Pelayanan kesehatan menjadi salah satu bagian penting dalam ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika. Terkait dengan itu, Pemerintah Provinsi NTB mulai merekrut petugas yang terdiri dari dokter dan perawat.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pelayanan kesehatan menjadi salah satu bagian penting dalam ajang balap MotoGP yang direncanakan berlangsung di Sirkuit Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, akhir 2021 mendatang. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTB mulai merekrut petugas yang terdiri dari dokter dan perawat untuk mengisi pos-pos pelayanan kesehatan selama MotoGP berlangsung.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Nurhandini Eka Dewi dalam rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB di Mataram, Kamis (2/7/2020), mengatakan, pada 26 Juni 2020, mereka menerima surat permintaan tenaga untuk ajang MotoGP 2021 di Mandalika dari Kementerian Kesehatan.
Terkait perekrutan, kami juga sudah bertemu dengan pihak terkait untuk persiapan perekrutan, seperti Badan Kepegawaian Daerah, IDI, dan PPNI.
Menurut Eka, ada dua surat yang diterima sesuai dengan pos pelayanan kesehatan pada ajang MotoGP, termasuk kebutuhan tenaganya.
Surat pertama terkait seminar bagi petugas di medical enter (pusat kesehatan yang berada di dalam sirkuit) dan medical vehicle (ambulan). Untuk pos ini, kata Eka, Kementerian Kesehatan meminta 15 dokter dan 20 perawat (10 wanita dan 10 pria). Tenaga kesehatan di medical center akan bertugas mulai dari mengevakuasi hingga merawat pebalap apabila ada kecelakaan saat balapan.
Surat kedua, kata Eka, untuk lokakarya bagi petugas di medical station atau yang bertugas melayani tim-tim yang mengikuti balap. Jumlahnya mencapai 100 dokter dan 100 perawat.
Terkait dengan kebutuhan itu, kata Eka, mereka mengirim surat permintaan nama peserta ke dinas kesehatan semua kabupaten, rumah sakit, organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), termasuk ke sejumlah kampus di NTB, seperti Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan Fakultas Kedokteran Universitas Al Azhar.
”Terkait perekrutan, kami juga sudah bertemu dengan pihak terkait untuk persiapan perekrutan, seperti Badan Kepegawaian Daerah, IDI, dan PPNI,” kata Eka. Saat ini, proses pendaftaran atau penerimaan data peserta masih dibuka. Batas terakhir pada 4 Juli 2020 besok.
Tes kemampuan
Dokter atau perawat yang ingin mendaftar harus memiliki surat tanda registrasi (STR), memiliki sertifikat kegawatdaruratan, serta bisa berbahasa inggris. Terkait kemampuan bahasa inggris, kata Eka, peserta juga diminta untuk melapirkan skor tes kemampuan bahasa inggris (TOEFL) prediksi dengan nilai minimal 450.
”Setelah pendaftaran, kami akan melakukan penilaian administrasi pada 6 Juli, kemudian dilanjutkan wawancara pada 7-9 Juli,” ujar Eka.
Setelah itu, kata Eka, semua nama yang lulus dalam proses seleksi akan dikirim ke Kementerian Kesehatan untuk diseleksi. Keputusan nama-nama dokter dan perawat yang akan mengikuti seminar dan lokakarya ada pada Kementerian Kesehatan.
”Ini beban juga. Jadi, kami harus benar-benar bisa menyeleksi. Karena, kalau tidak lolos di kita, nanti bisa digantikan atau diisi oleh orang lain,” ujarnya.
Mengenai lokasi pelatihan, Eka akan mengusulkan agar dilakukan di NTB. Selain efisiensi, juga sebagai upaya menggairahkan kembali industri perhotelan yang saat ini masih lesu akibat pandemi Covid-19. Sedangkan kemampuan bahasa Inggris akan melibatkan organisasi profesi untuk memberikan pelatihan bagi anggota yang lulus.
Anggota Komisi V DPRD NTB dari Fraksi Nasdem, Bukhori Muslim, berharap kemampuan bahasa Inggris petugas kesehatan asal NTB yang nanti diterjunkan di MotoGP harus benar-benar disiapkan. Termasuk bagi anak-anak asal NTB yang akan dilibatkan. Untuk itu, DPRD NTB dalam waktu dekat akan bertemu dengan pihak PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Pembangunan sirkuit
Sementara itu, pembangunan sirkuit MotoGP hingga saat ini masih dalam tahap ground work (pekerjaan tanah). Sejumlah kegiatan yang dilakukan, antara lain, pembersihan lahan, pemasangan pagar beton pracetak keliling, galian tanah trek, dan pekerjaan timbunan tanah.
Aldulbar M Mansoer sebelumnya mengatakan, meski menargetkan sirkuit selesai pada akhir 2020, ground work dilakukan dengan sangat detail dan teliti.
Pekerjaan tanah, menurut Abdulbar, merupakan salah satu bagian penting dari konstruksi Sirkuit Mandalika sehingga harus dilakukan dengan tingkat ketelitian dan detail yang tinggi agar sesuai regulasi dan standar dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM).
Selain pekerjaan tanah, sistem dan prosedur mitigasi bencana juga terus dimatangkan pihak ITDC. Menurut Managing Director The Mandalika I Wayan Karioka, mitigasi bencana itu dilakukan dengan pembangunan saluran pengendalian banjir barat dengan panjang 5 kilometer.
Selain pembangunan fisik, kata Karioka, ITDC bersama Badan Pencarian dan Pertolongan menyiapkan tim SAR untuk pertolongan bencana. Selain personel, mereka juga melengkapi dengan perlatan untuk evakuasi.