Pembangunan Rumah Pompa dan Jembatan Joyoboyo Tetap Berlanjut
›
Pembangunan Rumah Pompa dan...
Iklan
Pembangunan Rumah Pompa dan Jembatan Joyoboyo Tetap Berlanjut
Pembangunan Rumah Pompa Petekan dan Jembatan Joyoboyo di Surabaya, Jawa Timur, tetap berlanjut di saat pandemi Covid-19. Pembangunan dua proyek tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pembangunan Rumah Pompa Petekan dan Jembatan Joyoboyo di Surabaya, Jawa Timur, tetap berlanjut di saat pandemi Covid-19. Pembangunan dua proyek tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati di Surabaya, Jumat (3/7/2020), mengatakan, pengerjaan dua proyek pembangunan tersebut sudah dimulai sebelum ada pandemi Covid-19. Anggaran untuk pembangunan kedua proyek itu dipastikan tidak mengganggu anggaran penanganan Covid-19.
Dua proyek ini ditargetkan selesai Desember 2020 sesuai rencana awal. (Erna Purnawati)
Pembangunan rumah pompa merupakan proyek tahun jamak yang dimulai sejak tahun lalu, sedangkan pembangunan Jembatan Joyoboyo sudah mulai sejak Maret. ”Dua proyek ini ditargetkan selesai Desember 2020 sesuai rencana awal,” kata Erna.
Rumah Pompa Petekan, lanjut Erna, merupakan salah satu fasilitas terpenting dalam mencegah banjir di kawasan Surabaya Utara. Rumah pompa yang terletak di ujung Sungai Kalimas yang berbatasan dengan Selat Madura ini difungsikan untuk mengatur ketinggian air saat hujan deras dan pasang air laut agar air tidak menggenang di permukiman warga.
Ketika hujan deras terjadi, pintu air akan dibuka untuk mempercepat aliran air menuju laut. Sebaliknya, saat pasang air laut, pintu air ditutup agar tidak terjadi banjir rob. Agar pengaturan air bisa maksimal, ada tiga unit mesin pompa berkapasitas 5 meter kubik di rumah pompa yang menelan anggaran sekitar Rp 40 miliar tersebut.
Tulang punggung
”Rumah Pompa Petekan menjadi tulang punggung fasilitas pencegah banjir di kawasan Surabaya Utara dan Surabaya Pusat karena mampu menggantikan 20 rumah pompa lain di kawasan tersebut,” ucap Erna.
Sementara pembangunan Jembatan Joyoboyo, menurut Erna, sudah mencapai 35 persen. Jembatan ini memiliki peran vital untuk mencegah kemacetan lalu lintas masuk ke Surabaya dari arah Sidoarjo karena bottle neck. Dari arah Sidoarjo ada delapan lajur dan berkurang menjadi dua lajur saat memasuki Jembatan Wonokromo.
”Nilai kontrak pembangunan Jembatan Joyoboyo sebesar Rp 39 miliar dengan tanggal kontrak 15 Oktober 2019,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya sudah melakukan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19. Proyek-proyek yang belum mulai kontrak dan dinilai tidak mendesak ditunda dan anggarannya dialihkan untuk Covid-19. Belanja rutin yang tidak terlalu mendesak, seperti pengadaan barang dan kunjungan dinas, pun ditekan.
Semua pekerja yang mengerjakan proyek tetap mengikuti protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19. (Tri Rismaharini)
”Pemerintah pusat juga membantu pembangunan tanggul Kali Lamong untuk mencegah banjir di kawasan perbatasan Surabaya dan Gresik,” ujar Risma.
Adapun proyek untuk menyukseskan gelaran Piala Dunia U-20 tahun 2021 tetap berlanjut karena Stadion Gelora Bung Tomo resmi ditunjuk menjadi salah satu dari enam stadion penyelenggara di Indonesia. Pembangunan tersebut antara lain pembuatan jalan akses masuk, pembenahan stadion, dan pembangunan stadion untuk latihan.
”Semua pekerja yang mengerjakan proyek tetap mengikuti protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19,” kata Risma.