerapkan pola hidup normal baru agar roda ekonomi dapat bergerak kembali.
Saat liburan Idul Fitri yang berakhir pada Minggu (31/5/2020) di dunia Arab, pemerintah dan para tokoh masyarakat di kawasan itu melalui media dan wahana lainnya mulai membangun opini tentang pentingnya kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menghadapi era normal baru pascaliburan Idul Fitri.
Era normal baru pada masa Covid-19 sudah disepakati tidak bisa dihindari lagi untuk mencegah kerugian ekonomi lebih besar lagi setelah dunia Arab memberlalukan lockdown secara parsial ataupun total hampir tiga bulan sejak awal Maret lalu.
Menurut laporan Liga Arab, dunia Arab mengalami kerugian hingga 1,2 triliun dollar AS dan hilangnya 7,1 juta lapangan pekerjaan akibat Covid-19. Liga Arab menyerukan segera dibentuk kotak krisis dengan sumbangan dana dari negara-negara Arab kaya untuk meringankan krisis ekonomi di dunia Arab.
Baca juga : ”Lockdown” dan ”Herd Immunity”
Harian berbahasa Arab milik Arab Saudi, Asharq Al Awsat, edisi Senin, 1 Juni 2020, yang terbit di London, Kairo, Beirut, dan Jeddah menurunkan berita utama dengan judul ”Kembalinya Hidup Normal di Arab Saudi”.
Harian terbesar di Mesir, Al Ahram, edisi Senin, 1 Juni 2020, juga menurunkan tulisan investigasi di halaman 3 dengan judul ”Korona Tidak Akan Menghentikan Kehidupan”. Judul berita utama dan laporan investigasi dari dua harian yang cukup berpengaruh di dunia Arab itu untuk memberi pesan kepada seluruh masyarakat Arab bahwa sudah tiba saatnya menjalani hidup normal lagi di era Covid-19 ini.
Melengkapi opini dari dua media besar itu, para pejabat pemerintah dan pakar juga cukup intensif melakukan sosialisasi tentang keharusan masyarakat membangun kesadaran sendiri untuk bersiap beradaptasi dengan era normal baru. Era nomal baru itu dalam bentuk kembali menjalankan aktivitas sehari-hari sambil disiplin menjalankan protokol kesehatan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga : Bekerja di Tengah Covid-19
Protokol kesehatan itu seperti membangun tradisi mengenakan masker ke mana pun bepergian, mencuci tangan sesering mungkin dalam kehidupan keseharian kita, selalu menjaga jarak di mana pun kita berada, dan menjaga pola hidup sehat. Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah mengatakan, kini tanggung jawab tidak hanya dipikul pemerintah, tetapi juga setiap individu dalam masyarakat untuk menerapkan secara disiplin protokol kesehatan dalam menghadapi era normal baru.
Para pakar di Mesir juga menegaskan, hidup damai dengan Covid-19 saat ini merupakan keniscayaan untuk mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar lagi. Namun, lanjut mereka, hidup damai dengan Covid-19 harus disertai dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Mereka pun menyebutkan, menerapkan secara disiplin protokol kesehatan di era Covid-19 ini merupakan normal baru. Pada era normal baru di Arab Saudi, sejak Minggu, 31 Mei, telah dibuka sebanyak 11 dari 28 bandar udara di negeri itu setelah 71 hari penerbangan berhenti total. Namun, sementara ini hanya diizinkan penerbangan domestik di Arab Saudi.
Semua masjid di Arab Saudi, kecuali Masjidil Haram di Mekkah, diizinkan dibuka kembali dan dapat digunakan untuk ibadah shalat. Kantor-kantor pemerintah dan swasta juga mulai beroperasi secara bertahap. Tempat-tempat wisata di Arab Saudi mulai dibuka pula.
Baca juga : Melunasi Kutang Masa Lalu
Namun, masyarakat dilaporkan masih waspada, ditandai dengan masih sepinya tempat hiburan dan pusat perbelanjaan. Arab Saudi dijadwalkan akan membuka akses sosial dan ekonomi secara penuh mulai 21 Juni 2020.
