Restoran dan Kafe Siap Beroperasi di Masa Transisi
›
Restoran dan Kafe Siap...
Iklan
Restoran dan Kafe Siap Beroperasi di Masa Transisi
Mulai Senin (8/6/2020), restoran dan kafe yang memiliki gedung sendiri sudah bisa beroperasi dengan pembatasan jumlah pengunjung. Restoran dan kafe pun beradaptasi dengan aturan baru tersebut.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki masa pembatasan sosial berskala besar transisi di DKI Jakarta, tempat usaha beroperasi separuh dari kapasitas. Tempat usaha itu juga harus menerapkan protokol kesehatan.
Di Restoran Garuda, Jalan H Agus Salim, Sabang, Jakarta Pusat, Minggu (7/6/2020), meja makan dengan kapasitas empat orang dibatasi menjadi dua orang. Plakban merah di sudut meja makan menjadi penanda bahwa titik itu tidak boleh diduduki pengunjung.
Di depan restoran tersedia tempat untuk mencuci tangan. Menurut Zia (21), karyawan Restoran Garuda, semua pengunjung harus mencuci tangan sebelum masuk restoran.
Manajemen, lanjut Zia, juga membatasi jarak antara pengunjung dan etalase lauk. Biasanya pengunjung bisa mendekat ke etalase untuk memilih lauk. Kini, pengunjung harus menunggu di balik meja yang membatasi pengunjung dan etalase.
Masih di Sabang, Kafe Saudagar Kopi juga menyiapkan aturan pembatasan pengunjung. Arya Abimanyu (21), karyawan Saudagar Kopi, menjelaskan, lantai dua yang menjadi ruang merokok dibatasi dari 20 pengunjung menjadi 10 pengunjung. Tempat duduk di teras kafe tidak dioperasikan.
Makan di tempat bertahap
Dihubungi secara terpisah, Associate Director of Communication McDonald\'s Indonesia Sutji Lantyka menuturkan, manajemen membuka layanan makanan di tempat secara bertahap. Dari 47 restoran di Jakarta, baru 10 restoran yang membolehkan makan di tempat mulai 8 Juni. Ke-37 restoran lainnya melayani pesan antar dan pesanan untuk dibawa pulang.
Dia memastikan manajemen mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Masker wajib dipakai bagi semua orang yang berada di restoran.
Jarak fisik antarpengunjung diatur minimal 1 meter. Pengunjung memasuki restoran secara bergantian agar kapasitas pengunjung tidak lebih dari 50 persen.
Di meja makan, pelayanan dilakukan tanpa kontak. Konsumen pun dianjurkan membayar secara nontunai. Karyawan dan pemasok bahan pangan diperiksa suhu tubuhnya dua kali sehari, sebelum bekerja dan setelah istirahat. Intensitas mencuci tangan ditingkatkan. Para pelayanan juga menggunakan sarung tangan, masker, dan pelindung wajah.
”Selain itu, kami juga memperketat prosedur standar operasi (SOP) dengan meningkatkan pembersihan di semua area di dalam restoran dan tetap menerapkan layanan contactless take away, contactless drive-thru, dan contactless McDelivery,” ujarnya.
Pasang pembatas
Pemilik jaringan restoran The Atjeh Connection, Amir Faisal, menyatakan, ada empat gerai The Atjeh Connection yang kini beroperasi di DKI Jakarta. Keempatnya akan dibuka untuk makan di tempat mulai Senin esok.
Protokol kesehatan juga dilaksanakan karena langkah ini melindungi kedua belah pihak, yaitu pengunjung dan karyawan. Selain membatasi pengunjung 50 persen dari kapasitas, tempat duduk diberi pembatas akrilik.
Semua karyawan diwajibkan mengenakan pelindung wajah, masker, dan sarung tangan. Pengunjung diperiksa suhunya sebelum masuk restoran.
Selain itu, lanjut Amir, manajemen juga mengurangi produksi makanan secara langsung di restoran. Untuk jus, misalnya, dibuat di dapur sentral dan dikemas dalam botol kaca. ”Kami meyakinkan pengunjung bahwa The Atjeh Connection beroperasi dengan higienis,” ujarnya.
Dia menyadari, pemberlakuan protokol kesehatan membuat suasana ngopi tak seperti dulu lagi. Pembatasan tempat duduk dengan akrilik, misalnya, akan mereduksi komunikasi antarpengunjung. Akan tetapi, di era normal baru, semua orang harus beradaptasi.
PSBB transisi merupakan persiapan DKI Jakarta menuju wilayah aman, sehat, dan produktif. Ini ditandai dengan pelonggaran aktivitas ekonomi di tempat usaha dengan gedung sendiri, rumah ibadah, dan perkantoran dengan syarat mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap menjalankan pola hidup bersih, sehat, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik, dan menjauhi kerumunan demi memutus penularan virus korona.