Digitalisasi Terakselerasi Pandemi Covid-19, Microsoft Beri Pelatihan Gratis untuk Para Pencari Kerja
›
Digitalisasi Terakselerasi...
Iklan
Digitalisasi Terakselerasi Pandemi Covid-19, Microsoft Beri Pelatihan Gratis untuk Para Pencari Kerja
Microsoft dan Google memberi pelatihan gratis ke pencari kerja untuk membantu mengurangi dampak PHK masif di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19. Program ini sekaligus mempersiapkan pekerjaan di masa yang akan datang.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Microsoft meluncurkan inisiatif peningkatan keterampilan digital gratis. Hal ini bertujuan untuk membantu mengurangi dampak pemutusan hubungan kerja yang masif terjadi di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 tidak hanya telah menyebabkan krisis kesehatan publik, tetapi juga krisis ekonomi. Dengan bergeraknya banyak negara di dunia memasuki fase normal baru, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, akan banyak perubahan dalam bursa kerja yang terakselerasi, aspek digital akan semakin sentral pada pekerjaan-pekerjaan yang tersedia.
Nadella mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, dengan adanya pandemi Covid-19 dan gelombang PHK yang terjadi, banyak orang mempelajari keterampilan baru.
Estimasinya, dalam lima tahun mendatang, sebanyak 149 juta pekerjaan baru akan tercipta di bidang seperti pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, dan mesin pintar. Total, 800 juta orang akan perlu mempelajari keahlian baru pada 2030.
Ketertarikan orang mempelajari keahlian baru ini terlihat pada peningkatan kunjungan pada tiga platform pembelajaran yang dimiliki Microsoft pada Mei 2020, yakni 475 persen peningkatan year-on-year di Microsoft Learn; 382 persen di Linkedin Learning; dan 900 persen di Github Learning Lab.
”Untuk itu, kami akan menggabungkan ketiga aset ini dan memberikan sejumlah pembelajaran gratis untuk mereka yang telah kehilangan pekerjaan agar mereka siap untuk pekerjaan di masa depan,” kata Nadella dalam peluncuran inisiatif ini yang digelar secara virtual pada Kamis (2/7/2020).
Sepuluh pekerjaan paling dibutuhkan
Kanal akses pelatihan gratis yang disediakan oleh Microsoft ini akan disiapkan di bawah Linkedin. Hal ini juga untuk memanfaatkan kekayaan data yang dimiliki platform jejaring sosial tersebut mengenai tren bursa kerja saat ini.
CEO Linkedin Ryan Roslansky mengatakan, untuk mendesain pelatihan gratis yang diberikan, Linkedin menganalisis data dari 690 juta penggunanya dan 50 juta perusahaan yang tergabung dalam platform Linkedin.
Dengan hasil analisis itu, Linkedin bisa mendapat gambaran mengenai pekerjaan dan keterampilan yang sedang dibutuhkan. ”Kita bisa melihat tren dari keterampilan dan pekerjaan yang sedang dibutuhkan,” kata Ryan. Dari data tersebut, Linkedin menemukan sepuluh pekerjaan yang dinilai paling sesuai di masa pandemi ini.
Sepuluh pekerjaan ini adalah programer, tenaga penjualan, projectmanager, administrator TI, customer service, digital marketer, IT support, analis data, analis finansial, dan desainer grafis.
Sepuluh pekerjaan ini, kata Ryan, memiliki jumlah lowongan terbesar, pertumbuhan yang stabil selama empat tahun terakhir, memiliki penghasilan yang memadai, dan membutuhkan keterampilan yang dapat dipelajari secara daring.
Untuk itu, Ryan mengatakan, Linkedin menyediakan rangkaian pembelajaran untuk masing-masing pekerjaan ini secara gratis. Pembelajaran ini disediakan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Perancis, dan Jerman.
Sementara itu, untuk keterampilan teknis digital juga dapat diakses secara gratis di Microsoft Learn. President Microsoft Brad Smith mengatakan, platform ini menawarkan pelatihan kemampuan teknis untuk menggunakan teknologi yang ditawarkan Microsoft, seperti Microsoft Azure dan Microsoft 365.
Program ini merupakan ekstensi dari program Grow with Google yang menyediakan pelatihan dan lokakarya secara fisik. Direktur Grow with Google Jesse Haines mengatakan, langkah ini diambil agar pelatihan dapat terus berjalan meski pembatasan fisik sedang berlangsung akibat Covid-19.
”Kami melihat banyak orang, terutama pencari kerja dan usaha mikro, sedang menemui masa yang penuh ketidakpastian. Kami ingin membantu meningkatkan keterampilan digital untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka,” tutur Haines.
Namun, program ini hanya tersedia bagi warga negara AS dan Kanada.
Brad Smith juga mengatakan, Microsoft akan menyumbangkan hibah uang tunai senilai 20 juta dollar AS untuk membantu organisasi nonprofit di dunia membantu mereka yang membutuhkan.
Menurut Brad Smith, Microsoft bekerja sama dengan sejumlah organisasi nonprofit, seperti NASSCOM India, Tech4Dev Nigeria, dan Trust for the Americas di Amerika Selatan.
”Kamu berharap dana hibah dari kami akan dapat membantu organisasi ini menyentuh total 5 juta orang yang kehilangan pekerjaan, terutama mereka yang berasal dari kelompok rentan; orang dengan disabilitas, perempuan, dan minoritas di komunitas teknologi,” ujarnya.