Pemain drum Gusti Hendy kian produktif. Ia baru saja merilis empat singel solo yang terinspirasi dari kehidupan masa kecilnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Oleh
Dwi As Setianingsih
·2 menit baca
Selama masa karantina Covid-19, pemain drum Gusti Hendy justru produktif merilis karya. Selama Maret-Mei 2020, Hendy merilis empat singel solo terbarunya, ”Pinggir Banyu”, ”Freedom”, ”Tabujur Tahalang”, dan ”PWK”, melalui platform digital.
Keempat singel yang diproduksi sebelum pandemi Covid-19 tersebut terinspirasi dari kehidupan masa kecil Hendy di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. ”Pinggir Banyu”, mencerminkan kehidupan masa kecilnya di pinggir sungai yang dinamis sehingga musiknya juga dinamis.
Adapun ”PWK”, singkatan dari Pawakha, merupakan nama band Hendy pada masa kecil hingga remaja yang kerap ikut festival rock. ”Makanya lagu itu dibikin rada rock secara genre,” kata Hendy, Rabu (3/6/2020), di Jakarta.
Sementara ”Tabujur Tahalang” lebih kurang berarti, bila ingin menjadi benar, akan selalu ada halangannya. ”Freedom” merupakan komposisi tentang hidup bebas yang harmonis antarsesama. ”Makanya lagunya seperti main sendiri-sendiri, tapi nyambung, berharmoni,” ujar Hendy.
Untuk keempat singelnya tersebut, Hendy menggandeng sejumlah musisi, seperti Gerald Situmorang (gitar), Yankjay (gitar), Shadu (bas), Rian Hamzah (gitar), dan Adra Karim (hammond dan organ). Hendy, selain memainkan drum, juga memainkan kibor dan synthesizer.
Melalui karya solonya, Hendy yang selama ini lebih dikenal sebagai pemain drum Gigi dan Ligro ingin menunjukkan sisi Hendy yang sebenar-benarnya, setulus-tulusnya, semampunya. ”Intinya, drumer jangan selalu di belakang, tetapi harus berbuat sesuatu agar terlihat maju ke depan,” katanya.