Kasus Covid-19 Terus Naik, Warga Kediri Raya Jalani Tes Cepat
›
Kasus Covid-19 Terus Naik,...
Iklan
Kasus Covid-19 Terus Naik, Warga Kediri Raya Jalani Tes Cepat
Sebanyak 1.533 orang warga Kabupaten dan Kota Kediri, Jawa Timur, menjalani pemeriksaan cepat. Pemeriksaan ini terkait dengan perkembangan kasus Covid-19 di Kota Kediri yang terus naik.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
KEDIRI, KOMPAS-Sebanyak 1.533 orang warga Kabupaten dan Kota Kediri, Jawa Timur, menjalani pemeriksaan cepat atau rapid test. Tes cepat berlangsung Jumat (5/6/2020) hingga Selasa (9/6). Kegiatan ini dilakukan untuk memercepat penanganan Covid-19 di kedua wilayah tersebut.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Kediri, Fauzan Adhima, Jumat malam, mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah memercepat pemeriksaan melalui tes cepat dan Polymerase Chain Reaction (PCR) sehingga warga yang tertular bisa lebih cepat diketahui dan dilakukan pelacakan untuk selanjutnya dilakukan penanganan.
“Hari ini ada 121 orang yang menjalani tes cepat dengan hasil semuanya nonreaktif. Sedangkan yang tes usap masih kosong,” ujarnya. Tes cepat dilakukan di halaman RS Kilisuci Kota Kediri. Jika hasil tes reaktif akan dilanjutkan dengan tes usap di rumah sakit.
Hari ini ada 121 orang yang menjalani tes cepat dengan hasil semuanya nonreaktif
Menurut Fauzan angka 1.533 orang merupakan jumlah prakiraan yang akan diperiksa selama lima hari. Angka itu didasarkan pada data pasien kontak erat dengan penderita, orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah terlaporkan ke Provinsi Jawa Timur.
Mereka yang diperiksa berasal dari berbagai umur, mulai dari anak di bawah tiga tahun hingga orang lanjut usia. Selama proses pemeriksaan protokol kesehatan tetap dilaksanakan, termasuk oleh petugas saat menjemput warga yang hendak diperiksa.
Perkembangan kasus Covid-19 di Kota Kediri terus naik meski jumlahnya belum sebanyak Kabupaten Kediri. Saat ini terdapat 47 pasien terkonfirmasi positif (39 dirawat, 7 sembuh, 1 meninggal). Adapun PDP 34 orang, ODP 333 orang, dan 3.575 orang dalam risiko (ODR).
Dihubungi secara terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib, mengatakan pemeriksaan massal dilakukan dengan melibatkan mobil laboratorium yang dikirim oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Menurut Chotib pihaknya merasa terbantu dengan keberadaan pemeriksaan masal ini karena angka kasus Covid-19 di wilayahnya cukup signifikan. Data terbaru menyatakan di Kabupaten Kediri terdapat 152 orang terkonfirmasi positif (132 dirawat, 11 sembuh, dan 9 meninggal), 189 PDP, 973 ODP, 1.410 OTG (orang tanpa gejala), dan 24.258 ODR.
Menurut Chotib hingga saat ini ada 19 klaster penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kediri. Klaster terbanyak adalah Pabrik Rokok Mustika Tulungagung sebanyak 43 orang; klaster Desa Kedok, Kecamatan Semen yang mencapai 27 orang; klaster baru 23 orang; dan klaster Surabaya 8 orang.
“Untuk penanganannya sesuai pedoman pemerintah pusat. Pasien positif dikarantina dan isolasi untuk pengobatan. Semua kebutuhan dipenuhi satgas desa, satgas kecamatan hingga kabupaten. Untuk warga yang lain yang sehat diberikan edukasi supaya mematuhi protokol kesehatan. Semua upaya yang mengarah pada pencegahan penularan dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu mulai 5 Juni penerapan karantina lokal bagi warga Desa Giripurno, Kota Batu, berganti dengan pembatasan sosial berskala lokal (PSBL). Sebelumnya, karantina lokal terhadap tujuh RT di dua RW di Desa Giripurno telah dilakukan sejak 23 Mei. Penerapan PSBL didasarkan atas perkembangan kasus Covid-19 yang signifikan di desa itu.
Hingga 4 Juni jumlah warga terkonfirmasi positif di Giripurno sebanyak 21 orang, 4 PDP, 3 OPD, 35 OTG, dan 475 ODR. Selain itu, dua warga Giripurno juga meninggal (1 positif, 1 PDP). Adapun total kasus positif di Kota Batu sebanyak 37 orang.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Batu Muhammad Chori mengatakan PSBL berlangsung 6-19 Juni. Wilayah yang dikarantina (PSBL) agak dijaga 24 jam oleh TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Perlindungan Masyarakat. Selain itu ada suplai pangan bagi anggota keluarga yang ditinggal oleh kepala keluarganya (positif) menjalani isolasi mandiri di shelter.
Seperti diketahui warga Desa Giripurno banyak berprofesi sebagai petani dan pedagang sayur. Untuk menjaga kebersihkan mereka, disediakan dua shelter bagi petani/pedagang sayur untuk membersihkan diri setelah mereka mengirim sayur keluar kota.
Dua shelter untuk sanitasi pedagang sayur yang dimaksud ada di SMP 6 Giripurno untuk pengiriman ke Malang, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya, serta di Tamah Hutan Raya R Soerjo untuk pengiriman ke Mojokerto.
“Mereka juga akan ditata. Ada standar operasional prosedur (SOP) dalam pengiriman sayur supaya aman, mulai dari petani sampai ke pengepul. Serta pengiriman dari pengepul ke pasar di luar kota. Semua dilakukan supaya aman,” kata Chori.
Menurut Chori Pemerintah Kota Batu melalui dinas terkait saat ini tengah mendata pedagang sayur yang mengirim barang ke luar kota, termasuk daerah tujuan pengiriman berikut waktunya. Semua diwajibkan melaksanakan protokol kesehatan. Saat ini SOP untuk pedagang sayur tengah disusun oleh dinas terkait.
“Setiap berangkat dan pulang mereka harus lapor di shelter yang dijaga oleh petugas sekaligus sebagai kontrol bahwa mereka telah membersihkan diri berikut kendaraanya,” kata Chori.