Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak antardaerah jelang Idul Adha. Itu dilakukan demi mencegah perdagangan hewan yang tidak sehat atau tidak sesuai ketentuan karantina.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak antardaerah. Tujuannya, mencegah perdagangan hewan yang sakit atau tidak sesuai ketentuan perundangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama untuk Idul Adha.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi mengatakan, menjelang hari raya Idul Adha biasanya rawan terjadi lalu lintas antardaerah hewan ternak, seperti sapi potong secara ilegal atau tanpa dilengkapi dokumen karantina. Modus yang digunakan pun beragam.
”Oleh karena itulah, Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya akan meningkatkan pengawasan di semua jalur perlintasan antardaerah, seperti di pelabuhan,” ujar Musyaffak Fauzi, Jumat (2/7/2020).
Karantina Pertanian Wilayah Kerja Pelabuhan Ketapang pada Rabu (1/7/2020) sempat menunda keberangkatan 15 sapi potong dari Bali menuju Bekasi karena ketidaksesuaikan dokumen penyerta. Belasan sapi itu merupakan bagian dari hewan ternak untuk menyuplai kebutuhan hewan kurban di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Penanggung Jawab Wilayah Kerja Pelabuhan Ketapang Karantina Pertanian Surtini mengatakan, ketidaksesuaian dokumen penyerta itu antara lain berupa perbedaan nama dan alamat penerima yang tertera pada sertifikat karantina (health certificate) dan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal.
”Di sertifikat karantina tercantum tujuan pengiriman sapi potong tersebut adalah ke Batam. Namun, di SKKH tertulis tujuan pengirimannya ke Bekasi,” ujar Surtini.
Surtini mengatakan, pihaknya menindaklanjuti temuan itu dengan mengecek langsung ke karantina di wilayah kerja Pelabuhan Laut Benoa. Hasilnya, ditemukan kesalahan teknis saat memasukkan data. Proses pengiriman 15 sapi potong itu pun akhirnya bisa melanjutkan perjalanan ke Bekasi setelah diperiksa kondisi kesehatannya dan tidak ditemukan penyakit yang berbahaya.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, arus lalu lintas hewan ternak kurban, seperti sapi dan kambing, meningkat tajam menjelang Idul Adha. Meski saat terjadi pandemi Covid-19, peningkatan arus lalu lintas ternak kurban diprediksi tetap terjadi. Hal itu untuk memenuhi tingginya permintaan hewan ternak, terutama di Pulau Jawa.
Cek peternak
Sementara itu, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo mulai melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak dengan datang langsung ke peternak. Itu dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan hewan kurban yang sehat, memenuhi syarat agama, dan layak dikonsumsi.
Pelaksana tugas Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Nuning Sri Pudjiastuti mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan di kandang dilakukan secara menyeluruh. Bahkan, petugas juga memeriksa sampel feses untuk memastikan ada cacingnya atau tidak.
Meski saat terjadi pandemi Covid-19, peningkatan arus lalu lintas ternak kurban diprediksi tetap terjadi. Hal itu untuk memenuhi tingginya permintaan hewan ternak, terutama di Pulau Jawa.
”Untuk saat ini sasaran pemeriksaan adalah peternak lokal di Sidoarjo. Sasaran berikutnya pedagang musiman dari luar daerah yang buka lapak dua pekan jelang hari raya,” ucap Nuning.
Pemeriksaan hewan ternak secara menyeluruh dilakukan rutin setiap tahun untuk melindungi masyarakat. Targetnya, tidak ada hewan yang tidak sehat masuk ke Sidoarjo sebab sangat berbahaya. Hewan berpenyakit berpotensi menularkan penyakit tersebut pada ternak lokal.
Sampai saat ini, penyakit ternak yang paling diwaspadai adalah antraks karena bisa menular pada manusia. Meski di Jatim tidak ditemukan kasus antraks, tetap diantisipasi dengan mengawasi lalu lintas hewan ternak secara ketat. Apalagi kasus antraks sudah ditemukan di Jawa Tengah.
Menjelang Idul Adha, Pemkab Sidoarjo biasanya menggelar kontes ternak untuk memotivasi peternak meningkatkan produksinya secara kuantitatif ataupun kualitatif agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun karena pandemi Covid-19, kontes ternak ditiadakan tahun ini.