Hal-hal baik yang muncul selama pandemi Covid-19 mesti dijaga dan dipelihara agar tetap bertahan.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan ekonomi, secara normatif, didorong nilai-nilai yang digali dari ideologi negara. Ilmu pengetahuan, yang mengabdi pada pandu nilai-nilai tersebut, menjalankan dan mengoreksi pembangunan ekonomi.
”Ada interaksi dinamis antara nilai dan perilaku ekonomi akibat perubahan dan dinamika masyarakat,” kata Guru Besar Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika dalam diskusi publik secara virtual, Kamis (4/6/2020).
Diskusi publik yang digelar Megawati Institute itu mengusung tema ”Pancasila dalam Tindakan Ekonomi”. Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta memberi pengantar pada diskusi yang dimoderatori Jerry Marmen tersebut.
Erani mengatakan, tindakan, termasuk kegiatan ekonomi, terwujud dalam perilaku individu, masyarakat atau komunitas, dan negara atau pemerintah. Setiap tindakan ekonomi mestinya mengekspresikan setiap sila dalam Pancasila.
Dicontohkan, tindakan individu yang mencari keuntungan luar biasa dalam masa pandemi Covid-19 dengan menjual masker dan segala hal terkait lainnya. Secara ekonomi, orang tersebut memperoleh insentif yang luar biasa.
”Akan tetapi, secara moral (dia) itu bangkrut. Bagaimana mungkin ada perilaku individu atau kelompok masyarakat yang memperoleh keuntungan ekonomi luar biasa dari kesengsaraan pihak lain,” kata Erani.
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna mengatakan, diskusi perihal normal baru belakangan ini relatif hanya menyangkut protokol kesehatan dan gaya hidup baru, tetapi belum menyentuh hal-hal yang substantif.
”Saya awalnya menganggap dengan normal baru itu akan ada perubahan lebih radikal, revolusioner, atau lebih reformatif. Tetapi ternyata masih sangat teknis,” kata Mukhaer.
Menurut dia, normal baru seharusnya merupakan perubahan paradigma berpikir, kebijakan, dan tindakan. Terkait bidang ekonomi, normal baru berarti kembali ke ekonomi Pancasila.
Dia menuturkan, di tengah pandemi Covid-19 muncul semangat gotong royong di tingkat bawah, seperti di tingkat RT/RW dan komunitas lainnya. Pemerintah perlu memberi perhatian agar modal sosial seperti ini dapat terus dijaga. ”Jangan sampai spirit gotong royong yang berkecambah ini lewat begitu saja,” kata Mukhaer.
Realisasi
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada, Poppy Ismalina, menuturkan, arti penting mengkritisi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam sistem, kebijakan, program, dan tindakan ekonomi di Indonesia.
Ketika Pancasila sudah disepakati sebagai nilai dan ideologi negara, maka harus mewujud dalam sistem ekonomi. Pancasila harus direalisasikan dalam kebijakan dan program.
”Dan (Pancasila) harus menjadi basis acuan dalam aktivitas sektor ekonomi atau tindakan ekonomi,” kata Poppy yang mengisi diskusi virtual tersebut dari Canberra, Australia.