Maserati Ghibli, Gaya Italia untuk Sehari-hari
Maserati Ghibli menyasar ceruk pasar yang sangat ”niche” dan eksklusif. Mobil ini diklaim lebih eksklusif daripada sedan-sedan premium Jerman sekelasnya. Seperti apa rasanya dikemudikan di Jakarta?
Performa dan eksotika. Dua kata itu kira-kira bisa menggambarkan dunia otomotif Italia secara umum. Namun, tak semua orang ingin terlihat seeksotik Ferrari atau Lamborghini setiap hari.
Di sinilah Maserati datang menawarkan unsur terbaik dari dua dunia itu. Desain yang masih membawa eksotika ditambah unsur performa, tetapi yang lebih pas untuk kegiatan sehari-hari.
”Kami menyebutnya sebagai ’everyday sport car’, mobil sport untuk sehari-hari. Saat weekdays, mobil dipakai dalam mode Normal, akan terasa nyaman, kalem, bahkan masih nyaman buat membawa lima orang. Tetapi, saat weekend dan bergabung dengan klub Maserati, sifat mobilnya bisa berubah sama sekali,” tutur Dhani Yahya, Direktur Operasi Maserati Indonesia, Kamis (25/6/2020).
Kami menyebutnya sebagai ’everyday sport car’, mobil sport untuk sehari-hari.
Saat ini, lanjut Dhani, Maserati Indonesia memasarkan tiga model Maserati, yakni dua model sedan: Maserati Quattroporte dan Maserati Ghibli, serta satu-satunya SUV yang diproduksi Maserati, yakni Maserati Levante. Pertengahan Juni 2020, Kompas menjajal Maserati Ghibli, yang menjadi salah satu ujung tombak pemasaran mobil berlogo trisula tersebut.
Belum ada pergantian model sejak pertama Kompas berkenalan dengan sedan empat pintu ini di Bali, 7-9 Oktober 2015. Maserati Ghibli hanya mengalami perubahan pada 2018. Salah satu perubahan paling signifikan adalah penambahan tenaga pada mesin V6 berkapasitas 3.0 liter (2.979 cc) dengan turbo ganda. Versi lama mesin ini ”hanya” mengeluarkan tenaga maksimum 330 HP dan kecepatan maksimum 263 kilometer per jam. Versi baru kini menyemburkan tenaga 350 HP dan kecepatan maksimumnya menjadi 267 km per jam. Mesin tersebut terpasang di varian standar Ghibli yang dipasarkan dalam kondisi ready stock di Tanah Air.
Dibangkitkan kembali
Sedikit kilas balik, mobil dengan kode model M157 ini adalah mobil kedua yang diberi nama Maserati Ghibli. Ghibli pertama berbentuk mobil sport grand tourer dua pintu yang dirancang desainer ternama Giorgetto Giugiaro dan diluncurkan pada 1966.
Maserati awalnya hanya berencana memproduksi 100 mobil berkonfigurasi tempat duduk 2+2 ini. Namun, penerimaan publik yang antusias membuat Maserati mengubah rencananya menjadi 400 unit. Akhirnya, mobil ini diproduksi hingga tahun 1972 dengan total produksi mencapai 1.295 unit.
Meski meraih sukses tersebut, nama Ghibli baru dibangkitkan lagi oleh pabrikan yang bermarkas di Modena, Italia, itu pada 2013. Kali ini, nama tersebut disematkan pada sedan empat pintu yang bisa mengangkut lima orang.
Walau demikian, bukan berarti ciri-ciri mobil sport eksotis hilang dari Ghibli baru ini. Lihat saja desain pintu tanpa bingkai (frameless door), kap mesin panjang yang meruncing ke depan dengan dua ”punuk” di atas roda, dan lampu depan yang menyipit berbentuk seperti bumerang. Aksen tiga lubang udara di ”pipi” bagian depan menjadi salah satu ciri desain Maserati yang dipertahankan.
