Seniman Jawa Barat Gelar Pameran Daring untuk Berdonasi
›
Seniman Jawa Barat Gelar...
Iklan
Seniman Jawa Barat Gelar Pameran Daring untuk Berdonasi
Kelompok seniman di Jawa Barat menggelar pameran seni rupa secara daring pada 26 Juni-26 Juli 2020. Sebagian hasil penjualan karya seni itu akan didonasikan kepada rekan seprofesi yang terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kelompok seniman di Jawa Barat menggelar pameran seni rupa secara daring pada 26 Juni-26 Juli 2020. Sebagian hasil penjualan karya seni itu akan didonasikan kepada rekan seprofesi mereka yang terdampak pandemi Covid-19.
Pameran daring ini digagas Galeri Pusat Kebudayaan dan Institut Drawing Bandung. Pameran bakal diikuti 125 perupa dengan sekitar 200 karya. ”Banyak seniman yang kesulitan secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kami berupaya berempati dengan menggelar pameran online yang hasilnya akan didonasikan,” ujar Kurator Galeri Pusat Kebudayaan Isa Perkasa di Bandung, Kamis (2/7/2020).
Karya seni rupa yang dipamerkan dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 2,5 juta. Sejumlah 30 persen dari hasil penjualan setiap lukisan akan didonasikan.
Harga jual karya yang dipamerkan disesuaikan kondisi ekonomi masyarakat saat pandemi Covid-19. Menurut Isa, dengan harga yang relatif terjangkau, karya dalam pameran itu akan menyentuh pasar kolektor baru, yakni kolektor awam seni rupa dan masyarakat umum dengan tujuan berdonasi. Pemesanan karya dapat dilakukan dengan menghubungi nomor Whatsapp 082240115654.
”Penentuan harga di pameran ini bukan bermaksud menjatuhkan harga lukisan para perupa. Namun, dengan harga yang lebih terjangkau, diharapkan mempercepat penjualan sehingga donasinya dapat segera disalurkan,” ujarnya.
Harga yang lebih terjangkau diharapkan mempercepat penjualan sehingga donasinya dapat segera disalurkan.
Hingga Kamis sudah terjual 11 lukisan. Sebagian dari hasil penjualan telah diberikan kepada seniman yang ekonominya terdampak pandemi. ”Kami terus mendata para seniman di Jabar yang kehidupannya terdampak Covid-19. Semangatnya adalah kolaborasi untuk saling membantu,” ucapnya.
Isa mengatakan, kebanyakan perupa tidak bekerja di bidang lain. Jadi, saat pasar seni rupa lesu dihantam pandemi Covid-19, pendapatan mereka pun menurun drastis. ”Banyak seniman tidak lagi memperoleh pemasukan. Bahkan, ada yang untuk membeli sembako pun kesulitan. Jadi, pameran ini juga mempererat semangat kebersamaan di antara seniman,” ujarnya.
Salah satu perupa yang ikut serta dalam pameran ini adalah Andi Yudha Asfandiyar. Ia mengirimkan empat karya yang semuanya telah laku terjual. Andi membuat karya dengan teknik one line drawing atau menggambar dengan satu tarikan garis. Setiap karyanya dijual Rp 1,5 juta.
Keempat karyanya berjudul ”Bambu Bridge Baduy”, ”Kampung Naga 2”, ”Lumbung Padi Baduy”, dan ”Leuit Baduy”. Ia memilih tema lokal agar menjadi daya tarik tersendiri dan segera diminati.
”Mesti berpikir cerdas di saat sulit seperti ini. Yang dibutuhkan sekarang bagaimana agar karya lekas terjual sehingga dananya bisa digunakan untuk teman yang membutuhkan,” ucapnya.