Keselamatan Jadi Prioritas Untuk Turnamen Internasional
›
Keselamatan Jadi Prioritas...
Iklan
Keselamatan Jadi Prioritas Untuk Turnamen Internasional
Kerja sama dengan Kedutaan Besar RI di negara lain dilakukan PP Pelti untuk memastikan keselamatan petenis saat turnamen internasional kembali bergulir. Sebagai pemanasan, para petenis mengikuti turanmen internal Pelti.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Koordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di negara tujuan akan dilakukan PP Pelti saat kompetisi tenis internasional bergulir kembali. Keselamatan atlet akan menjadi prioritas dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Kami akan mengadakan kontak dengan Kedutaan Indonesia untuk turnamen internasional. Kalau dinilai tidak aman, petenis tidak berangkat. Tetapi, jika menginginkan ada yang tetap berangkat, koordinasi akan dilakukan dengan kedutaan,” ujar Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda Anwar di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Koordinasi akan dilakukan terkait dengan perkembangan situasi dan peraturan Covid-19 yang berlaku di negara tuan rumah, salah satunya karantina dua pekan. “Keselamatan atlet jadi prioritas,” kata Rildo.
Setelah semua turnamen internasional dihentikan ITF, ATP, dan WTA pada pertengahan Maret, kompetisi tenis direncanakan berlangsung kembali pada Agustus. Namun, seperti terdapat dalam laman resmi Federasi Tenis Internasional (ITF), di antara turnamen yang berlangsung dalam lima bulan terakhir tahun ini, tetap terdapat turnamen dengan status dibatalkan. Kepastian penyelenggaraan sangat tergantung pada perkembangan situasi Covid-19 di tiap negara.
Petenis putri nomor satu Indonesia, Aldila Sutjiadi, mempersiapkan diri dengan berlatih bersama anggota tim nasional putri lainnya di Jakarta. Mereka mengikuti turnamen internal pelatnas tenis putri di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 16 Juni-3 Juli.
“Saya melakukan persiapan untuk turnamen awal Agustus. Tetapi, itu juga harus menanti kepastian dari ITF, apakah kejuaraannya bisa berlangsung atau tidak. Pertengahan Juli ini mereka akan mengadakan rapat,” ujar Aldila setelah mengalahkan Jessy Rompies, 6-3, 7-6 (7-0), dalam final turnamen Pelti.
Seperti petenis lain di berbagai negara, sudah hampir empat bulan Aldila tak mengikuti turnamen. Maka, turnamen antarpemain pelatnas putri pun menjadi ajang adaptasi kembali ke pertandingan.
“Dalam latihan, pasti ada latih tanding dengan teman-teman, tetapi biasanya hanya satu set sampai menang empat gim. Bagi saya, turnamen ini menjadi latihan mental supaya tidak lupa rasanya bertanding,” kata petenis peringkat ke-173 WTA itu.
Dalam turnamen yang diikuti enam petenis tersebut, Aldila menjadi juara setelah tak terkalahkan dalam enam pertandingan. Lima laga dijalani dalam persaingan setengah kompetisi, ditambah satu pertandingan final karena dia menempati peringkat teratas klasemen. Adapun Jessy, yang menjadi lawan di final, berada pada peringkat kedua klasemen.
Urutan ketiga hingga keenam, secara berurutan ditempati Priska Madelyn Nugroho, Beatrice Gumulya, Jenice Tjen, dan Rifanty Kahfiani.
Aldila mengatakan, penampilannya dalam turnamen tersebut cukup baik, apalagi turnamen itu dijalani setelah hampir empat bulan tanpa kompetisi. Petenis berusia 25 tahun itu mengatakan, masih bisa menjaga stamina meski tidak dengan kondisi ideal untuk bertanding.
Kondisi itu terjadi karena latihan yang dijalani pada masa pandemi berada pada intensitas rendah hingga sedang. Hal ini dilakukan agar Aldila dan kawan-kawan bisa menjaga kesehatan hingga imunitas tubuh bisa terjaga selama masa pandemi.
Protokol kesehatan
Turnamen internal diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus, salah satunya adalah memberi kode pada bola. Upaya ini dilakukan agar setiap petenis menggunakan bola masing-masing saat servis dan tidak dipegang lawannya. Mereka juga menjalani pengecekan suhu tubuh dan mencuci tangan sebelum memasuki area pertandingan.
Wasit dan anak-anak pemungut bola mengenakan masker dan sarung tangan untuk meniadakan kontak langsung dengan petenis. Rildo mengatakan, protokol tersebut akan menjadi contoh jika turnamen nasional bisa digulirkan kembali.
Setelah latihan dan turnamen pelatnas putri, hal yang sama akan dilakukan tim pelatnas tenis putra. Enam petenis yang dipanggil untuk bergabung adalah Christopher Rungkat, M Rifqi Fitriadi, Gunawan Trismuwantara, Nauvaldo Jati Agatra, Lucky Chandra Kurniawan, dan Tegar Abdi.