Masih Jadi Referensi Belanja, 143 Pasar Tradisional Direvitalisasi
›
Masih Jadi Referensi Belanja, ...
Iklan
Masih Jadi Referensi Belanja, 143 Pasar Tradisional Direvitalisasi
Kementerian Perdagangan menargetkan revitalisasi terhadap 143 pasar tradisional pada 2020. Program revitalisasi pasar tradisional terus didorong demi menggeliatkan perekonomian rakyat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kementerian Perdagangan menargetkan revitalisasi terhadap 143 pasar tradisional pada 2020. Program ini terus didorong demi menggeliatkan ekonomi masyarakat. Harapannya, pasar tradisional tetap menjadi referensi masyarakat dalam berbelanja.
”Salah satu misi Presiden (Joko Widodo) adalah pembangunan yang merata dan berkeadilan. Untuk mendukung misi tersebut, Kementerian Perdagangan akan meneruskan pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam peresmian Pasar Gentan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/7/2020).
Sebanyak 143 pasar tradisional yang akan direvitalisasi itu tersebar di 140 kabupaten dan kota di Indonesia. Program revitalisasi itu ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54 Tahun 2020. Adapun anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan tersebut sebesar Rp 392,15 miliar.
Agus mengungkapkan, pasar tradisional merupakan salah satu motor penggerak ekonomi lokal. Alasannya, pedagang yang berjualan merupakan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kondisi tersebut memungkinkan geliat ekonomi di tengah masyarakat.
Selain itu, Agus menilai, pasar tradisional punya peranan penting bagi masyarakat. Hingga kini pasar masih menjadi referensi berbelanja, khususnya kebutuhan pokok. Terlebih lagi, situasi yang memungkinan interaksi tawar-menawar membuat pasar tradisional kian menarik.
”Kedudukan pasar (tradisional) masih dirasa penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan pasar rakyat,” kata Agus.
Situasi yang memungkinan interaksi tawar-menawar membuat pasar tradisional kian menarik.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sleman Sri Purnomo mengungkapkan, revitalisasi pasar merupakan program penting. Perbaikan fisik terhadap bangunan pasar diyakini akan menambah daya tarik pasar tradisional. Kebersihan merupakan hal yang harus dipenuhi.
Salah satu pasar tradisional di Kabupaten Sleman yang ikut dalam program revitalisasi adalah Pasar Gentan. Pasar itu mendapat alokasi anggaran senilai Rp 6 miliar. Pembangunan berlangsung mulai 13 Oktober 2017 hingga 26 Desember 2017.
”Pekerjaan fisik konstruksi pasar sudah selesai 100 persen. Dan, sudah dilaksanakan serah terima pekerjaan pada waktu selesai kontrak. Saat ini sudah berfungsi dengan sebaik-baiknya,” kata Sri.
Selain itu, Sri menambahkan, pihaknya juga terus berupaya melakukan revitalisasi pasar tradisional di daerahnya. Sejak 2013-2019 sudah ada 19 pasar yang berhasil direvitalisasi. Total dana yang dikucurkan Rp 195,1 miliar. Adapun dana revitalisasi tersebut bersumber baik dari APBD Kabupaten Sleman, APBD Provinsi DIY, maupun APBN.
Selanjutnya, Sri menyampaikan, pada tahun ini pihaknya sudah merencanakan revitalisasi pasar tradisional menggunakan dana alokasi khusus terhadap tiga pasar tradisional, yakni Pasar Ngino, Pasar Sambilegi, dan Pasar Jangkang. Namun, pandemi Covid-19 membuat rencana tersebut tertunda. Anggaran difokuskan untuk penanganan wabah terlebih dulu.
”Semoga nanti pembangunannya dapat dilanjutkan setelah Covid-19 selesai. Tiga pasar yang akan direvitalisasi itu menyerap anggaran Rp 6,3 miliar. Ini pembangunannya ditunda lebih dulu sambil melihat kemampuan anggaran kami,” kata Sri.