Jumlah OTG Meningkat, Mal Pelayanan Publik di Sidoarjo Jadi Ruang Observasi Covid-19
›
Jumlah OTG Meningkat, Mal...
Iklan
Jumlah OTG Meningkat, Mal Pelayanan Publik di Sidoarjo Jadi Ruang Observasi Covid-19
Upaya menambah ruang observasi terus dilakukan seiring meningkatnya jumlah orang yang terkonfirmasi positif tanpa gejala klinis di Sidoarjo. Selain hotel, mal pelayanan publik juga dijadikan ruang observasi Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo, Jawa Timur, terus berupaya menambah ruang observasi seiring meningkatnya jumlah orang yang terkonfirmasi positif tanpa gejala klinis. Selain hotel, mal pelayanan publik juga dijadikan sebagai ruang observasi Covid-19.
Ruang observasi di Mal Pelayanan Publik direncanakan siap dioperasikan mulai pekan depan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo saat ini masih menyiapkan sarana dan prasarana seperti tempat tidur, peralatan medis, dan sumber daya manusia baik tenaga medis maupun nonmedis yang ditugaskan di sana.
Begitu proses penyiapan sarana dan prasarana selesai, ruang observasi ini langsung ditempati karena saat ini sudah ada 122 OTG yang tengah menjalani isolasi mandiri. (Syaf Satriawarman)
Ruang observasi yang berada di lantai dua, tepatnya di aula pertemuan itu, direncanakan memiliki kapasitas 129 tempat tidur. Tempat ini akan diisi oleh orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala klinis atau biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).
”Begitu proses penyiapan sarana dan prasarana selesai, ruang observasi ini langsung ditempati karena saat ini sudah ada 122 OTG yang tengah menjalani isolasi mandiri,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Jumat (5/6/2020).
Untuk mengoperasikan ruang observasi bagi OTG ini, Dinkes Sidoarjo memerlukan sumber daya manusia baik tenaga medis maupun nonmedis. Jumlah minimal tenaga kesehatan yang diperlukan mencapai 50 orang dan menurut rencana akan dipenuhi dari Dinkes Sidoarjo serta bantuan Pasukan Marinir 2.
Sehari sebelumnya, Kamis (4/6/2020), Pemkab Sidoarjo yang diwakili Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Pasukan Marinir 2 yang diwakili oleh Komandan Pasukan Marinir 2 Brigadir Jenderal TNI Ipung Purwadi. Nota kesepahaman itu bersifat umum.
Nota kesepahaman
Sekretaris Daerah Sidoarjo Achmad Zaini mengatakan, ada beberapa bidang yang digagas dalam nota kesepahaman itu, antara lain bidang sosial, bencana, kesehatan, keamanan, dan ketertiban. Penandatanganan nota kesepahaman itu bahkan sudah ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama, salah satunya di bidang penanganan dan pencegahan persebaran Covid-19.
Sebelum mengambil kebijakan membangun ruang observasi OTG di Mal Pelayanan Publik Sidoarjo, Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 sudah menjajaki kerja sama dengan sejumlah hotel. Dari lima hotel yang dijajaki, hanya satu yang bersedia menyediakan ruang observasi OTG dengan kapasitas 56 orang.
Upaya penjajakan dengan empat hotel lainnya belum berhasil. Sementara itu, kondisi satu hotel yang menyediakan ruang observasi tersebut saat ini terisi penuh. Hal itu disebabkan jumlah OTG di Sidoarjo yang terus meningkat setiap hari seiring meluasnya persebaran virus korona galur baru penyebab Covid-19.
Berdasarkan data Dinkes Sidoarjo, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini mencapai 703 orang, sebanyak 35 orang di antaranya sembuh dan 63 orang meninggal. Selain itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 470 orang dan jumlah orang dalam pemantauan (ODP ) 1.116 orang.
Jumlah kasus orang terpapar Covid-19 di Sidoarjo tertinggi kedua di Jatim setelah Kota Surabaya. Angka reproduksi Covid-19 tergolong tinggi, yakni mencapai 1,48. Selain itu, mayoritas penularan berasal dari transmisi lokal, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan Surabaya.
Untuk merawat orang yang terpapar Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo sudah menetapkan delapan rumah sakit rujukan. Rumah sakit rujukan ini meliputi RSUD Sidoarjo, RS Siti Hajar, RS Mitra Keluarga Waru, RS Siti Khodijah Sepanjang, RS Anwar Medika, RS Bhayangkara Porong, RS Rukital Juanda, dan RS Citra Medika.
Total kapasitas ruang isolasi khusus dan ruang isolasi biasa di delapan rumah sakit rujukan itu 450 orang. Namun, kapasitas ruang isolasi khusus saat ini tersisa tinggal untuk tiga orang. Selain itu, banyak warga Sidoarjo yang dirawat di rumah sakit di Surabaya.
Melihat kondisi fasilitas pelayanan kesehatan untuk penanganan kuratif Covid-19 yang terus penuh, Pemkab Sidoarjo menggencarkan upaya promotif preventif. Salah satunya dengan pembatasan sosial berskala besar yang berlangsung sejak 28 April hingga 8 Juni. Namun, efektivitas PSBB ini masih perlu ditingkatkan karena banyak warga yang melanggar.
Upaya deteksi dini persebaran Covid-19 dengan memperbanyak uji cepat dan uji usap di masyarakat juga kurang mendapatkan respons yang baik. Salah satunya saat dilakukan uji cepat dan uji usap di Desa Wonocolo dan Pasar Taman, banyak warga dan pedagang yang enggan ikut. Pedagang bahkan memilih tidak berjualan atau menutup lapak lebih awal demi menghindari uji cepat.