Pusat layanan konsultasi bagi UMKM diresmikan di Gedung Smesco, Jakarta. Melalui layanan ini, diharapkan UMKM dapat berkonsultasi dan mendapat pendampingan untuk bisa naik kelas dan menghadapi tantangan ke depan.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah meresmikan Smesco Indonesia sebagai pusat konsultasi bagi koperasi dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Melalui layanan ini, diharapkan akan ada semakin banyak pelaku usaha yang terhubung dengan dunia digital.
Data asosiasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menunjukkan, ada peningkatan jumlah pelaku usaha yang bertransformasi ke digital selama masa pandemi Covid-19 dari 13 persen menjadi 25 persen. Jika dilihat secara jumlah, ada sekitar 16 juta pelaku UMKM dari total 64,19 juta pelaku usaha yang sudah masuk dalam pasar digital.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menyampaikan, pusat layanan konsultasi dirancang untuk membantu pelaku UMKM naik kelas. Khususnya, untuk menghubungkan para pelaku usaha ke dunia digital agar lebih menarik konsumen.
”Pelaku usaha yang bisa bertahan di situasi krisis ini hanya mereka yang bisa beradaptasi dan berinovasi. Bahkan, yang bisa tumbuh di situasi pandemi Covid-19 adalah pelaku UMKM yang terhubung ke online marketplace,” kata Teten, di Jakarta, Kamis (2/7/2020).
Paparan ini disampaikan dalam acara peresmian Smesco Indonesia sebagai pusat konsultasi UMKM di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Kamis. Acara ini juga dihadiri Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim dan Direktur Smesco Leonard Theosabrata.
Lebih lanjut, kata Teten, pusat layanan konsultasi ini juga diharapkan dapat menghubungkan pelaku UMKM ke industri besar. Kemitraan ini dinilai penting agar terjadi rantai distribusi antara pelaku UMKM dan industri sehingga bisa tumbuh bersama.
”Pendampingan bagi mereka (pelaku UMKM) itu penting agar bisa melakukan adaptasi bisnis di dalam perubahan yang terjadi. Harapannya, proses produksi bisa semakin efisien, fokus pada permintaan pasar, serta mampu memenuhi tuntutan konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk,” tutur Teten.
Tidak hanya di wilayah Jakarta, ke depan, pusat layanan konsultasi juga dapat diakses oleh para pelaku UMKM di seluruh Indonesia melalui layanan dalam jaringan (daring). Layanan video tutorial juga akan disajikan untuk mempermudah proses belajar bagi pelaku usaha.
Pusat layanan terpadu yang ada di setiap daerah juga akan dimanfaatkan untuk melakukan pelatihan-pelatihan. ”Tempat itu akan digunakan juga untuk layanan konsultasi. Jadi, kami ada di setiap wilayah,” kata Teten.
Konsultasi
Arif Rahman Hakim menyampaikan, ada sejumlah persoalan yang disampaikan oleh para pelaku usaha. Berdasarkan data call center yang masuk ke Kemenkop dan UKM, ada 195.099 pelaku usaha yang menyampaikan keluhannya.
Ada pelaku usaha yang menyatakan penjualan menurun (23,1 persen), distribusi terhambat (19,5 persen), terkendala permodalan (19,45 persen), kesulitan bahan baku (11,08 persen), dan produksi terhambat (18,8 persen). Pemanfaatan izin digitalisasi dan penggunaan teknologi informasi juga masih belum merata.
”Untuk menjawab persoalan tersebut dan juga sebagai satu sistem pengembangan SDM, Kemenkop dan UKM membentuk layanan konsultasi UMKM. Ini merupakan layanan terpadu lintas kedeputian yang berfungsi membantu para pelaku UMKM yang ingin lebih maju, tetapi butuh pendampingan dan bimbingan,” papar Arif.
Beberapa layanan konsultasi yang diberikan, antara lain, meliputi bidang perdagangan dan pemasaran elektronik, manajemen produk, legalitas dan perizinan usaha, pembiayaan dan perpajakan, manajemen kuliner, kerajinan tangan, dan pengembangan bisnis. Ketujuh bidang ini akan terus dikembangkan secara bertahap.
Leonard Theosabrata mengatakan, layanan konsultasi akan dibantu oleh para tenaga ahli yang juga sudah menyelenggarakan berbagai kelas daring untuk UMKM. Masukan dari para UMKM nantinya akan diakomodasi untuk bahan membuat modul pelatihan bersifat daring.
”Di Basemen 1 Gedung Smesco ini juga nanti akan kami hadirkan Smesco Labo, yaitu laboratorium untuk masa depan UMKM. Akan ada tempat untuk mengadakan penelitian dan pengembangan dan berbagai kegiatan untuk menghadapi tantangan agar UMKM naik kelas,” kata Leonard.
Pusat layanan konsultasi ini pun disambut baik oleh para pelaku usaha, salah satunya Sri Titin (66), pelaku usaha jahe merah, Saripati LAER, yang berasal dari Cilegon, Banten. Ia berharap layanan konsultasi ini dapat membantunya menemukan pasar baru untuk memasok produk herbal.
Akibat pandemi Covid-19, kata Titin, berbagai acara pameran yang menjadi lahan untuk menjual produk dibatalkan. ”Semoga nanti saya bisa menemukan pasar baru untuk lebih mengenalkan produk dan memperluas pasar,” kata Titin.
Sejak memulai usaha pada 2006, dalam tiga tahun terakhir, Titin menyadari pentingnya penggunaan media digital untuk membantu perkembangan usaha. Ia pun kini berencana lebih memperlebar usahanya melalui pemanfaatan media sosial secara maksimal.