Pemkab Malang Libatkan 4 Perguruan Tinggi Tangani Covid-19
›
Pemkab Malang Libatkan 4...
Iklan
Pemkab Malang Libatkan 4 Perguruan Tinggi Tangani Covid-19
Kabupaten Malang libatkan empat perguruan tinggi untuk membantu menangani kasus Covid-19 di daerah itu yang tak kunjung turun.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, meminta empat perguruan tinggi besar di Malang membantu menangani Covid-19 yang angkanya masih tinggi. Bantuan yang dimaksud mencakup tenaga kesehatan dan tindakan yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi.
Empat perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Universitas Islam Malang (Unisma), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Bupati Malang M Sanusi mengatakan, setiap perguruan tinggi akan menangani satu wilayah kecamatan. Seperti diketahui, ada empat kecamatan di Kabupaten Malang yang angka kasus Covid-19-nya paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain, yakni Singosari, Lawang, Karangploso, dan Dau.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Malang per 3 Juli pukul 15.26, angka kasus positif Covid-19 di Singosari mencapai 83 orang, 139 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 66 orang dalam pemantauan (ODP). Sementara di Lawang terdapat 51 positif, 52 PDP, dan 56 ODP.
Adapun di Kecamatan Karangploso terdapat 18 positif, 31 PDP, dan 27 ODP. Di Dau ada 9 positif, 35 PDP, dan 24 ODP. Total jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Malang mencapai 234, sebanyak 511 PDP, dan 534 ODP.
Sanusi menyebut tidak hanya dokter dan tenaga kesehatan yang ada di setiap fakultas di keempat perguruan tinggi, tetapi juga mahasiswa ikut digerakkan untuk melakukan pendataan pasien dan kegiatan lain.
Menurut Sanusi, kerja sama dengan empat perguruan tinggi dilakukan setelah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur, pekan lalu. Menurut Sanusi, pihaknya terus mencoba memberikan edukasi kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. Beberapa desa di Kecamatan Singosari dan Lawang juga masih menerapkan pengetatan sosial mandiri sejak pertengahan Juni lalu.
Sementara itu, selama Juli, ada tambahan lima pasien terkonfirmasi positif di Batu. Dari kelima orang itu, salah satunya merupakan pasien (kode) C-62, laki-laki (62), warga Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo.
Pasien ini telah meninggal 23 Juni, tetapi hasil pemeriksaan usapnya (swab) baru keluar. Sebelumnya, C-62 ini punya riwayat kontak dengan pasien C-61 di salah satu acara khitanan. Pasien C-61 juga sudah meninggal.
Sebagai tindak lanjut dari peristiwa ini, Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Batu, M Chori, menyatakan telah dilakukan tes cepat (rapid test) terhadap 22 warga pada 25 Juni. Hasilnya, sembilan orang reaktif. ”Mereka yang reaktif kemudian menjalani swab, tetapi hasilnya belum keluar,” katanya.
Selain C-62, dua orang lainnya yang hasil swab-nya juga positif adalah kerabat pasien C-50 (ibu hamil positif Covid-19 yang meninggal pertengahan Juni lalu). Keduanya adalah C-63 (79), warga Desa Mojorejo, dan C-65 (66) warga Kelurahan Sisir.
”Saat ini kondisi keduanya tidak menunjukkan gejala dan mereka tengah menjalani isolasi mandiri di rumah,” kata Chori. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jawa Timur per 2 Juli di Batu, terdapat 66 pasien terkonfirmasi positif (6 meninggal, 24 sembuh), 114 PDP, dan 331 ODP.