Di Dubai, Uni Emirat Arab, kehidupan ekonomi digerakkan kembali sejak 27 Mei dengan diizinkan beroperasinya pusat-pusat perbelanjaan dan tempat-tempat hiburan mulai pukul 06.00 hingga pukul 23.00, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Di Kuwait, Menteri Dalam Negeri Anas al-Saleh melonggarkan lockdown secara bertahap mulai 28 Mei untuk memasuki hidup normal baru secara bertahap. Lebanon juga mulai membuka tempat hiburan, seperti pantai dan pusat perbelanjaan, setelah lebih dari dua bulan ditutup. Kantor-kantor pemerintah mulai dibuka pula, tetapi hanya bisa menampung 50 persen dari kapasitas keseluruhan kantor tersebut.
Di Suriah, kantor-kantor pemerintah beroperasi lagi secara normal mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00 setelah lebih dari dua bulan jam kerja dan pegawai dikurangi untuk mencegah penyebaran Covid-19. Adapun Mesir tetap bertekad menerapkan hidup normal baru meskipun dalam beberapa hari terakhir ini jumlah positif Covid-19 di negara itu meningkat tajam hingga rata-rata lebih dari 1.000 orang per hari.
Baca juga : Oxymoron Normal Baru
Menurut Worldometers, hingga hari Rabu, 3 Juni 2020, jumlah positif Covid-19 di Mesir mencapai 27.549 orang, di antaranya 1.052 orang meninggal dan 6.827 dinyatakan sembuh. Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi dalam sidang kabinet terbatas hari Selasa (2/6/2020) menyerukan agar terus mengambil semua langkah yang dapat memperbaiki kondisi ekonomi dampak dari Covid-19.
Perkantoran pemerintah dan juga swasta, perbankan, serta pusat perbelanjaan mulai beroperasi pada Minggu, 31 Mei. Namun, disertai peringatan keras harus menerapkan protokol kesehatan, seperti harus mengenakan masker dan menjaga jarak. Pemerintah Mesir menyebarkan pengumuman di media resmi dan media sosial bahwa siapa pun yang tidak mengenakan masker ketika bepergian ke luar rumah akan dikenai denda 4.000 pound Mesir (sekitar 250 dollar AS).
Bahkan, PM Mesir Mustafa Madbouly meminta beroperasinya kembali bandara dan penerbangan internasional mulai Juli 2020 untuk menggerakkan kembali industri pariwisata di Mesir. Sejak 19 Maret lalu, Mesir menghentikan penerbangan internasional dari dan ke Mesir serta menutup semua bandara untuk mencegah penularan Covid-19.
Ketua Komisi Anggaran di Parlemen Mesir Hussein Isa mengatakan, pemerintah telah mengambil keputusan untuk memulai hidup normal baru secara bertahap di tengah era Covid-19 saat ini mulai awal Juni hingga akhir Juli nanti. Menurut dia, kehidupan normal kembali secara penuh pada akhir Juli nanti dengan tetap disertai penerapan protokol kesehatan.
Baca juga : Vaksin: Komersial atau Sosial
Wakil Ketua Komisi Ekonomi di Parlemen Mesir Medhat Sharif menuturkan, keputusan Pemerintah Mesir memulai hidup normal baru terdiri atas dua paket yang harus diterapkan secara bersamaan. Pertama, penerapan protokol kesehatan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Mesir untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kedua, menggerakkan kembali kehidupan ekonomi sehingga negara mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal memberikan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Menurut laporan badan statistik pusat, sebanyak 32,5 juta dari 100 juta rakyat Mesir kini hidup di bawah garis kemiskinan. Cendekiawan Mesir, Dr Fathi Mahmoud, menurunkan artikel di harian Al Ahram dengan judul ”Perang Membangun Kesadaran dalam Menghadapi Covid-19”.
Ia menyebut, Mesir kini tidak hanya melancarkan perang melawan Covid-19, tetapi juga perang membangun kesadaran masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurut dia, Mesir dan seperti halnya negara berkembang lain sering menghadapi kesadaran masyarakat yang rendah akan bahaya wabah Covid-19 dan sekaligus dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Ia menyebut pula, pertarungan membangun kesadaran masyarakat adalah pertarungan tidak mudah dan butuh waktu karena tinggi dan rendahnya kesadaran masyarakat adalah produk budaya masyarakat tersebut.