Jakarta Japan Club Memberi Bantuan 20.000 Masker untuk Tenaga Medis
›
Jakarta Japan Club Memberi...
Iklan
Jakarta Japan Club Memberi Bantuan 20.000 Masker untuk Tenaga Medis
Jakarta Japan Club memberikan bantuan penanganan Covid-19 kepada Pemerintah Indonesia. Bantuan senilai Rp 800 juta itu dalam bentuk 200.000 masker untuk tenaga medis.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkumpulan Perusahaan Jepang di Indonesia, The Jakarta Japan Club, memberikan bantuan penanganan Covid-19 kepada Pemerintah Indonesia. Bantuan senilai Rp 800 juta itu diberikan dalam bentuk 200.000 masker untuk tenaga medis.
Simbolis pemberian bantuan disampaikan oleh Ketua Jakarta Japan Club (JJC) Kyoji UEDA dan diterima oleh Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Budi Sylvana di Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Menurut Kyoji, beban terhadap tenaga medis di fasilitas kesehatan bertambah seiring meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia. ”Meski bantuan ini sedikit, kami berharap bisa berkontribusi untuk membantu tenaga medis,” ujarnya.
JJC, menurut Kyoji, tergerak membantu penanganan Covid-19 karena ingin membantu tenaga medis yang sedang berjuang sebagai garda terdepan. ”Dalam kondisi di mana kasus positif terus bertambah, perawatan bagi tenaga medis agar tidak tertular virus menjadi paling penting. Dengan kasus positif terus meningkat, melalui donasi masker ini semoga dapat berkontribusi untuk mengurangi resiko kolaps medis,” ujarnya.
Saat ini negara-negara di seluruh dunia masih berusaha memerangi Covid-19, termasuk Jepang. ”Negara Matahari Terbit” ini dianggap menjadi salah satu yang cukup sukses mengendalikan wabah Covid-19 tanpa memberlakukan penguncian wilayah (lockdown).
Dalam kondisi di mana kasus positif terus bertambah, perawatan bagi tenaga medis agar tidak tertular virus menjadi paling penting. Dengan kasus positif terus meningkat, melalui donasi masker ini semoga dapat berkontribusi untuk mengurangi resiko kolaps medis.
Berdasarkan data dari Worldometers, sampai dengan Kamis (4/6/2020), total kasus infeksi Covid-19 di Jepang adalah 17.018 kasus, dengan 14.867 sembuh dan 903 kematian. Setelah mencapai puncak penambahan kasus sebanyak 743 pada 11 April lalu, tren kasus positif di Jepang berangsur-angsur menurun. Kamis lalu, Jepang mengalami penambahan kasus positif sebanyak 32 orang. Sementara di Indonesia, hingga Kamis lalu, kasus positif mencapai 28.818, dengan 8.892 sembuh dan 1.721 kematian. Di Indonesia, belum ada tanda-tanda penurunan kasus positif. Pada Kamis ini tercatat ada penambahan kasus sebanyak 585 orang.
Kyoji mengatakan, Jepang masih mewaspadai munculnya gelombang kedua penularan. ”Di Jepang, sampai sekarang, pemerintah, sektor swasta, dan individu bekerja sama dalam penanggulangan virus. Kami juga masih di tengah jalan, tetapi saya pikir penting memiliki rasa persatuan, kerja sama, dan kesadaran individu untuk mencegah epidemi,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia berhasil menangani Covid-19 dan berbagai dampak yang ditimbulkan. Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menanggulangi dampak pandemi ini, misalnya, memberikan stimulus ekonomi yang lebih berani untuk perusahaan swasta dan membantu individu terdampak Covid-19.
”Penting juga agar pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pakar pengendalian penyakit menular untuk meminimalkan kebingungan di tengah masyarakat. Selain itu, setiap individu perlu memahami dan mematuhi anjuran mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak fisik,” katanya.
Memasuki era normal baru, perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia beradaptasi dengan menerapkan gaya hidup, pola pikir, dan pola kerja sesuai dengan kebutuhan. Pola kerja akan berubah menjadi relatif lebih fleksibel. Perusahaan-perusahaan Jepang juga menegaskan akan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.
”Sementara ini, produksi lamban. Kelebihan waktu yang muncul akan dipakai untuk mengembangkan sumber daya manusia bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka,” katanya.
Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengumumkan tahapan rencana pembukaan sembilan sektor ekonomi dan penetapan 102 kabupaten/kota untuk melaksanakan program masyarakat produktif dan aman Covid-19.
Sektor yang akan dibuka kembali meliputi pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, sembilan sektor tersebut dinilai memiliki risiko ancaman Covid-19 yang rendah, tetapi menciptakan lapangan kerja yang luas dan mempunyai dampak ekonomi yang signifikan.
Pelaksanaan dari program ini berlaku bagi sejumlah daerah yang berada di zona hijau dan tidak terdapat kasus positif. ”Berdasarkan laporan yang diterima Ketua Gugus Tugas, kebijakan tersebut telah direspons baik oleh pemimpin daerah di 102 kabupaten/kota,” kata Dono, Kamis malam.
Ia menegaskan, pembukaan sektor-sektor ekonomi tersebut dilakukan oleh kementerian terkait dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, diawali dengan edukasi, sosialisasi, dan simulasi secara bertahap.