Ganda campuran yunior Teges Satriaji Cahyo Hutomo/Indah Cahya Sari Jamil belum mampu memberikan perlawanan menghadapi senior mereka dalam Mola TV PBSI Home Tournament. Teges/Indah gagal melaju ke perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ganda campuran yunior Indonesia terbaik saat ini, Teges Satriaji Cahyo Hutomo/Indah Cahya Sari Jamil, tak bisa memanfaatkan peluang untuk memberi perlawanan terbaik kepada senior mereka dalam Mola TV PBSI Home Tournament. Mereka kesulitan menjaga fokus meski ”hanya” melawan rekan sendiri dalam turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia tersebut.
Dalam dua pertandingan di pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (1/7/2020), Teges/Indah kalah dari senior-senior mereka yang bergabung dalam pelatnas utama. Pemain pelatnas pratama itu dikalahkan ganda campuran peringkat keenam dunia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, 15-21, 10-21, pada sesi pagi. Dalam sesi sore, mereka kalah dengan skor lebih telak dari Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow, 11-21, 10-21.
Dengan prestasi dua gelar juara dari tiga turnamen pada 2020, Teges/Indah sebenarnya diharapkan tampil baik pada turnamen yang dibuat untuk mengisi kekosongan kompetisi sejak pertengahan Maret karena pandemi Covid-19 itu. Mereka menjuarai Belanda dan Jerman Internasional Grand Prix Yunior pada Maret.
Dalam struktur turnamen yunior, Grand Prix adalah level turnamen tertinggi. Selain Belanda dan Jerman, ada turnamen di India dan Indonesia berlevel sama. Namun, kedua turnamen yang seharusnya berlangsung Agustus itu dibatalkan karena Covid-19.
Oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti, sebelum persaingan ganda campuran dimulai, nama Teges/Indah bahkan disebut memiliki potensi membuat kejutan. Akan tetapi, mereka kesulitan menjaga fokus dalam dua pertandingan di Grup D. Kedua pertandingan pun berjalan singkat, masing-masing 34 dan 29 menit.
”Sebenarnya tidak ada rasa tegang. Kami sudah berusaha memberi perlawanan, tetapi kalah pengalaman dan tidak bisa menjaga fokus,” ujar Teges yang baru berpasangan dengan Indah pada 2020.
Indah pun mengakui bahwa penampilan mereka pada sesi sore menurun dibandingkan sesi pagi. ”Pada pertandingan pertama, perlawanan kami lebih baik, tidak mudah dimatikan. Tetapi, di pertandingan kedua, hancur banget. Harus ada perbaikan dalam konsistensi permainan dan fokus,” tutur Indah mengevaluasi penampilannya dan Teges.
Sebelum berpasangan dengan Teges, Indah terakhir kali berduet dengan Leo Rolly Carnando yang saat ini fokus di ganda putra bersama Daniel Marthin di pelatnas utama. Pada 2019, Leo/Indah menjadi juara Asia Yunior dan finalis Kejuaraan Dunia Yunior. Adapun Teges berpartner bersama Lanny Tria Mayasari pada 2019.
Teges/Indah menjadi ganda campuran yunior terbaik Indonesia saat ini dengan menempati peringkat lima besar dunia. Indah berada pada peringkat pertama, sementara Teges kelima. Tak seperti pemain senior, daftar peringkat pemain yunior disusun per individu untuk pemain ganda.
Teges/Indah pun menjadi salah satu calon penerus para senior mereka, salah satunya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang berperingkat keempat dunia dan menjadi juara All England 2020. Pada turnamen ini, Praveen/Melati berada di Grup A bersama Andika Ramadiansyah/Marsheilla Gischa Islami.
Namun, berdasarkan penampilan dalam dua pertandingan turnamen PBSI, pemain yang masing-masing berusia 18 tahun itu memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mendekatkan diri pada kualitas permainan senior-senior mereka.
Dengan dua kekalahan itu, Teges/Indah pun dipastikan gagal melaju ke perempat final karena hanya akan menjadi juru kunci Grup D yang diikuti tiga pasangan. Akbar/Winny memimpin persaingan di grup ini, diikuti Hafiz/Gloria.
Persaingan 11 pasangan ganda campuran dibagi dalam empat grup pada babak penyisihan. Dua peringkat teratas berhak lolos ke perempat final yang pertandingannya akan disusun lagi melalui undian.
Pertandingan ganda campuran berlangsung dalam pekan kedua turnamen setelah persaingan pemain-pemain ganda putra, 24-26 Juni, yang dijuarai Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan. Turnamen internal pemain-pemain pelatnas ini berlangsung setiap Rabu-Jumat untuk setiap nomor.
Digelar pada masa pandemi Covid-19, turnamen diselenggarakan tanpa penonton dengan menerapkan protokol kesehatan. Wasit, hakim garis, petugas kebersihan, serta pelatih yang mendampingi pemain di sisi lapangan mengenakan masker. Setelah pertandingan, tak ada salaman di antara pemain dan dengan wasit.