Menpora akan memimpin persiapan Piala Dunia U-20 tahun 2021. Sementara itu, PSSI diminta fokus mempersiapkan prestasi tim nasional.
Oleh
KELVIN HIANUSA/M IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memutuskan mengambil alih kendali penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 2021. Panitia Penyelenggara Piala Dunia U-20 atau INAFOC akan dipimpin Menteri Pemuda dan Olahraga. Pengurus Sepak Bola Seluruh Indonesia akan bertanggung jawab urusan prestasi tim nasional.
Keputusan tersebut diambil Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas di Jakarta, Rabu (1/7/2020). Sidang itu dihadiri kementerian dan lembaga serta PSSI untuk membahas persiapan Piala Dunia.
Menpora Zainudin Amali mengatakan, dirinya akan memimpin langsung INAFOC untuk persiapan Piala Dunia U-20. Pemerintah mengambil alih persiapan dari tangan PSSI karena pembiayaan dilakukan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
”Karena seluruh pembiayaan melalui APBN, penyelenggara harus ada unsur pemerintah. Keputusan rapat tadi INAFOC dibentuk dengan dipimpin Menpora,” kata Zainudin dalam konferensi pers, Rabu sore, di Gedung Kemenpora, Jakarta.
PSSI terlibat dalam struktur kepanitiaan INAFOC. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan ditugaskan mempersiapkan prestasi timnas. Selain itu, PSSI selaku induk cabang olahraga bertugas untuk berkoordinasi dengan Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Adapun susunan kepanitian INAFOC akan diresmikan setelah terbitnya keputusan presiden (keppres). ”Kalau sudah terbit, kami akan melengkapi kepanitiaan selanjutnya. Semua unsur kementerian lembaga, mulai dari PSSI hingga pemda, akan kami libatkan karena ini menyangkut pembiayaan APBN,” jelas Menpora.
Dari rapat tersebut, pemerintah bersama PSSI telah menyepakati enam stadion yang akan disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Persiapan tetap dikerjakan meski dua stadion belum disetujui FIFA.
”Kalau menunggu keputusan FIFA, masih lama. Sementara Kementerian PUPR butuh waktu untuk pengerjaan maupun persiapan administrasi. Maka tadi diputuskan untuk jalan terus,” tambah Zainudin.
Sebelumnya, PSSI mengusulkan perubahan dua dari enam stadion yang akan digunakan kepada FIFA. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, dan Stadion Jalak Harupat, Bandung, akan menggantikan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, dan Stadion Pakansari, Bogor.
Menpora meminta PSSI berkomunikasi langsung dengan FIFA terkait keputusan perubahan dua stadion tersebut. Namun, keputusan akhir berada di tangan FIFA. ”Kalau terakhir FIFA tidak berkenan, kami tidak bisa apa-apa, akan disesuaikan. Kami, kan, hanya mencari yang laik dengan banyak pertimbangan,” tambahnya.
Adapun empat stadion lain telah mendapat lampu hijau dari FIFA, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta; Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya; Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar; dan Stadion Manahan, Surakarta.
Persiapan timnas U-19
Terkait persiapan tim nasional jelang Piala Dunia U-20, Pelaksana Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan, pihaknya secara bertahap mempersiapkan timnas U-19 dengan menyelenggarakan pemusatan latihan virtual sejak 14 Mei. Setelah itu, timnas U-19 akan menjalani pelatnas yang dipimpin pelatih Shin Tae-yong, yang diharapkan tiba di Tanah Air pada Juli ini.
”Piala Asia U-19 di Uzbekistan, Oktober, menjadi jembatan dan parameter kami melihat persiapan tim ’Garuda Muda’ untuk Piala Dunia U-20 tahun 2021. Kami berambisi Indonesia tidak hanya berprestasi dalam penyelenggaraan, tetapi juga meraih prestasi di lapangan hijau,” kata Yunus, Rabu.
Selain pemusatan latihan, PSSI juga berencana mewajibkan tim di Liga 1 dan Liga 2 memainkan pemain berusia di bawah 20 tahun demi memberikan opsi lebih banyak kepada pemain muda berkualitas yang bisa bergabung dengan timnas U-19. Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 dijadwalkan bergulir kembali pada Oktober.