Dari sisi performa, Ghibli dibekali mesin V6 yang diracik Ferrari. Seperti disebutkan sebelumnya, versi terbaru mesin ini mengeluarkan tenaga maksimum 350 HP pada putaran mesin 5.500 rpm dan torsi puncak 500 Nm bisa diraih pada rentang 1.750-4.500 rpm pada mode overboost di mode berkendara Sport. Tenaga mesin disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis ZF 8 tingkat percepatan.
Kesan premium
Kesan pertama saat mengendarai Ghibli dalam mode Normal adalah penyaluran tenaga mobil yang lembut dan kalem, mengesankan sebuah mobil premium. Yang unik dari Maserati adalah, dalam mode Normal atau Efisien (mode ICE, Increased Control and Efficiency) sekalipun, suara knalpotnya sudah meraung layaknya mobil sport.
Gerak roda kemudi terasa mantap. Bahkan, di mode ICE, setir yang dilengkapi power steering elektrik ini tetap tidak seringan mobil-mobil terbaru di kelasnya. Sepertinya Maserati memang berniat memaksimalkan rasa mobil sport dalam setelan roda kemudi ini.
Terbukti respons setir ini terasa paling nyaman saat melaju dalam kecepatan tinggi. Hal ini terjadi saat pilihan mode berkendara digeser ke Sport, saat perpindahan gigi transmisi terjadi di putaran mesin yang lebih tinggi dan respons akselerasi menjadi lebih cepat.
Namun, bahkan di kecepatan tinggi ini, rasa premium Ghibli tidak luntur. Penyaluran tenaga tidak meledak-ledak, tetapi tetap mengalir mulus dan terkendali.
Hanya sayang, rasa sporty mobil ini terasa agak berkurang dengan absennya paddle shift di balik roda kemudi untuk memindahkan gigi transmisi secara manual. Mode Manual memang tersedia, tetapi hanya bisa dioperasikan menggunakan tuas persneling di konsol tengah.
Pemilihan mode berkendara juga hanya bisa dilakukan dengan memencet tombol individual di sisi tuas transmisi, bukan berupa kenop putar atau geser. Alhasil, jika belum hafal betul dengan letak tombol-tombol tersebut, pandangan mata harus dialihkan dari jalanan di depan untuk melirik tombol yang ingin dituju.
Mengendarai Ghibli di jalanan Indonesia juga harus mewaspadai polisi tidur. Paduan ground clearance rendah, wheelbase panjang (2,998 meter), dan pantulan suspensi yang empuk pada mode Normal membuat mobil beberapa kali menggesek polisi tidur.
Dengan panjang 4,971 m; lebar total 2,128 m; dan tinggi 1,461 m; Maserati Ghibli secara dimensi berada di kelas yang sama dengan sedan-sedan premium ukuran menengah (mid-size), seperti Mercedes-Benz E-Class, BMW Seri 5, dan Audi A6/A7. Namun, Dhani Yahya mengatakan, Maserati Ghibli tidak bersaing langsung dengan para raksasa Jerman tersebut.
Positioning Maserati adalah lebih eksklusif daripada para pemain dari Jerman, tetapi lebih fungsional dan elegan dibandingkan teman-teman Italia-nya.
”Maserati mengisi ceruk yang tidak berkompetisi langsung, baik dengan mobil-mobil premium Jerman maupun dengan mobil sport Italia. Positioning Maserati adalah lebih eksklusif daripada para pemain dari Jerman, tetapi lebih fungsional dan elegan dibandingkan teman-teman Italia-nya,” ujar Dhani.
Dengan pemosisian seperti itu, Maserati Ghibli percaya diri dibanderol dengan harga di atas Rp 3 miliar per unit. Harga tersebut berada lumayan jauh dibandingkan harga rata-rata Mercedes-Benz E-Class atau BMW Seri 5, bahkan masih di atas harga varian terbatas Mercedes-AMG atau BMW M. ”Segmen kami memang sangat niche,” pungkas Dhani.
Apa pun itu, eksotika Italia memang selalu menggoda….