Soal Haji, Malaysia dan Pakistan Menunggu Keputusan Arab Saudi
›
Soal Haji, Malaysia dan...
Iklan
Soal Haji, Malaysia dan Pakistan Menunggu Keputusan Arab Saudi
Beberapa negara belum mengambil keputusan tentang pemberangkatan jemaah haji tahun ini. Mereka menunggu keputusan Pemerintah Arab Saudi terkait hal itu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT -- Malaysia, India, Bangladesh, dan Pakistan belum membuat keputusan soal pemberangkatan jemaah haji tahun 2020. Sementara Singapura memutuskan tahun ini untuk tidak akan memberangkatkan jemaah haji.
Majelis Ulama Singapura (MUIS) mengumumkan pembatalan pemberangkatan jemaah haji pada awal pekan ini. Pembatalan itu dinyatakan berdasarkan konsultasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura. Seperti diberitakan sejumlah media Singapura, seperti Channel News Asia dan The Straits Times, Singapura berencana memberangkatkan 900 jamaah pada tahun 2020.
Selain Singapura, pada pekan ini Pemerintah Indonesia juga telah mengumumkan penundaan pemberangkatan jemaah haji tahun ini. Menteri Agama Indonesia Fachrul Razi mengatakan, keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda, baik di Indonesia maupun Arab Saudi. Pemerintah Indonesia tidak ingin mengambil risiko mengenai kesehatan jemaah dan petugas haji.
Adapun Bangladesh bersiap pada kemungkinan membatalkan pemberangkatan jamaah haji tahun ini. Dhaka membutuhkan persiapan sekurangnya dua bulan untuk proses penyelenggaraan haji. Sebagaimana dikutip Dhaka Tribune, Menteri Agama Bangladesh Sheikh Md Abdullah menyatakan belum bisa membuat keputusan soal penyelenggaraan haji tahun 2020.
Sementara Menteri Koordinator Keamanan Malaysia, Ismail Sabri Yakob, menyatakan bahwa Kuala Lumpur menunggu keputusan Arab Saudi. Sampai sekarang, Riyadh belum kunjung membuat keputusan baru soal penyelenggaraan haji 2020.
“Tidak ada gunanya membuat keputusan sebelum ada kabar dari Arab Saudi,” ujar Ismail, sebagaimana dikutip kantor berita Bernama.
Para 31 Maret 2020, Arab Saudi meminta seluruh negara dan jamaah menunda persiapan pemberangkatan haji. Pengumuman itu menyusul keputusan Arab Saudi mengisolasi negaranya untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. Sampai sekarang, Arab Saudi belum mengeluarkan pengumuman baru soal haji.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Arab Saudi, Al Ikhbaria, akhir Maret lalu, Menteri Haji dan Umrah Pemerintah Arab Saudi Muhammad Saleh mengatakan, hal yang menjadi perhatian utama Pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara ibadah haji adalah kesehatan semua anggota jemaah dan warga Arab Saudi sebagai tuan rumah.
Pemerintah Arab Saudi mulai 31 Maret lalu telah membuka masjid-masjid di negaranya, yang sebelumnya ditutup guna mencegah penyebaran wabah Covid-19, untuk kegiatan shalat berjemaah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Namun, pembukaan kembali masjid itu tidak berlaku di wilayah kota Mekkah, tempat Masjidil Haram berlokasi.
Pemerintah Arab Saudi berencana membuka kota Mekkah, termasuk Masjidil Haram, pada 21 Juni mendatang. Keputusan tentang pelaksanaan haji--salah satu isu strategis negara itu selain isu migas dan pertahanan--berada di tangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud selaku pelayan dua Tanah Suci (Khadim al-Haramain al-Sharifain).
Minta tambahan kuota
Terkait penyelenggaraan haji tahun ini India dan Bangladesh juga masih menunggu keputusan terbaru dari Arab Saudi. India mendapat kuota 175.000 dan meminta tambahan 25.000 lagi untuk pelaksanaan haji tahun 2020. Sampai sekarang, New Delhi belum mendapat jawaban dari Riyadh soal penyelenggaraan haji 2020 maupun tambahan kuota.
Adapun Pakistan bersiap memangkas hingga 80 persen jumlah jamaah yang akan diberangkatkan tahun ini. Pemilik kuota terbesar setelah Indonesia itu berencana memberangkatkan hampir 180.000 jamaah pada 2020. Bulan Mei lalu, Kementerian Agama Pakistan diberitahu Riyadh bahwa Arab Saudi mungkin hanya mengizinkan Pakistan memberangkatkan paling banyak 20 persen jamaahnya.
Seperti dimaklumi, selain India, beberapa negara seperti Mesir, Pakistan, dan Indonesia memiliki kuota besar dalam jumlah anggota jemaah haji. Mesir memiliki kuota jemaah haji sekitar 80.000 orang, Pakistan 189.210 orang, dan Indonesia 231.000 orang. Penentuan kota haji diputuskan oleh Arab Saudi.
Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 7 juta umat Muslim dari beberapa negara mengunjungi Arab Saudi. Sebanyak 2,5 juta orang di antaranya adalah untuk melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji dan umrah memberikan pemasukan yang cukup besar bagi negara tersebut, sekitar 20 persen dari produk domestik bruto mereka setiap tahun dari sumber pendapatan non-migas. Nilainya sekitar 12 miliar dollar Amerika Serikat. (REUTERS/MTH/MHD)